Diperpanjang hingga Desember, Bansos Tunai Kemensos Jadi Rp 300.000 Per Bulan
Perpanjangan bantuan dilakukan dengan alasan untuk membantu masyarakat dalam menghadapi normal baru.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
GARUT, KOMPAS — Pembagian bantuan sosial tunai atau BST untuk warga terdampak Covid-19 dari Kementerian Sosial diperpanjang hingga Desember 2020. Namun, kebijakan ini berdampak pada nominal bantuan yang diterima jadi lebih kecil dari bantuan sebelumnya. Perpanjangan bantuan dilakukan dengan alasan untuk membantu masyarakat dalam menghadapi normal baru.
Menteri Sosial Juliari P Batubara di Garut, Jawa Barat, Jumat (19/6/2020), menyatakan, pemerintah memperpanjang penyaluran bantuan untuk menyokong masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, dana yang diterima warga dipotong dari Rp 600.000 menjadi Rp 300.000 per keluarga.
Pemotongan itu konsekuensi atas perpanjangan durasi pemberian bantuan. Setelah penyerahan bantuan tahap ketiga ini, selama enam bulan ke depan Kemensos menggelontorkan dana Rp 16,2 triliun dengan target 9 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Alokasi bantuan untuk Jabar mencapai lebih kurang 1 juta KPM dengan nilai bantuan sebesar Rp 2 triliun.
”Jadi bantuan ini mulai dari Juli-Desember 2020. Tidak ada dana yang terpotong, hanya saja durasi menjadi bertambah. Semua itu dilakukan untuk membantu masyarakat dalam menghadapi normal baru. Saya minta kepala daerah untuk memastikan bantuan ini tepat sasaran,” ujarnya di sela-sela penyerahan bantuan sosial di Kantor Pos Desa Sukaresmi, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.
Direktur Penanggulangan Kemiskinan wilayah I (Sumatera-Jabar) Kementerian Sosial Nur Pujianto memaparkan, sebelumnya Kemensos melaksanakan tiga tahap penyaluran bantuan, yakni bulan Maret-April, Mei, dan Juni. Setelah tiga tahap tersebut dilaksanakan, baru perpanjangan bantuan sosial ini akan dibagikan hingga Desember mendatang.
”Khusus untuk daerah terpencil, bantuan di tiga bulan terakhir rencananya akan kami berikan sekaligus dalam kurun enam bulan tersebut. Kalau untuk sentral keramaian dan padat penduduk, pemberian bantuan diusahakan rutin setiap bulannya. Semoga saja, dengan bantuan ini, warga penerima manfaat bisa terbantu paling tidak hingga akhir tahun ini,” ujarnya.
Dalam penyerahan bantuan tersebut turut hadir Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, beserta beberapa pejabat baik dari PT Pos Indonesia maupun Bank Negara Indonesia (BNI).
Helmi Budiman menuturkan, dari 2,7 juta penduduk Kabupaten Garut, 70 persen di antaranya masuk dalam jaring pengaman sosial. Karena itu, ia mengapresiasi perpanjangan bansos hingga Desember karena sangat membantu untuk menjaga daya beli masyarakat karena warga sudah mulai beraktivitas meski terbatas.
Iyai (50), warga RW 002 Desa Sukaresmi, Garut, menyatakan dirinya kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selama ini, ia hanya menjadi buruh di pasar dan tidak ingin membebani anak-anaknya yang telah berkeluarga. ”Saya hanya hidup bersama satu anak dan dua cucu. Selama pandemi pasar jadi sepi. Jadi, saya tidak punya penghasilan. Selama ini saya hanya bisa meminta kepada anak-anak saya,” tuturnya.
Apep Karom Luthfi (50), Kepala Desa Sukaresmi, menuturkan, warga terdampak Covid-19 di desanya mencapai hampir separuh dari total 8.900-an jiwa. Sebagian besar penduduk desa ini bekerja sebagai buruh di pasar dan ladang. Pandemi ini membuat mereka kehilangan pekerjaan.
”Di desa ini ada 867 keluarga penerima bantuan dari pusat dan daerah. Namun, di sini masih ada sekitar 900 keluarga yang berpotensi miskin akibat Covid-19 ini. Karena itu, kami sangat mengharapkan bantuan sosial seperti ini ada setidaknya hingga Covid-19 berakhir,” tuturnya.