Tes Cepat Massal di Pusat-pusat Niaga Purbalingga, Tujuh Orang Reaktif
Tes cepat digelar di pasar-pasar di Kabupaten Purbalingga dan Kebumen, Jawa Tengah. Tes massal ini untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tempat publik.
Oleh
Wilibrordus Megandika Wicaksono
·3 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga menggelar tes cepat massal Covid-19 di empat pasar besar, pusat penjualan buah, serta toko alat rumah tangga. Dari sekitar 300 orang yang menjalani tes, tujuh orang di antaranya reaktif.
Empat pasar besar itu adalah Pasar Segamas, Pasar Hewan, Pasar Bobotsari, dan Pasar Bukateja. Selain itu, tes cepat juga dilakukan di pusat penjualan buah di Jalan Jenderal Soedirman serta toko penjualan alat rumah tangga di Jalan DI Panjaitan.
”Jumlah sampel yang kami ambil seluruhnya sekitar 300 orang. Dari jumlah itu, tujuh orang diketahui reaktif Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Hanung Wikantono, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (28/5/2020).
Hanung menyampaikan, tujuh orang yang reaktif terdiri dari lima sampel di Pasar Bobotsari dan dua sampel di Pasar Bukateja. Semua yang reaktif adalah pedagang. ”Sampel kami ambil dari pedagang, pembeli, tukang ojek, dan karyawan toko di kompleks pasar,” kata Hanung.
Terhadap orang yang diketahui reaktif, dinas kesehatan setempat langsung melakukan penelusuran kepada orang-orang yang punya riwayat kontak langsung dengan yang bersangkutan. Pihak keluarga juga ikut dilacak.
”Standar prosedur yang kami lakukan terhadap orang yang reaktif saat rapid test selanjutnya diminta untuk isolasi di rumah sakit dan kemudian dilakukan test PCR (polymerase chain reaction),” kata Hanung.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, pemerintah daerah terus berupaya mencegah penyebaran Covid-19 di Purbalingga. Hal ini karena Purbalingga masih masuk zona merah dengan pasien terbanyak kelima di Jawa Tengah.
Purbalingga masih masuk zona merah dengan pasien terbanyak kelima di Jawa Tengah.
”Pasien Covid-19 positif di Purbalingga saat ini sudah 55 orang. Selain itu ada 20 pasien dalam pengawasan yang meninggal sebelum diketahui status Covid-nya,” kata Pratiwi.
Ia juga melakukan sosialisasi penggunaan masker di pasar-pasar. Di pasar hewan, ia kecewa karena kesadaran pedagang dan pengunjung pasar masih rendah dalam menggunakan masker. Di pasar hewan Purbalingga, Bupati membagikan lebih dari 1.000 masker untuk dipakai pedagang dan pengunjung.
”Kalau untuk Pasar Segamas, Pasar Bukateja, dan Pasar Bobotsari, kesadaran pedagang dan pengunjung sudah mulai membaik. Di pasar hewan banyak yang tidak mengenakan masker dan banyak pula yang masih berkerumun,” katanya.
Sementara itu, tes cepat juga digelar Pemerintah Kabupaten Kebumen di sejumlah pusat niaga. Tes cepat digelar di Pasar Rowokele, Pasar Selokerto Sempor, Pasar Wonokriyo Gombong, dan Pasar Karanganyar. Dari 1.700 orang yang dites, ada satu orang yang reaktif dari Pasar Rowokele.
Bupati Kebumen Yazid Mahfudz menyebutkan, pemerintah menyiapkan 13.000 alat tes cepat untuk dipakai di 26 pasar di Kebumen. ”Pasar menjadi lokasi rapid test karena berpotensi menjadi pusat penyebaran Covid-19,” kata Yazid di sela-sela peninjauan di Pasar Wonokriyo Gombong.
Dari hasil tes cepat massal di empat pasar tradisional, hanya terdapat satu warga dinyatakan reaktif. Warga yang hasilnya reaktif tersebut langsung diminta melakukan karantina mandiri dan akan dilakukan tes swab melalui uji PCR di laboratorium.
Tidak hanya pengunjung dan pedagang pasar, tes cepat juga diikuti oleh kepala desa dan lurah di Kabupaten Kebumen. Seperti di Kecamatan Gombong, 12 kepala desa dan dua lurah bersama relawan Covid-19 mengikut tes cepat di kantor kecamatan setempat. Namun, hasil rapid test menunjukkan seluruhnya nonreaktif (NR) Covid-19.
”Kami siapkan 460 rapid test untuk kepala desa dan lurah. Selain itu juga masing-masing desa kita kasih lima rapid test kit,” ujar Yazid.