Swafoto Berujung Air Mata di Tebing Curam Timor Tengah Utara
Swafoto berujung air mata di Nusa Tenggara Timur. Warga Kabupaten Timor Tengah Utara tewas terjatuh ke jurang saat melakukan hobi swafotonya.
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·2 menit baca
Eksistensi diri sudah seharusnya tak seharga nyawa. Semua tak akan berbuah apa-apa jika ujungnya sekadar berakhir duka.
Kepergian Resrianty Kase, warga Desa Tutem, Kecamatan Tobu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, sangat menyesakkan. Berburu foto-foto indah pada pagi hari, perempuan berumur 27 tahun ini pulang tinggal nama. Tebing curam berjarak sekitar 5 kilometer dari rumahnya menjadi tempat terakhir Resrianty memuaskan hobi swafotonya.
Data Badan SAR Nasional Kupang menyebutkan, korban berdiri di salah satu tebing batu. Ia berusaha mendokumentasikan alam di belakangnya dengan bergaya swafoto. Namun, semuanya tak tercapai karena kakinya tak menjejak kuat.
”Tiba-tiba korban terpeleset. Dia jatuh ke dasar sungai berjarak 5 meter dari tempatnya berdiri,” kata Kepala Basarnas Kupang Emi Frizer.
Rupa tebing curam itu memang memesona. Panoramanya jadi buruan warga Timor Tengah Utara. Latarnya berupa air terjun berornamen batu cadas. Namun, ada potensi bahaya di sekitarnya. Tebing curam sedalam 5 meter itu tidak memiliki fasilitas keselamatan yang layak di sekitarnya.
Kondisi curam itu juga menyulitkan warga Tutem lain yang ada di sana saat kejadian untuk mengevakuasi korban. Guna mencegah korban baru, mereka pulang dan memberi tahu keluarga korban yang langsung menghubungi Kantor Basarnas Kupang.
”Tim langsung menuju Timor Tengah Utara. Jaraknya sekitar 130 kilometer dari Kupang. Tim tiba sore hari di Desa Tutem dan bermalam di rumah keluarga korban,” ujar Frizer.
Rupa tebing curam itu memang memesona. Panoramanya jadi buruan warga Timor Tengah Utara. Latarnya berupa air terjun berornamen batu cadas. Namun, ada potensi bahaya di sekitarnya.
Baru keesokan harinya, tim Basarnas Kupang menuju lokasi kejadian. Evakuasi dimulai pukul 07.00 Wita, tetapi korban baru ditemukan tiga jam kemudian. Tim SAR, dibantu anggota keluarga, aparat Desa Tutem, dan teman-teman korban, mencari jenazah korban.
Nela Amabi dari Humas SAR Kupang mengatakan, kecelakaan akibat swafoto bukan sekali ini terjadi di NTT. Pada 2018, wisatawan asal Jawa Timur tewas saat berusaha mengambil foto dari ketinggian di Kabupaten Ngada. Jenazah korban telah dikirim ke kampung halamannya di Jatim.
Apa pun alasannya, keselamatan nyawa harus di atas segalanya. Keindahan alam bakal abadi apabila bisa dinikmati berkali-kali, bukan hanya sekali.