Berada di Puncak Penularan, Protokol Kesehatan Belum Disiplin Dijalankan di Sumut
Kasus baru Covid-19 masih terus meningkat signifikan di Sumatera Utara, dan kini mencapai 970 kasus. Namun, tempat publik di episentrum penyebaran justru semakin ramai.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kasus baru Covid-19 masih terus meningkat signifikan di Sumatera Utara. Jumlah kasus positif kini mencapai 970, bertambah 13 orang dalam sehari. Namun, tempat-tempat publik di episentrum penyebaran, yakni Medan dan Deli Serdang, justru semakin ramai. Masyarakat diingatkan, hingga kini Sumut belum memasuki normal baru.
”Pada Juni ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 secara eksponensial di Medan. Peningkatan kasus baru pun meluas ke sejumlah kecamatan yang sebelumnya penularan tidak terlalu tinggi,” kata Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution di Medan, Rabu (17/6/2020).
Akhyar menjelaskan, Kota Medan menjadi daerah dengan jumlah kasus Covid-19 paling tinggi di Sumut. Saat ini, jumlah kasus positif di Medan mencapai 650 kasus. Daerah penularan yang sebelumnya terpusat di beberapa kecamatan saja kini meluas hampir ke semua kecamatan di Medan.
Semua daerah di Medan pun kini masuk zona merah. Menurut Akhyar, dua kecamatan yang saat ini menjadi tempat penularan paling tinggi adalah Medan Denai dan Medan Area. Di awal pandemi, hampir tidak ada penularan di daerah tersebut.
Dalam masa transisi menuju normal baru, kata Akhyar, mereka berfokus menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan sebagai budaya baru di tengah masyarakat. ”Masyarakat harus membiasakan diri untuk selalu memakai masker, menjaga jarak, dan tidak membuat kerumunan,” kata Akhyar.
Akhyar pun mengingatkan, protokol kesehatan harus dibiasakan dilakukan di semua tempat publik, seperti pasar tradisional, pasar modern, terminal, angkutan umum, tempat ibadah, dan sekolah. Menurut Akhyar, protokol kesehatan Covid-19 hingga saat ini belum sepenuhnya bisa dilaksanakan.
Protokol kesehatan Covid-19 hingga saat ini belum sepenuhnya bisa dilaksanakan.
Berdasarkan pantauan Kompas, suasana di pusat Kota Medan kini sudah semakin ramai. Arus lalu lintas semakin padat. Beberapa ruas jalan di pusat kota, khususnya di sekitar pasar tradisional, kini mengalami kemacetan lalu lintas.
Pasar tradisional pun tidak sepenuhnya menerapkan protokol kesehatan karena tidak ada pengaturan khusus dari pemerintah. Masih banyak pedagang dan pembeli yang tidak mengenakan masker dan menjaga jarak. ”Pasar sempit begini bagaimana kami mau menjaga jarak,” kata Rouli, pedagang ikan di Pasar Tuasan, Medan.
Rouli mengatakan, pasar mulai ramai sejak awal Juni. Namun, tidak ada pengaturan khusus di pasar tersebut sehingga mereka berdagang seperti biasa. Pengaturan lapak jualan pun masih sama seperti biasa karena memang kondisi pasar yang sempit.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 masih sangat rendah di Sumut. ”Di mana-mana ramai, seperti tidak ada kejadian pandemi,” kata Alwi.
Padahal, pandemi justru sedang dalam masa puncak penularan. Kasus baru terus meningkat.
Alwi pun mengingatkan, normal baru bukan berarti kembali ke kehidupan normal sebelumnya. Menurut dia, masyarakat seolah merasa bahwa saat ini sudah dalam keadaan normal seperti sebelumnya. ”Padahal, pandemi justru sedang dalam masa puncak penularan. Kasus baru terus meningkat,” katanya.
Alwi mengatakan, selama Juni ini kasus baru Covid-19 meningkat lebih dari dua kali lipat dari 417 menjadi 970 kasus positif. Upaya yang dilakukan pemerintah saat ini adalah dengan meningkatkan penapisan di tengah masyarakat. Laboratorium reaksi berantai polimerase (PCR) pun terus ditambah agar bisa meningkatkan kapasitas pemeriksaan hingga 1.000 sampel per hari dari saat ini 400 sampel per hari.