Siswa di Papua Kian Sulit Dapatkan Akses Pendidikan Selama Pandemi Covid-19
Akses belajar mengajar siswa di Papua semakin terbatas di tengah pandemi Covid-19. Hingga kini, masalah minimnya layanan telekomunikasi hingga keterbatasan buku ajar terus mendera anak-anak Papua.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS-Akses belajar mengajar siswa di Papua semakin terbatas di tengah pandemi Covid-19. Hingga kini, masalah minimnya layanan telekomunikasi hingga keterbatasan buku ajar masih saja terus mendera anak-anak Papua.
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Papua Christian Sohilait di Jayapura, Kamis (4/6/2020) mengatakan, pihaknya tengah menyusun metode ajar jarak jauh terbaik di tengah keterbatasan dalam pandemi Covid-19. Beragam metode tengah dikaji seperti memanfaatkan siaran TVRI dan RRI hingga menambah buku pelajaran agar siswa leluasa belajar di rumah.
"Pemanfaatan siaran televisi, radio sangat penting karena jaringan internet di Papua belum memadai. Hanya 48 persen dari 4.000 sekolah SMA dan SMK yang bisa melaksanakan belajar daring," ungkap Christian.
Kepala Sekolah SMA Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik Adhi Luhur Nabire Christophorus Aria Prabantara mengatakan, sekitar 50 persen dari 230 siswa kelas X dan XI kesulitan belajar daring. Mereka tinggal di pedalaman yang belum terjangkau sinyal internet. Bahkan, siswa yang tinggal di kawasan perkotaan tidak leluasa belajar daring karena terkendala biaya layanan internet.
"Kami berharap segera ada layanan internet memadai dengan harganya terjangkau serta penambahan buku pelajaran. Tujuannya, agar siswa bisa tetap belajar dimana saja saat pandemi Covid-19," kata dia.
Kami berharap segera ada layanan internet memadai dengan harganya terjangkau serta penambahan buku pelajaran. Tujuannya, agar siswa bisa tetap belajar dimana saja saat pandemi Covid-19
Bahkan, di Jayapura, kendala pembelajaran secara daring masih tidak mudah dilakukan. Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Jayapura Yomima Bonai mengatakan, pihaknya sudah menggunakan sejumlah aplikasi belajar via daring untuk kegiatan belajar mengajar. Namun, tidak semua siswa yang dapat mengikutinya karena keterbatasan biaya.
"Tidak semua siswa dapat mengeluarkan biaya untuk layanan internet secara rutin. Biasanya kami mengirimkan tugas via layanan WhatsApp untuk meringankan beban biaya yang dikeluarkan para siswa," tambahnya.