Terjadi Transmisi Lokal, Tes Usap Bakal Gencar di Karawang
Sumber penularan yang sulit diketahui pada kasus baru positif Covid-19 di Karawang, Jawa Barat, berpotensi meningkatkan jumlah orang yang tertular. Tes usap tenggorokan bakal dilakukan kian gencar.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Sumber penularan kasus baru positif Covid-19 di Karawang, Jawa Barat, masih sulit diketahui. Hal ini berisiko meningkatkan jumlah orang tertular. Tes usap tenggorokan bakal dilakukan kian gencar untuk menekan penyebaran penyakit ini.
Kasus baru tersebut adalah hasil dari tes usap tenggorokan massal yang dilakukan pada Jumat (12/6/2020). Ada tiga orang berjenis kelamin perempuan yang terkonfirmasi Covid-19. Mereka masing-masing berusia 23 tahun, 27 tahun, dan 32 tahun.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Karawang Nanik Jodjana, Senin (15/6/2020), mengatakan langsung melacak riwayat kontak setelah hasil pemeriksaan keluar pada Minggu (14/6/2020) pagi. Namun, semuanya tidak mudah. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar kota atau kontak fisik dengan pasien positif Covid-19.
Seorang pasien diketahui berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak dan seorang lainnya adalah ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga itu diduga tertular dari suami yang bekerja sebagai pengemudi truk kontainer antarkota. ”Jadi tidak diketahui (sumber penularan) dapat dari mana,” ujar Nanik.
Seorang ibu rumah tangga diduga tertular dari suami yang bekerja sebagai pengemudi truk kontainer antarkota.
Upaya pelacakan dilakukan secepat mungkin untuk mengantisipasi penyebaran lebih luas dengan memeriksa orang-orang yang kontak erat dengan pasien di tempat kerja dan keluarga. Keluarga pasien telah melakukan pengecekan tes usap tenggorokan dan tengah menunggu hasilnya.
Hasil analisis dapat diketahui lebih cepat karena Karawang memiliki alat uji reaksi berantai polimerase di Rumah Sakit Khusus Paru (RSKP) Jatisari Karawang dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang. Dalam sehari kapasitas pengujian di RSPK mencapai 32 sampel spesimen dan 16 sampel spesimen di RSUD Karawang.
Tiga kasus baru ini menambah jejak penemuan transmisi lokal yang ada di Karawang. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinkes Karawang Yayuk Sri Rahayu sebelumnya menjelaskan, ada ibu rumah tangga dan petani yang terinfeksi virus ini. Tidak mudah mencari sumber penularan jika pasien bertemu banyak orang dan memiliki aktivitas berbeda setiap harinya.
Sumber penularan yang sulit diketahui juga berpotensi meningkatkan jumlah orang yang tertular Covid-19. Terlebih pada kasus baru ini, mereka merupakan orang tanpa gejala (OTG). Artinya, tidak ada gejala khusus yang ditunjukkan oleh penderita sehingga kewaspadaan masyarakat pun berkurang.
Menekan penyebaran
Untuk menekan penyebaran virus, Dinkes Karawang bersama satuan tugas percepatan dan penanganan Covid-19 gencar menggelar tes usap massal di tingkat kecamatan dan pasar tradisional. Pengecekan ini diutamakan OTG dan orang dalam pemantauan (ODP) untuk memastikan ada tidaknya Covid-19 di tubuhnya. Tes ini tidak berbayar dan terbuka bagi masyarakat umum yang ingin melakukan pemeriksaan.
Dinkes Karawang mencatat jumlah pengambilan sampel yang dilakukan sebanyak 674 tes usap tenggorokan dalam kurun 8-13 Juni 2020. Tes selanjutnya akan digelar di 13 titik di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Lemahabang, Tempuran, Klari, Tegalwaru, Pangkalan, dan Kecamatan Cikampek.
Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Karawang, Fitra Hergyana, mengatakan, tes tersebut penting untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Karawang. Ia mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dan kebiasaan baru. Apalagi, Karawang masih termasuk dalam zona kuning dan melanjutkan PSBB hingga 26 Juni 2020.
”Upaya penanganan dan antisipasi ini tidak akan maksimal jika warga tidak berpartisipasi aktif di dalamnya,” katanya.