Penambahan Kasus Covid-19 di Kepri Mulai Melandai, Kecuali Batam
Dalam tiga minggu terakhir tidak ada penambahan pasien positif Covid-19 di enam kabupaten/kota di Kepulauan Riau. Saat ini, hanya Batam yang masih menunjukkan angka reproduksi efektif atau RT di atas 1.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Dalam tiga minggu terakhir tidak ada penambahan pasien positif Covid-19 di enam kabupaten/kota di Kepulauan Riau. Saat ini, hanya Batam yang masih menunjukkan angka reproduksi efektif atau RT di atas 1. Kluster penularan terbaru di kota itu justru muncul di pasar tradisional.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri, Tjetjep Yudiana, Rabu (17/6/2020), mengatakan, ada empat daerah yang sudah dinyatakan menjadi zona hijau, yaitu Natuna, Kepulauan Anambas, Lingga, dan Karimun. Adapun Bintan dan Tanjung Pinang juga tidak melaporkan penambahan kasus selama hampir tiga minggu. Angka RT di kedua wilayah itu kini berkisar 0,1-0,3.
”Wilayah Kepri yang berupa kepulauan menjadi keuntungan tersendiri dalam menekan penyebaran Covid-19. Lalu lintas orang antarpulau lebih mudah dibatasi dan diawasi,” kata Tjetjep.
Namun, secara khusus, Batam menjadi wilayah prioritas penanganan Covid-19. Angka RT di kota ini pada minggu lalu masih 1,1. Jumlah kasus positif yang dilaporkan hingga 16 Juni sebanyak 185. Hingga sekarang, tercatat sembilan kluster penularan Covid-19 di Batam yang lima di antaranya masih aktif.
Temuan kluster baru di Pasar Toss 3.000 yang ditemukan pada 16 Juni kemarin berpotensi membesar. Dari awalnya bermula dari Pasien Nomor 146, kini setidaknya sudah ada 13 pasien positif yang diketahui terhubung dengan kluster tersebut. Sejumlah langkah antisipasi mulai direncanakan oleh Pemerintah Kota Batam, termasuk kemungkinan menutup pasar selama tiga hari untuk disemprot disinfektan.
Temuan kluster baru di Pasar Toss 3.000 yang ditemukan pada 16 Juni kemarin berpotensi membesar.
”Jumlah penduduk di Batam jauh lebih banyak daripada di kabupaten/kota lain di Kepri. Hal ini menjadi tantangan dalam mengawasi kepatuhan warga menjalankan protokol kesehatan,” kata Ketua Tim Posko Lawan Covid 19 Kepri di Batam, Buralimar.
Buralimar mengatakan, secara khusus Pelaksana Tugas Gubernur Kepri Isdianto telah memerintahkan tim gugus tugas provinsi untuk membantu percepatan penanganan Covid-19 di Batam. Diharapkan, kurva penularan Covid-19 di Batam dapat segera melandai seiring mulai pulihnya sejumlah wilayah lainnya di Kepri.
Mobilitas manusia antarpulau yang terbatas memungkinkan tim gugus tugas untuk melakukan pelacakan kontak dengan lebih cepat serta detail. Semakin cepat pelacakan kontak dekat pasien positif dilakukan, maka semakin kecil kemungkinan Covid-19 menular dan membentuk kluster baru.
Menurut Tjetjep, hal ini menjadi kunci penanganan Covid-19 di Kepri. Adapun deteksi dini melalui tes cepat dinilai kurang efektif menekan angka penularan. ”Sudah sering tes cepat menunjukkan hasil reaktif, tetapi setelah dilakukan tes usap hasilnya jadi negatif,” ujarnya.
Pada 15 Mei lalu, tim gugus tugas melakukan tes cepat kepada sekitar 100 pegawai PT Pelindo I Tanjung Pinang. Hasilnya, sampel darah 14 orang di antaranya dinyatakan reaktif. Namun, hasil dua kali pengujian sampel usap menggunakan metode reaksi rantai polimerase (PCR) menunjukkan semuanya negatif Covid-19.
Tidak dilakukannya tes acak dan massal di Kepri disebabkan juga karena kapasitas uji PCR di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam hanya sekitar 96 sampel per hari. Selain karena keterbatasan alat, BTKLPP juga masih kekurangan petugas.
Hal ini memaksa tim gugus tugas harus lebih selektif mengambil sampel orang yang diduga terinfeksi Covid-19. ”Kami mengutamakan orang yang kontak dekat dengan pasien positif atau orang yang memiliki riwayat perjalananan ke daerah zona merah,” ucap Tjetjep.