Kalsel Perkuat Peran Puskesmas Gencarkan Tes dan Pelacakan
Pemprov Kalsel terus memonitor dan mengevaluasi penanganan Covid-19 di 13 kabupaten/kota. Semua daerah didorong menggencarkan pelacakan dan pengetesan, termasuk oleh puskesmas, supaya kasus bisa ditemukan dan ditangani.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus memonitor dan mengevaluasi penanganan Covid-19 di 13 kabupaten/kota. Dalam rangka percepatan penanganan Covid-19, semua daerah didorong untuk menggencarkan pelacakan dan pengetesan, termasuk oleh puskesmas, supaya kasus Covid-19 bisa ditemukan dan segera ditangani dengan baik.
Akhir pekan lalu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) penanganan Covid-19 di Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Abdul Haris Makkie, yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, di Banjarbaru, Senin (15/6/2020), mengatakan, kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari kegiatan monev yang telah dilakukan sebelumnya. Semua kabupaten/kota kini sudah didatangi.
”Kami mendorong penguatan puskesmas untuk percepatan penanganan Covid-19 di kabupaten/kota melalui kegiatan tracking, tracing, dan testing yang lebih masif lagi. Sebab, Juni sampai Juli nanti masih upaya tracing,” katanya.
Dengan gencarnya upaya pelacakan dan pengetesan, ujar Haris, kasus Covid-19 di Kalsel dipastikan akan terus bertambah dan diharapkan bisa mencapai puncak. Mulai akhir Juli sampai Agustus akan dilakukan penanganan terhadap orang-orang yang terinfeksi. Setelah itu, diharapkan akan terjadi pelandaian.
”Ketika sudah terjadi pelandaian kasus, maka tim komunikasi informasi dan edukasi (KIE) di setiap kabupaten/kota harus turun untuk mengedukasi masyarakat agar jangan sampai muncul kasus baru atau terjadi peningkatan kasus lagi,” katanya.
Berdasarkan rekapitulasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, pada Senin (15/6/2020) sore, ada penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 66 kasus. Dengan demikian, jumlah kasus positif di Kalsel menjadi 1.953 kasus.
Dari jumlah tersebut, 1.569 orang dalam perawatan dan karantina khusus, 253 sembuh, dan 131 meninggal. Kasus tertinggi ada di Banjarmasin, yakni 882 kasus positif dengan 97 kematian. Angka kematian atau case fatality rate (CFR) di Kalsel juga masih cukup tinggi, yakni 6,71 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riyadi, yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin, mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan usap tenggorokan dan hidung atau swab massal pada akhir pekan lalu. Pemeriksaan tersebut dilakukan pada orang-orang dengan hasil reaktif saat menjalani tes cepat.
”Ada 750 orang yang seharusnya mengikuti pemeriksaan swab massal. Namun, yang datang hanya 530 orang. Bagi yang belum, akan menjalani pemeriksaan swab di puskesmas terdekat atau laboratorium kesehatan daerah (labkesda) Banjarmasin pada Selasa dan Kamis,” katanya.
Menurut Machli, pemeriksaan swab massal bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya Covid-19. ”Kami memaksimalkan pemeriksaan untuk penemuan puncak penyebaran Covid-19 di Banjarmasin sehingga bisa melakukan langkah strategis penanganan,” ujarnya.