Pemerintah daerah di Cirebon, Jawa Barat, terus menggelar tes cepat dan tes usap tenggorokan massal. Selain mengidentifikasi kasus Covid-19, tes juga menjadi syarat menerapkan normal baru.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Pemerintah daerah di Cirebon, Jawa Barat, terus menggelar tes cepat dan tes usap tenggorokan massal. Selain mengidentifikasi kasus Covid-19, tes juga menjadi syarat menerapkan normal baru. Namun, alat tes dan waktu pemeriksaan sampel masih menjadi kendala.
Tes cepat dilakukan di daerah padat penduduk, yakni Kelurahan Panjunan, Kota Cirebon, Kamis (4/62020). Dari sasaran 200 orang, sebanyak 169 menjalani tes cepat di Puskesmas Pesisir. “Hasilnya, delapan orang reaktif. Besok, Jumat (5/6), mereka akan tes swab (usap),” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto.
Tes di kawasan nelayan tersebut merupakan tindak lanjut setelah dua warga setempat terkonfirmasi positif Covid-19. Padahal, mereka tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah. Kondisi ini menunjukkan telah terjadi transmisi lokal atau penularan Covid-19 di daerah tersebut. Dengan peningkatan itu, jumlah kasus positif di Cirebon mencapai 10 orang, dua di antaranya meninggal.
Edy mengatakan, kedelapan warga yang hasil tesnya reaktif dapat tinggal di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana di Jalan Sudarsono, tepat di samping RSD Gunung Jati yang merupakan rujukan pasien Covid-19. Kebutuhan makan dan minum mereka ditanggung pemkot.
BPPKKB merupakan lokasi karantina bagi pasien terduga Covid-19 yang tanpa gejala. Ruangan yang dilengkapi pendingin ruangan dan kamar mandi itu mampu menampung 40 orang. Jika keberatan, mereka bisa tetap tinggal di rumah dan mengisolasi diri sembari menunggu tes usap dan hasilnya. Petugas puskesmas setempat turut mengawasi.
Edy menuturkan, tes cepat digelar untuk mengidentifikasi kasus Covid-19 sehingga langkah selanjutnya, seperti isolasi jika hasilnya reaktif dapat segera dilakukan. “Tes juga menjadi syarat untuk menuju new normal,” ucapnya.
Hingga kini, sekitar 4.000 tes cepat telah dilakukan dari sasaran 6.000 tes. Dari hasil tes itu, sebanyak 28 reaktif. Awalnya, pihaknya menargetkan tes cepat untuk 15.000 orang. Namun, pihaknya terhambat keterbatasan vendor penyedia alat tes cepat. Untuk sementara, pihaknya masih fokus menggelar tes cepat massal, bukan tes usap yang akurasinya jauh lebih tinggi.
Tes juga menjadi syarat untuk menuju new normal
Hingga kini, baru 118 warga Kota Cirebon menjalani tes usap. Jumlah itu kurang dari 0,04 persen dari penduduk kota yang mencapai sekitar 320.000 orang. “Kami terkendala alat tes dan laboratorium. RS Pelabuhan dan RSD Gunung Jati baru adjustment (pengaturan) untuk seperti itu (pemeriksaan sampel usap),” ungkapnya.
Selama ini, pemeriksaan sampel usap masih mengandalkan Laboratorium Kesehatan Daerah Jabar di Bandung dan laboratorium Kementerian Kesehatan di Jakarta. “Hasilnya, bisa lebih dari 10 hari. Jika RS Pelabuhan dan RSD Gunung Jati sudah beroperasi untuk pemeriksaan sampel, hasilnya paling lambat dua hari,” lanjutnya.
Di Kabupaten Cirebon, tes usap terus digencarkan di pasar dan pusat perbelanjaan. Pada Kamis, sebanyak 98 orang menjalani tes usap di Pasar babakan, 95 orang di pasar Sedong Lor, dan 68 orang di Surya Sumber. “Pusat keramaian, seperti pasar dan swalayan sangat berisiko dan berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19,” ujar juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana.
Hal ini terbukti dengan ditemukannya kasus positif Covid-19 pada dua pedagang di pasar Sumber dan seorang pedagang lainnya di Pasar Pabuaran pascates usap massal. Pasar tersebut telah ditutup untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru penyebab Covid-19.
Itu sebabnya, pihaknya bakal memperluas tes usap. Besok, Jumat, tes usap menyasar 200 orang di Pasar Tegalgubug, Pasar Ciledug (100 orang), dan Pasar Minggu Palimanan (100 orang). “Kami akan berupaya menemukan kasus sebanyak-banyaknya dengan tes. Kalau positif akan diisolasi dan diobati untuk memutus mata rantai penularan,” ungkapnya.
Hingga kini, tercatat 13 kasus positif Covid-19 di Cirebon, dua di antaranya meninggal dunia. Peningkatan kasus seiring dengan masifnya tes usap yang kini mencapai 1.583 sampel. Pihaknya menargetkan 5.000 pemeriksaan sampel usap. Hasil pemeriksaan kini dapat diperoleh dalam dua hari karena Pemkab Cirebon bekerja sama dengan Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.
Pihaknya menyiapkan 400 stok VTM (viral transport medium/media penyimpanan sampel usap) serta 5.000 reagen guna pemeriksaan sampel dengan metode rantai polymerase (PCR). “Namun, karena impor, kami tidak bisa memastikan kapan barangnya datang,” ucapnya.