Warga Sipil Ketakutan, Kelompok Bersenjata Duduki Distrik Wandai di Intan Jaya
Kelompok kriminal bersenjata telah membuat markas di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya. Kelompok ini sebelumnya menembak dua tenaga kesehatan dan seorang petani di Distrik Wandai.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata masih menduduki Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Papua, selama beberapa pekan terakhir. Bahkan, kelompok yang diduga telah menembak tiga warga Wandai ini telah membuat markas di lokasi tersebut.
Kepala Polres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar Yuli Karre Pongbala saat dihubungi dari Jayapura, Senin (1/6/2020), membenarkan, hingga kini kelompok kriminal bersenjata masih berada di Distrik atau Kecamatan Wandai. Diketahui, kelompok ini menembak dua tenaga kesehatan, yakni Alemanek Bagau dan Heniko Somau, yang sedang bertugas dalam penanganan Covid-19 pada 22 Mei 2020.
Alemanek berhasil selamat meski menderita empat luka, sedangkan rekannya, Heniko, meninggal dengan tiga luka tembak. Kelompok ini juga menembak seorang petani bernama Yunus Sani yang sedang melintasi Kampung Magataga, Distrik Wandai, Jumat (29/5/2020). Yunus tewas di tempat dalam insiden ini.
Adapun para pelaku menyerang ketiga korban ini karena mencurigai korban sebagai mata-mata atau intelijen yang memasok data ke pihak kepolisian dan TNI. ”Kehadiran kelompok ini membuat warga ketakutan. Ada warga yang telah mengungsi ke rumah kerabatnya di distrik lain. Jumlah mereka sekitar 50 orang dan memiliki beberapa pucuk senjata laras panjang,” ungkap Yuli.
Ia mengakui belum ada aparat keamanan yang bertugas di Distrik Wandai. Dari delapan distrik di wilayah tersebut, aparat keamanan baru ada di tiga distrik, yakni Homeyo, Hitadipa, dan Sugapa, ibu kota Intan Jaya.
Dari delapan distrik di wilayah tersebut, aparat keamanan baru ada di tiga distrik, yakni Homeyo, Hitadipa, dan Sugapa, ibu kota Intan Jaya.
Adapun lima distrik lain belum dijaga pihak kepolisian, yakni Tomasiga, Agisiga, Ugimba, Wandai, dan Iyandoga. ”Kami bersama pihak TNI harus menyusun strategi yang matang untuk menghadapi kelompok ini di Wandai. Perjalanan ke sana hanya melalui jalur darat yang aman,” tutur Yuli.
Ia mengimbau warga agar tidak beraktivitas di lokasi yang dekat dengan pos berkumpulnya kelompok itu. Tujuannya untuk mencegah kembali terjadinya insiden penembakan warga sipil di Wandai.
”Kami telah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan agama. Mereka akan mengimbau warga berhati-hati dalam beraktivitas di tengah teror kelompok tersebut,” tambahnya.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Provinsi Papua Frits Ramandey mengatakan, perlu upaya pemda setempat dan tokoh masyarakat untuk berbicara dengan kelompok kriminal bersenjata tersebut. Tujuannya untuk meminta kelompok itu tidak menyerang warga sipil yang tak bersalah.
”Apabila upaya persuasif gagal, negara harus hadir untuk melindungi warganya di Distrik Wandai. Diperlukan upaya penegakan hukum agar warga mendapatkan kembali haknya untuk hidup aman,” tegas Frits.
Pastor Yustinus Rahangiar selaku pemimpin perwakilan gereja Katolik di Intan Jaya mengatakan, pihaknya merasa heran dengan serangan terhadap warga sipil yang tidak bersalah. ”Para korban yang ditembak adalah warga setempat dan sudah lama berada di Wandai. Situasi keamanan yang tidak kondusif menyebabkan warga merasa ketakutan untuk beraktivitas seperti biasa,” ujarnya.