Normal Baru di Kota Magelang Diprioritaskan bagi Sektor Ekonomi
Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, masih mengkaji tatanan kehidupan normal baru menghadapi pandemi Covid-19. Untuk sementara, sektor ekonomi menjadi yang pertama didorong segera menjalankan normal baru,
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, masih mengkaji tatanan kehidupan normal baru menghadapi pandemi Covid-19. Untuk sementara, sektor ekonomi menjadi yang pertama didorong segera menjalankan konsep normal baru.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono mengatakan, sektor ekonomi mendapatkan prioritas perhatian karena sangat penting mendukung aktivitas lain, termasuk di lingkup pemerintahan.
”Jika kegiatan ekonomi dibiarkan lesu atau mati, hal itu akan membuat pemerintah kehilangan pemasukan, tidak mampu membiayai operasional sehari-hari, dan pada kondisi terparah, kami pun mungkin akan kesulitan membayar gaji pegawai,” ujar Joko saat ditemui, Jumat (29/5/2020).
Sekalipun belum membuat rumusan terkait tatanan hidup baru tersebut, Joko memastikan bahwa semua aktivitas, termasuk di sektor ekonomi, wajib memenuhi protokol kesehatan. Terkait hal itu, Pemkot Magelang nantinya akan melibatkan personel TNI dan polisi untuk membantu mengawasi dan mengendalikan warga di pusat-pusat keramaian agar semuanya tetap menjalankan pola dan perilaku sesuai standar kesehatan.
Menyangkut sektor pendidikan, Joko mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena masih harus menunggu arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menyangkut bidang keagamaan, menurut dia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memang sudah memberikan arahan untuk melakukan shalat di mushala atau masjid. Namun, hal tersebut tidak bisa sepenuhnya diterapkan karena arahan itu hanya berlaku di daerah zona hijau.
Kendati demikian, dengan mempertimbangkan desakan masyarakat, Joko menuturkan, pihaknya berencana menerapkan sistem kegiatan ibadah keagamaan dengan pembatasan. ”Nantinya kami akan menerapkan sistem peribadatan berjarak,” ujarnya.
Desakan masyarakat di Kota Magelang, Jawa Tengah, akan penerapan kehidupan normal baru sudah cukup tinggi. Kendati demikian, sistem hidup normal baru belum bisa dengan cepat diterapkan bulan ini karena angka reproduksi kasus Covid-19 masih terbilang tinggi.
”Kita masih harus sangat berhati-hati karena angka RO (reproduction number) di Kota Magelang masih terdata mencapai 1,” ujarnya.
Pemkot Magelang pun masih akan memperketat pengawasan terhadap lalu lintas kendaraan dan menutup akses jalur utama kendaraan luar kota dari arah utara ataupun selatan menuju pusat Kota Magelang.
Selain mempertimbangkan angka RO di wilayah sendiri yang masih tinggi, Joko mengatakan, Kota Magelang tetap harus waspada dan hati-hati karena angka reproduksi kasus di wilayah Kabupaten Magelang masih tinggi, yakni lebih dari 2.
Kondisi tersebut harus diwaspadai karena banyak warga masih melakukan aktivitas lintas wilayah, misal dari Kota Magelang ke Kabupaten Magelang, atau sebaliknya. Dengan mempertimbangkan kondisi di wilayah tetangga tersebut, Pemkot Magelang pun masih akan memperketat pengawasan terhadap lalu lintas kendaraan dan menutup akses jalur utama kendaraan luar kota dari arah utara ataupun selatan menuju pusat Kota Magelang.
Kendati demikian, Joko mengatakan, tim dari Pemerintah Kota Magelang akan segera merumuskan tatanan hidup normal baru tersebut. Ditargetkan, tatanan tersebut sudah bisa diterapkan pada Juni mendatang.
Sementara itu, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan, mulai Jumat (29/5/2020), segenap dinas dan instansi terkait di Kabupaten Magelang sedang mengkaji dan membuat rumusan pola hidup normal baru.
Selain mempersiapkan tatanan tersebut, Nanda mengatakan, Pemerintah Kabupaten Magelang juga terus berupaya melakukan penanganan kasus Covid-19 dan terus melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak mendiskriminasi kelompok masyarakat atau wilayah tertentu yang terkait kasus-kasus penyebaran Covid-19.