Suasana haru mengiringi pemakaman Kapten (Cpn) Fredy Vebyarto Nugroho di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (7/6/2020) siang. Ia merupakan salah seorang korban helikopter jatuh, di Kaliwungu, Kendal, Jateng.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Suasana haru mengiringi pemakaman Kapten (Cpn) Fredy Vebyarto Nugroho di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (7/6/2020) siang. Ia merupakan salah seorang korban dari helikopter jatuh di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020).
Atika Prihantini tertunduk lesu di hadapan jenazah suaminya yang dikebumikan di Sasono Loyo Puri Pangayunan, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu siang. Ia terduduk bersama kedua anaknya yang masih belia, yakni Shakilla Amethyassa Kayana Nugroho (6) dan Shaakel Aulia Khalif Nugroho (3). Tatapan Atika yang tampak nanar sudah bicara banyak tentang kehilangan walau dari bibirnya tak tampak.
Dia melamar menjadi TNI itu tiga kali. Dua kali gagal, tetapi selalu mohon doa. Puasa Senin Kamis-nya terus. Olahraganya bagus. Yang ketiga baru diterima. Kalau tidak salah, sekitar tahun 2008. (Suwandi)
Anggota keluarga lainnya berusaha menenangkan Atika yang seolah tak bisa berhenti menangis. Pundaknya diusap-usap oleh para anggota keluarga yang sama-sama mengenakan pakaian hitam. Tangisnya selalu pecah di setiap pelukan pelayat yang mengucapkan belasungkawa kepadanya.
Fredy disemayamkan dahulu di rumah duka yang berjarak sekitar 500 meter dari pemakaman. Jenazah tiba di rumah duka Minggu dini hari. Almarhum diberangkatkan dari rumah duka menuju tempat pemakaman sekitar pukul 09.30. Upacara militer dipilih untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum sebelum dikebumikan.
”Di mata keluarga, anaknya saleh, baik, sopan, dan enteng tangan jika dimintai tolong. Keluarga merasa sangat kehilangan dengan kepergian almarhum,” kata Muhammad Suwandi (67), paman Fredy, seusai acara pemakaman siang itu.
Suwandi menceritakan, pihak keluarga besar bersilaturahmi dengan almarhum terakhir kali saat hari raya Idul Fitri, Mei. Komunikasi dijalin lewat sambungan telepon seluler kala itu. ”Setiap pekan, biasanya selalu datang dari Semarang. Kebetulan rumah saya di sebelah timurnya persis rumah almarhum,” ucapnya.
Tes ketiga
Almarhum dikenang memang mempunyai cita-cita menjadi prajurit TNI sejak masih kecil. Suwandi menceritakan, almarhum baru diterima menjadi prajurit TNI pada tes ketiga. Almarhum selalu minta doa dan restu setiap akan menjalani tes.
”Dia melamar menjadi TNI itu tiga kali. Dua kali gagal, tetapi selalu mohon doa. Puasa Senin Kamis-nya terus. Olahraganya bagus. Yang ketiga baru diterima. Kalau tidak salah, sekitar tahun 2008,” kata Suwandi.
Kepala Dinas Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat Mayor Jenderal Teguh Pudjo Rumekso mengungkapkan, pihaknya merasa sangat kehilangan atas kepergian salah seorang prajurit itu. Ia mengharapkan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan menghadapi hal ini.
”Kami mengucapkan duka yang mendalam kepada pihak keluarga. Telah gugur prajurit kita. Semoga arwahnya bisa diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan almarhum husnulkhatimah,” kata Teguh.
Teguh menceritakan, almarhum dikenal sebagai sosok yang ramah oleh teman-temannya. Sehari-hari, almarhum bergaul sangat baik dengan teman-temannya. Kebaikan-kebaikan semasa hidup almarhum akan selalu dikenang.