Temuan Covid-19 di Pasar Tradisional Kota Semarang Terus Bertambah
Kasus positif Covid-19 ditemukan pada pedagang di Pasar Karangayu dan Pasar Mangkang, Semarang. Sebelumnya, kasus positif sudah ditemukan di empat pasar di Semarang,
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Temuan kasus positif Covid-19 di pasar tradisional di Kota Semarang, Jawa Tengah, terus bertambah. Pemerintah Kota Semarang menyatakan, hal itu merupakan hasil tes cepat dan tes usap masif yang dilakukan di tengah masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Pekan ini, kasus positif Covid-19 di Kota Semarang ditemukan di Pasar Karangayu dan Pasar Mangkang. Situasi itu membuat Pemerintah Kota Semarang menutup sementara kedua pasar tersebut. Sebelumnya, kasus telah ditemukan di Pasar Kobong, Pasar Prembaen, Pasar Rasamala, dan Pasar Burung Karimata.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, di Balai Kota Semarang, Senin (8/6/2020) sore, mengatakan, di Pasar Karanganyu terdapat tiga pedagang positif Covid-19. Sementara di Pasar Mangkang terdapat dua pedagang positif. Setelah dilacak pada keluarganya, ditemukan enam kasus lagi.
”Maka, mulai hari ini (Senin) Pasar Karangayu ditutup selama tiga hari untuk penyemprotan cairan disinfektan. Pasar Mangkang juga ditutup tiga hari mulai Selasa besok. Ini untuk pembersihan dan penyemprotan cairan disinfektan di pasar,” kata Hendrar.
Hendrar menuturkan, kasus juga ditemukan pada salah satu toko swalayan di Kota Semarang. Jika Selasa (9/6/2020) swalayan itu tak ditutup sementara, pihaknya akan menutup paksa. Pasar tradisional dan swalayan diperlakukan sama.
Titik penyebaran kasus memang bertambah karena digencarkan secara masif tes cepat dan tes usap. (Hendrar Prihadi)
Hendrar menuturkan, titik penyebaran kasus memang bertambah karena pihaknya menggencarkan secara masif tes cepat dan tes usap. Strategi itu mulai dilakukan pada pembatasan kegitan masyarakat (PKM) tahap II, dan tahap III yang kini sedang berjalan.
”Selain karena pelacakan, kasus meningkat karena kami melakukan tes Covid-19 secara massal. Kami harapkan, saat ditemukan adanya kluster-kluster penderita baru akan memudahkan kami untuk menyekat serta memutus mata rantai Covid-19,” ujar Hendrar.
Menurut data Pemkot Semarang, hingga Senin (8/6) malam terdapat 579 kasus positif Covid-19 kumulatif, dengan rincian 211 orang dirawat, 311 orang sembuh, dan 57 orang meninggal. Sejak 20 Mei 2020, jumlah pasien dirawat terus menunjukkan peningkatan.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri, yang dihubungi dari Semarang, mengapresiasi setiap pemerintah daerah yang melakukan tes cepat dan tes usap di pasar. Hal itu penting dilakukan lebih awal untuk mengidentifikasi sebaran kasus.
”Selain itu, ada kecenderungan, apabila sudah ditemukan kasus, baru tumbuh kesadaran dari pedagang atau pembeli untuk menerapkan protokol kesehatan. Selain tes massal, tak kalah penting ialah menaati pembatasan fisik yang sudah disepakati bersama,” ujarnya.
Gunakan pembatas
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, pengelola pasar, termasuk di Pasar Karangayu Semarang yang mulai ditutup sementara, harus membersihkan lapak yang terlihat kumuh. Lapak-lapak yang berimpitan harus diatur jaraknya menggunakan pembatas.
Penataan jarak juga harus dilakukan bagi pedagang di luar pasar. Selain itu, pembuatan garis pembatas harus dilakukan agar tidak terjadi penumpukan pedagang dan pembeli.
”Silakan dibuat garis-garis untuk mengatur jarak pedagang. Yang tidak disiplin, ditegasi saja. Kalau di dalam pasar kurang, bisa menggunakan ruas jalan depan pasar. Dengan demikian, nanti dinas perhubungan dan kepolisian bisa membantu mengatur lalu lintasnya,” katanya.
Pengelola Pasar Karangayu, Fajar Joko Purwanto, menyatakan, pihaknya siap menata pasar agar ada jarak antarpedagang. ”Sampah-sampah akan kami bersihkan dan kami buat garis-garis pembatas bagi pedagang. Setelah ditata, kami lihat dulu. Bisa saja semua pedagang di dalam kompleks pasar, kendaraan nantinya di luar,” ujarnya.