Seorang Pemuda Tewas Tergulung Gelombang Pasang di Pesisir Gianyar
Gelombang pasang air di pesisir selatan Pulau Bali menelan korban. Seorang pemuda tergulung ombak di Pantai Siyut, Gianyar, Rabu (27/5/2020) pagi. Sekitar enam jam pencarian, korban pun ditemukan meninggal.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
GIANYAR, KOMPAS — Putu Angga Wisargawan (20), warga Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali, ditemukan meninggal di muara Sungai Sangsang, Gianyar, Rabu (27/5/2020) siang. Sebelumnya, korban bersama tujuh kawannya tergulung gelombang pasang air laut di Pantai Siyut, Desa Tulikup, Rabu pagi.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gianyar Ngakan Putu Darmajati menerangkan, laporan yang diterima menyebutkan korban bersama tujuh orang kawannya digulung gelombang air pasang pada Rabu pukul 07.30 Wita. Ketika itu, sekelompok pemuda tersebut sedang duduk di sekitar tanggul dekat muara Sungai Sangsang, Tulikup, saat gelombang pasang datang.
Tujuh kawan korban, termasuk seorang perempuan, dapat menyelamatkan diri. Sementara korban terseret arus ke arah hilir sungai. Pencarian korban digelar sejak pagi. Upaya pencarian dan penyelamatan melibatkan tim gabungan, antara lain, dari BPBD Kabupaten Gianyar, BPBD Kabupaten Klungkung, Balawisata, Kantor Badan SAR Nasional Kelas A Denpasar, Kepolisian Resor Gianyar, Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Polda Bali, dan masyarakat. Mereka juga didukung tim dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Gianyar.
Petugas SAR Denpasar Ketut Wirajaya mengatakan, para penolong harus berhati-hati dan waspada ketika melakukan upaya pencarian dan penyelamatan korban lantaran gelombang pasang masih terjadi. ”Kami sudah mengupayakan pencarian dengan mengerahkan penyelam dan juga menjaring di sepanjang muara sungai,” kata Wirajaya di Pantai Siyut, Rabu siang.
Sekitar enam jam pencarian, Rabu pukul 14.30, sekelompok penolong menemukan jenazah korban di dasar Sungai Sangsang, sekitar 50 meter dari muara sungai yang hilirnya menuju Pantai Siyut. Suasana haru dan sedih menyelimuti keluarga dan kerabat korban ketika jenazah korban diangkat dari sungai. Keluarga korban menanti di tepi sungai selama upaya pencarian.
”Kami sangat berharap korban dapat ditemukan,” kata Pande Komang Widana (49) dari pihak keluarga korban yang ditemui di Pantai Siyut.
Masih ada warga yang keluar rumah dengan alasan jenuh dan bepergian meski masih di wilayah desa.
Adapun Bendesa (Kepala Desa Adat) Tulikup Kelod I Nyoman Sukara menyatakan, pihaknya sudah mengimbau warga di desanya agar sementara berdiam di rumah selama masa pandemi Covid-19. Namun, ia mengakui masih ada warga yang keluar rumah dengan alasan jenuh dan bepergian meski masih di wilayah desanya.
”Dengan adanya musibah ini, saya akan mengimbau warga agar lebih berhati-hati ketika keluar rumah dan sebaiknya tidak keluar rumah jikalau tidak ada kepentingan yang mendesak,” ujar Sukara.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sudah mengeluarkan pemberitahuan peringatan dini banjir akibat limpasan air laut atau rob mulai Rabu (27/5/2020) hingga Kamis (28/5/2020). Masyarakat di pesisir diimbau mewaspadai fenomena banjir pesisir yang diakibatkan aktivitas pasang air laut, gelombang tinggi, dan curah hujan tinggi.
Banjir pesisir atau rob diprediksi melanda wilayah pesisir selatan Pulau Bali dan beberapa daerah lain, misalnya, pesisir barat Lampung, pesisir selatan Pulau Jawa, dan pesisir selatan Nusa Tenggara Barat. Sejumlah kawasan pesisir di Gianyar dan Badung, Bali, juga diprediksi dilanda rob.
Fenomena banjir pesisir terjadi saat kondisi bulan baru atau pergantian bulan dan adanya palung tekanan rendah di barat Australia sampai perairan Jawa.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar Iman Faturahman membenarkan BMKG mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir di sejumlah wilayah, termasuk pesisir selatan Pulau Bali. Ia menerangkan, fenomena banjir pesisir terjadi saat kondisi bulan baru atau pergantian bulan dan adanya palung tekanan rendah di barat Australia sampai perairan Jawa.
”BMKG juga mengimbau masyarakat di pesisir atau beraktivitas bahari agar waspada dan memperhatikan potensi gelombang tinggi yang dapat di atas dua meter,” kata Iman kepada Kompas.