Pengamalan Nilai-nilai Pancasila dalam Hadapi Covid-19 di Jabar
Penyelenggara negara diminta terus meneguhkan keberpihakan terhadap seluruh lapisan masyarakat. Pancasila menjadi bintang penjuru untuk menggerakkan persatuan bangsa dalam mengatasi tantangan zaman.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Hari Lahir Pancasila menjadi momentum perekat Bangsa Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Pengamalan nilai-nilai Pancasila menjadi alasan keberpihakan kepada masyarakat tanpa membeda-bedakan siapapun.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil usai peringatan Hari Lahir Pancasila melalui konferensi video di Bandung, Senin (1/6/2020) menuturkan, Pancasila menjadi perekat bangsa di tengah perbedaan. Karena itu, warga Jabar diminta untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Kamil berharap warga tidak terpecah belah karena kecenderungan salah satu golongan. Jika itu terjadi, dia khawatir Indonesia bernasib sama seperti beberapa negara yang bubar akibat perbedaan ideologi, di antaranya India-Bangladesh-Pakistan hingga Yugoslavia yang pecah menjadi negara-negara kecil.
“Jangan sampai tergoda oleh suatu ideologi yang membuat kita tercerai berai. Indonesia lahir dari perbedaan, mulai dari agama, suku bangsa, budaya hingga bahasa yang menjadi rahmat Allah SWT. Perbedaan itu disepakati dari Pancasila sebagai dasar ideologi kita,” tuturnya.
Sebelumnya, dalam video konferensi, Presiden RI Joko Widodo menyatakan, Pancasila diharapkan hadir dalam keberpihakan masyarakat yang sedang mengalami kesulitan di tengah pandemi tanpa membeda-bedakan.
Video konferensi ini menjadi alternatif Pemerintah Pusat dalam memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni. Dalam kegiatan ini, Presiden meminta warga untuk memperkokoh tali persatuan dan persaudaraan di tengah kesulitan.
Di hadapan layar yang terhubung ke setiap kepala daerah se-Indonesia, Presiden juga meminta penyelenggara negara di pusat dan daerah agar terus meneguhkan keberpihakan terhadap seluruh lapisan masyarakat. Pancasila, tuturnya, menjadi bintang penjuru untuk menggerakkan persatuan kita dalam mengatasi tantangan zaman.
“Saya mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus memperkokoh tali persatuan. Saling membantu serta selalu optimis bahwa bangsa kita adalah bangsa pemenang dalam menghadapi setiap tantangan. Kita harus menjawab semua itu dengan inovasi nyata di tengah pandemi ini,” tuturnya.
Saya mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus memperkokoh tali persatuan. Saling membantu serta selalu optimis bahwa bangsa kita adalah bangsa pemenang dalam menghadapi setiap tantangan. Kita harus menjawab semua itu dengan inovasi nyata di tengah pandemi ini
Kepala Bidang Kewaspadaan Daerah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jabar Eti Kusmiati menuturkan, kecenderungan konflik di masyarakat tidak hanya dari perbedaan golongan, tetapi juga pekerjaan dan status kesehatan.
Apalagi, kondisi ini diperparah dengan banyakanya berita hoaks sehingga konflik meruncing, di antaranya keluarga pasien Covid-19 dan petugas kesehatan yang dianggap terpapar sehingga diusir dari tempat tinggalnya. Karena itu, Eti meminta warga untuk lebih menjaga toleransi dan tidak percaya dengan berita bohong yang menyudutkan pihak-pihak lain.
“Beberapa kasus yang mencuat di permukaan adalah bagaiman petugas kesehatan mendapatkan diskriminasi dari warga karena dianggap dekat dengan virus. Tetapi mereka telah menerapkan standar sehingga informasi hoaks itu tidak dibenarkan,” tuturnya.
Selain itu, warga juga diminta untuk mematuhi aturan dari pemerintah daerah serta membantu sesama tanpa membeda-bedakan latar belakang dan golongan. Kepatuhan dan kebersamaan ini bisa menjadi solusi untuk memutus mata rantai Covid-19.