Masih Kritis, Kondisi Dua Korban Helikopter Jatuh di Kendal Diawasi Ketat
Hingga Senin (8/6/2020) sore, kondisi dua korban luka jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI AD di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, masih kritis dan dirawat intensif di RSUP Dr Kariadi, Semarang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Hingga Senin (8/6/2020) sore, kondisi dua korban luka jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, masih kritis dan dirawat intensif di RSUP Dr Kariadi, Semarang. Kondisi mereka akan terus diawasi ketat oleh TNI AD.
Dua korban luka yang tengah dirawat intensif di RSUP Dr Kariadi ialah Letnan Satu Cpn Vira dan Prajurit Kepala Suprianto. Sementara Praka Nanang dan Praka Rofiq dirawat di Rumah Sakit Tentara Semarang dengan kondisi lebih baik. Adapun Praka Andi sehat dan telah kembali ke satuannya di Pusdik Penerbad sejak Sabtu.
Sementara itu, empat korban meninggal pada kecelakaan helikopter MI-17 itu ialah Kapten Cpn Kadek, Kapten Cpn Fredy Vebyarto Nugroho, Kapten Cpn Y Hendro, dan Lettu Cpn Wisnu Tia Aruni. Keempatnya dikebumikan di empat tempat berbeda.
Pada Senin, sejumlah tim medis dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, meninjau dan mengevaluasi kondisi kedua pasien di ICU RSUP Dr Kariadi. Sempat direncanakan akan dialih rawat ke RSPAD Gatot Soebroto, kemudian diputuskan keduanya tetap dirawat intensif di RSUP Dr Kariadi.
Kepala Kesehatan Kodam IV/Diponegoro Kolonel Ckm dr Rahmat Saptono menjelaskan, evaluasi dan re-assessment telah dilakukan terhadap dua pasien yang dirawat di RSUP dr Kariadi dan dua pasien yang dirawat di Rumah Sakit Tentara (RST) Semarang.
”Saat telekonferensi dengan KSAD, kami melaporkan kondisi dua pasien di ICU RS Kariadi masih kritis. Artinya, pada fase akut. Masih memerlukan perawatan sangat intensif. Kami monitor terus,” kata Rahmat.
Saat telekonferensi dengan KSAD, kami melaporkan kondisi dua pasien di ICU RS Kariadi masih kritis. Artinya, pada fase akut. Masih memerlukan perawatan sangat intensif. Kami monitor terus.
Sementara itu, dua pasien di RST mengalami dislokasi atau pergeseran sendi panggul serta patah tulang kaki. Sebelumnya, penanganan seperti pengembalian posisi yang bergeser sudah dilakukan di RSUP Dr Kariadi. Perawatan selanjutnya dilakukan di RST, yang sumber daya manusianya dinilai kompeten.
Dokter spesialis bedah plastik RSPAD Gatot Soebroto, Kolonel Ckm dr Budiman, menuturkan, perintah awal KSAD adalah dua pasien yang dirawat di RSUP Dr Kariadi dievakuasi ke RSPAD. Selain agar lebih dekat dengan Mabes TNI AD, rumah sakit tersebut juga menjadi rujukan TNI.
Akan tetapi, setelah ditinjau, fasilitas perawatan, sarana prasarana, dan SDM di RSUP Dr Kariadi sudah sangat mumpuni. ”SDM-nya sangat profesional. Kami ke sini untuk berkoordinasi. Untuk jangka panjang, mungkin akan dibawa ke RSPAD setelah kondisi stabil,” katanya.
Budiman menambahkan, dalam beberapa hari ke depan, pihaknya akan terus mengevaluasi kondisi kedua pasien di ICU RSUP Dr Kariadi. Selain dirinya sebagai dokter spesialis bedah, dari RSPAD juga diterjunkan tim terkait spesialis ortopedi, bedah saraf, dan perawatan intensif.
Dokter spesialis anestesi konsultan perawatan intensif RSPAD, Kolonel Ckm dr Hasyim, menjelaskan, dua pasien di RSUP Dr Kariadi sudah sadar, tetapi dengan pengaruh obat agar kondisinya lebih baik. ”Namun, traumanya memang sangat berat. Kami tunggu sekitar lima hari, baru kemungkinan dievakuasi ke Jakarta,” lanjutnya.
Kepala Subbagian Humas RSUP Dr Kariadi, Parna, mengatakan, secara umum kondisi kedua pasien membaik. Penanganan terkait bedah saraf, bedah plastik, bedah ortopedi, serta anestesi juga telah dilakukan.
Sebelumnya, Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSUP Dr Kariadi, Agoes Oerip Poerwoko, menjelaskan, dua korban yang dirawat di ICU mengalami luka bakar. Seorang terluka bakar hingga 50 persen dan satu lainnya terluka bakar 22,5 persen.