Kasus Meningkat Dua Kali Lipat, Pengujian Sampel Ditingkatkan di Sumut
Sumatera Utara menambah laboratorium uji PCR Covid-19. Sumut menargetkan pemeriksaan 10.000 orang agar lebih cepat menemukan kasus dan memutus rantai penularan. Selama Juni, kasus bertambah lebih dua kali lipat.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sumatera Utara menambah laboratorium uji reaksi berantai polimerase (PCR) Covid-19. Sumut menargetkan pemeriksaan PCR terhadap 10.000 orang agar lebih cepat menemukan kasus dan memutus rantai penularan. Selama Juni ini, kasus positif di Sumut bertambah lebih dari dua kali lipat dari 417 menjadi 932 kasus.
”Kasus baru positif Covid-19 meningkat signifikan di Sumut antara lain karena peningkatan jumlah sampel yang diuji setiap hari. Peningkatan kasus juga karena protokol kesehatan belum dilaksanakan dengan maksimal,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit Hasibuan, Senin (15/6/2020).
Alwi mengatakan, saat ini Sumut sudah bisa melakukan 400 uji PCR per hari dari sebelumnya hanya 100-200 pengujian. Selain Laboratorium Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara yang telah melakukan pengujian PCR Covid-19 sejak pertengahan April, kini beberapa laboratorium lain juga sudah bisa melakukan uji PCR seperti RSUP H Adam Malik dan RS Prima Husada Cipta Medan serta Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU.
”Kami perkirakan dalam waktu dekat Sumut bisa melakukan 1.000 uji PCR per hari. Kami akan memprioritaskan uji PCR terhadap orang yang kontak erat dengan pasien positif, pasien dalam pengawasan, dan orang dalam pemantauan,” kata Alwi.
Alwi mengatakan, uji PCR yang dilakukan semakin masif membuat semakin banyak kasus baru ditemukan. Selain itu, puncak pandemi di Sumut juga diperkirakan terjadi pada Juni. Ia pun meminta masyarakat di Sumut semakin meningkatkan kewaspadaan.
Puncak pandemi di Sumut juga diperkirakan terjadi pada Juni. (Alwi Mujahit Hasibuan)
Menurut Alwi, banyaknya kasus positif yang ditemukan membuat pihaknya harus mempersiapkan lebih banyak lagi rumah sakit. Rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut pun kini semua diaktifkan, yakni RSUP H Adam Malik, RS Martha Friska Multatuli, RS Martha Friska Brayan, dan RS dr GL Tobing. Selain itu, sejumlah rumah sakit swasta juga menyediakan tempat perawatan khusus Covid-19 di Medan.
Alwi mengatakan, orang tanpa gejala sampai dengan gejala ringan diminta melakukan isolasi secara mandiri meskipun hasil pemeriksaan PCR positif Covid-19. Mereka dinilai tidak memerlukan perawatan khusus di rumah sakit, tetapi hanya perlu mengisolasi diri.
Kesadaran masyarakat
Alwi juga mengingatkan bahwa Sumut sama sekali belum memasuki normal baru. Protokol kesehatan pun seharusnya semakin ketat melihat kasus yang semakin tinggi. ”Namun, yang terjadi di lapangan justru seolah-olah tidak ada pandemi Covid-19 di Sumut. Tempat-tempat publik saat ini sudah semakin ramai,” kata Alwi.
Pantauan Kompas, aktivitas masyarakat di Kota Medan kini sudah semakin ramai. Arus lalu lintas semakin padat. Di beberapa ruas jalan di pusat kota terjadi kemacetan. Pasar tradisional dan pasar modern pun kini semakin ramai. Protokol kesehatan di pasar tradisional pun sulit dilakukan.
Lasma Nababan (35), pembeli di Pasar Aksara, mengatakan, ia tidak sepenuhnya bisa menaati protokol kesehatan Covid-19 karena kondisi pasar ramai dan sempit. ”Saya memakai masker, tetapi tidak bisa menjaga jarak karena pasarnya memang sempit,” katanya.
Menurut Lasma, di awal pandemi ia tidak berbelanja ke pasar hingga satu bulan. Ia pun hanya membeli kebutuhan dari pedagang keliling dan warung di dekat rumahnya. Namun, belakangan ia merasa pandemi sudah mereda dan memutuskan untuk berbelanja ke pasar.
Ketua Panitia Khusus Covid-19 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumut Ahmad Himawan Buchari mengatakan, pemerintah harus mewaspadai peningkatan kasus positif Covid-19 yang cukup signifikan di Sumut. ”Ini menunjukkan penanganan di bidang kesehatan belum maksimal dilakukan,” katanya.
Himawan pun meminta pemerintah fokus mengatasi dampak kesehatan dan memberikan jaring pengaman sosial kepada masyarakat.