Kasus Tetap Tinggi, Kalsel Dapat Perhatian Khusus dalam Penanganan Covid-19
Provinsi Kalimantan Selatan mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat dalam penanganan Covid-19. Sebab, sampai saat ini, angka kasus penyebaran Covid-19 di Kalimantan Selatan masih tinggi dan cenderung naik.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS - Kalimantan Selatan mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat dalam penanganan Covid-19. Sebab, sampai saat ini, angka kasus penyebaran Covid-19 di sana masih tinggi dan cenderung naik.
Pada Minggu (7/6/2020), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo datang ke Banjarbaru, Kalsel. Mereka meninjau kesiapan pemerintah dan masyarakat setempat menghadapi Covid-19.
Berdasarkan rekapitulasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel hingga Sabtu (6/6/2020) sore, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalsel sebanyak 1.247 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.047 orang dalam perawatan dan karantina khusus, 104 orang sembuh, dan 96 orang meninggal.
Per Sabtu, ada penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 34 orang. Penambahan kasus baru terbanyak sejauh ini terjadi pada 4 Juni 2020, yakni sebanyak 109 orang. Kasus tertinggi di Kalsel terjadi di Kota Banjarmasin dengan 654 kasus positif, disusul Tanah Bumbu (134 kasus), kemudian Banjar (121 kasus).
Menurut Muhadjir, ada tiga provinsi di luar Jawa yang kini mendapat perhatian khusus, yaitu Kalsel, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan. Angka kasus penyebaran Covid-19 di daerah-daerah itu masih cukup tinggi dan cenderung naik.
"Kami berkunjung ke sini untuk mengecek berbagai macam fasilitas yang ada dan menginvetarisir kekurangan-kekurangan yang perlu dukungan penuh dari pusat. Kami juga ingin mengetahui rencana apa saja yang akan dilakukan pemerintah provinsi dan gugus tugas daerah untuk ke depan," katanya di Banjarbaru, Minggu.
Muhadjir mengatakan, angka kasus yang cukup tinggi dan cenderung naik di Kalsel harus mendapat penanganan khusus. "Sesuai komitmen, kami akan memberikan bantuan peralatan maupun dukungan personel untuk Kalsel," tuturnya.
Pada prinsipnya, ujar Terawan, pemerintah pusat mendorong, dan melengkapi apa yang sudah dilakukan di Kalsel. "Kami melihat apa yang dilakukan sudah baik, tinggal didorong untuk menjadi lebih baik lagi," katanya.
Menurut Terawan, kegotongroyongan masyarakat Kalsel sudah baik. Karena itu, pihaknya bersama apparat akan terus memantau dan melengkapi apa yang masih diperlukan dalam rangka penanganan Covid-19 di Kalsel.
Masih kurang
Sementara itu, Doni Monardo mengatakan, kekurangan di Kalsel saat ini adalah kemampuan pemeriksaan spesimen usap (swab). Selama ini, laboratorium di Kalsel juga menerima pemeriksaan spesimen dari Kalimantan Tengah.
"Oleh karena itu, kehadiran kami di sini untuk menambah kemampuan pemeriksaan spesimen yang ada di wilayah Kalsel dan juga Kalteng. Kemenkes bersama gugus tugas telah menyiapkan dua unit mesin PCR (rantai reaksi polimerase) untuk melengkapi kekuatan laboratorium yang ada," ujarnya.
Untuk meningkatkan sumber daya manusia di laboratorium, menurut Doni, pemerintah daerah bisa bekerja sama dengan segenap komponen yang ada, terutama kalangan mahasiswa. Di beberapa daerah, laboratorium pemeriksaan PCR bisa bekerja lebih dari 18 jam, bahkan ada yang sudah sampai 24 jam.
Pemerintah daerah bisa bekerja sama dengan segenap komponen yang ada, terutama kalangan mahasiswa. Di beberapa daerah, laboratorium pemeriksaan PCR bisa bekerja lebih dari 18 jam, bahkan ada yang sudah sampai 24 jam
Doni mencontohkan, Laboratorium Universitas Andalas di Sumatera Barat sudah bekerja 24 jam dan bisa memeriksa spesimen lebih dari 1.500 dalam sehari. Jika setiap daerah bisa bekerja militan seperti itu, maka hasilnya juga bisa maksimal.
"Kalau hasilnya maksimal, maka akan semakin banyak penderita Covid-19, terutama yang tak terlihat gejalanya bisa dijaring. Kalau sudah terjaring, maka bisa dilakukan perawatan sehingga jumlah orang terinfeksi yang berkeliaran semakin berkurang," katanya.