Pemkab Sidoarjo Fasilitasi Pengetesan Covid-19 Para Santri
Sidoarjo fasilitasi uji cepat Covid-19 secara massal untuk masyarakat, terutama pelajar yang akan kembali menempuh pendidikan di pesantren. Ratusan santri Pesantren Modern Gontor mengikuti uji cepat, Selasa (16/62020).
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, memfasilitasi uji cepat Covid-19 secara massal untuk masyarakat, terutama pelajar yang akan kembali menempuh pendidikan di pesantren. Ratusan santri yang akan kembali ke Pesantren Modern Gontor mengikuti uji cepat di Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (16/6/2020).
Ratusan santri Pesantren Modern Gontor itu berasal dari sejumlah kecamatan di Sidoarjo. Mereka datang diantar oleh orangtua atau wali murid masing-masing. Santri putra mendapat giliran pertama mengikuti uji cepat Covid-19. Namun, karena banyak santri putra yang datangnya justru belakangan, petugas akhirnya mendahulukan yang datang lebih awal.
Selain 133 santri ini, akan ada uji cepat Covid-19 secara massal tahap berikutnya pada Jumat mendatang dengan kuota sekitar 350 santri. Mereka harus mengejar tenggat berlakunya hasil uji cepat yang maksimal tiga hari.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sidoarjo Abdillah Segaf Al Hadad mengatakan, untuk saat ini, ada 133 santri yang difasilitasi mengikuti uji cepat Covid-19. Mereka adalah para santri yang akan kembali ke pesantren pada Rabu (17/6/2020). Pengelola mewajibkan santrinya melakukan pemeriksaan kesehatan, salah satunya melalui uji cepat Covid-19 sebagai syarat kembali ke pesantren.
”Selain 133 santri ini, akan ada uji cepat Covid-19 secara massal tahap berikutnya. Pengetesan itu direncanakan Jumat mendatang dengan kuota sekitar 350 santri. Mereka harus mengejar tenggat berlakunya hasil uji cepat ini di mana maksimal hanya tiga hari,” tutur Abdillah.
Pemkab Sidoarjo berkomitmen membantu warganya yang memerlukan tes cepat Covid-19 untuk keperluan memenuhi persyaratan kembali beraktivitas di pesantren. Fasilitas itu tidak hanya diberikan kepada para santri yang menempuh pendidikan di Pesantren Modern Gontor, tetapi juga santri asal Sidoarjo.
Memudahkan penelusuran
Bagi Dinkes Sidoarjo, pengetesan massal ini bermanfaat untuk mengetahui sebaran Covid-19 secara akurat. Pengetesan massal memudahkan petugas melakukan penelusuran kontak erat. Dengan penelusuran yang cepat, sebaran Covid-19 bisa dikendalikan atau diantisipasi sejak dini.
Berdasarkan pantauan Kompas, setiap santri wajib mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah menjalani uji cepat Covid-19. Setelah dilakukan pengambilan sampel atau spesimen uji cepat Covid-19, para santri diminta menunggu hingga hasilnya keluar. Mereka akan mendapatkan surat keterangan hasil pemeriksaan yang diverifikasi oleh Dinkes Sidoarjo.
Selain itu, para santri juga mendapat edukasi kesehatan dari tim Dinkes Sidoarjo. Materi yang disampaikan seputar penjelasan mengenai hasil uji cepat Covid-19 dan bagaimana menyikapi hasil tersebut. Bagi yang hasilnya nonreaktif diingatkan agar selalu menjaga pola hidup bersih dan menerapkan protokol kesehatan saat kembali ke pesantren.
”Sementara itu, bagi santri yang hasil uji cepatnya reaktif akan ditindaklanjuti dengan melakukan penelusuran kontak erat. Hasil penelusuran itu menentukan apakah perlu dilakukan pengujian ulang atau ditindaklanjuti dengan uji usap,” kata Ketua Pelaksana Uji Cepat Covid-19 di Gelora Delta Sidoarjo Emy Sriwahyuni.
Ketua Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Gontor di Sidoarjo Eko Asmanto mengatakan, total ada 684 santri yang akan kembali ke pesantren untuk melanjutkan aktivitas pendidikan setelah libur karena pandemi Covid-19. Dari 684 orang itu, sebanyak 586 merupakan santri yang melanjutkan pendidikan, sedangkan 98 lainnya merupakan calon pelajar.
”Para santri ini dijadwalkan masuk ke pesantren secara bertahap. Santri senior akan masuk duluan pada Rabu. Sementera para santri yunior baru akan masuk pesantren, Senin pekan depan. Para santri senior sengaja dijadwalkan tiba di pesantren lebih dulu supaya mereka bisa membantu pengelola menyiapkan kedatangan yuniornya,” tutur Eko Asmanto.
Eko mengatakan, dari 684 santri Gontor di Sidoarjo, tidak semua mengikuti uji cepat Covid-19 di GOR. Ada yang sudah melakukan pengetesan secara mandiri di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain, ada pula yang khawatir justru akan terpapar Covid-19 saat mengikuti pengetesan massal.
Untuk meminimalkan kekhawatiran terpapar Covid-19 saat mengikuti pengetesan massal, Dinkes Sidoarjo telah memberikan waktu tersendiri bagi para santri. Pengetesan terhadap santri dilakukan setelah pengetesan massal untuk masyarakat umum selesai.
Salah satu orangtua santri, Juli Susilo (48), mengaku senang dengan fasilitas uji cepat Covid-19 yang disediakan Pemkab Sidoarjo. Setelah ikut uji cepat dan mengetahui hasilnya, dia merasa lebih tenang melepas putri semata wayangnya kembali melanjutkan pendidikan di pesantren.
Juli menambahkan, pihaknya mengapresiasi pengelola pesantren yang mewajibkan santrinya memeriksakan kesehatannya dan memastikan bebas Covid-19 sebelum kembali melanjutkan pendidikan. Hal itu membuat orangtua tenang melepas anaknya karena ada upaya maksimal mengantisipasi sebaran Covid-19.
Selain mensyaratkan pemeriksaan kesehatan, pesantren juga mewajibkan santrinya menjalani isolasi mandiri minimal selama 10 hari saat di rumah. Pada masa pandemi Covid-19 ini, pemberangkatan santri ke pesantren juga difasilitasi dengan bus khusus, bukan angkutan umum.