Pesawat TNI AU jenis hawk 100/200 jatuh di permukiman padat penduduk di Kampar, Riau. Ini adalah kecelakaan pesawat TNI kedua selama Juni ini.
Oleh
Edna C Pattisina dan Haryo Damardono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pesawat tempur Hawk TNI Angkatan Udara dengan nomor seri TT 0209 H jatuh di Kabupaten Kampar, Riau. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Peristiwa ini hanya sembilan hari berselang dari jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020). Dengan demikian, dalam bulan ini, sudah ada dua pesawat TNI yang jatuh.
Perihal jatuhnya pesawat TNI AU di Riau ini dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Fajar Adriyanto, Senin (15/6/2020). ”Itu pilotnya ada satu dan berhasil eject sebelum pesawat jatuh,” kata Fajar.
Pesawat tersebut jatuh sekitar pukul 08.20 di Jalan Gading Marpoyani Raya, Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Belum diketahui apakah ada korban jiwa di lokasi yang merupakan perumahan penduduk tersebut.
Menurut informasi yang diperoleh Kompas, pesawat tersebut jatuh sekitar pukul 08.20 di Jalan Gading Marpoyani Raya, Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Belum diketahui apakah ada korban jiwa di lokasi yang merupakan perumahan penduduk tersebut. Lokasi tersebut berada sekitar 5 kilometer dari Lanud Pekanbaru. Pesawat tersebut dipiloti Letnan Satu (Lettu) Pnb Apriyanto Ismail.
Pesawat Hawk 100/200 kini masih dioperasikan oleh Skadron Udara 1 Lanud Supadio di Pontianak dan Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin di Pekanbaru. Secara bertahap, pesawat tempur buatan BAE System, Inggris, yang digunakan oleh TNI AU sejak 1995 ini akan diganti dengan pesawat baru. Pada 2020 ini, armada Hawk 100/200 TNI AU berusia pakai 25 tahun atau berusia pakai 30 tahun pada 2025.
”Penyebab kecelakaan dan jumlah korban masih dalam investigasi,” kata Fajar.
Penyebab kecelakaan dan jumlah korban masih dalam investigasi (Marsekal Pertama Fajar Adriyanto)
Kecelakaan serupa
Insiden jatuhnya pesawat tempur TNI AU jenis hawk 100/200 ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, pada Selasa (16/10/2012) pagi, pesawat dengan jenis yang sama juga jatuh di area permukiman warga Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Pilot Letnan Dua (Pnb) Reza Yori Prasetyo selamat dari maut setelah memanfaatkan kursi pelontar otomatis. Ia mendarat di dekat rumah warga, di samping gedung sekolah dasar. Pesawat yang jatuh itu membawa sepasang peluru kendali saat latihan rutin.
Panglima Komando Operasi TNI AU, saat itu, Marsekal Muda Bagus Puruhito yang tiba di lokasi pada Selasa sore menyebutkan, pesawat jatuh pukul 09.40. Pesawat dalam kondisi bagus dan laik terbang.
”Pesawat itu keluaran 1996, tidak ada masalah sebelumnya. Penerbang dalam kondisi fit dan cuaca bagus. Penyebabnya masih diteliti,” katanya.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU saat itu, Marsekal Pertama Azman Yunus, mengatakan, pesawat tipe Hawk 100 dan Hawk 200 didatangkan dari Inggris tahun 1996-1998. ”Secara usia operasional, pesawat itu relatif masih muda,” katanya.
Saat kejadian, pilot terjun dengan kursi pelontar. Lokasi terjun dengan reruntuhan pesawat berjarak sekitar 2 kilometer. Melontarkan diri tidak terlalu tinggi karena pesawat sudah final approach menuju landasan, sekitar 1.000 kaki (304,8 meter).
Dalam penerbangan itu, pilot Reza menjadi pendamping (wing man) dalam latihan terbang pencegatan (intercept) yang dipimpin Komandan Skuadron Udara 12 Letnan Kolonel (Pnb) Yani. Yani yang membawa pesawat Hawk 100 dengan nomor seri TT-0212 mendarat dengan selamat. Setelah itu, Yori mengikuti dan bermaksud mendarat ketika musibah terjadi.