Langgar Protokol Kesehatan, Pujasera di Banyuwangi Ditutup Lagi
Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi menutup kembali pusat jajanan serba ada di kawasan Taman Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur. Keputusan itu diambil karena pengelola dan warga mengabaikan protokol kesehatan.
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi menutup kembali pusat jajanan serba ada di Taman Blambangan. Alasannya, pengelola dan warga yang berkunjung mengabaikan protokol kesehatan.
Pusat jajanan serba ada (pujasera) Taman Pintar di kawasan Taman Blambangan dibuka kembali minggu lalu setelah ditutup lebih kurang empat bulan. Saat dibuka, pedagang dan pengelola diimbau menerapkan protokol kesehatan.
Asisten Perekononomian dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Guntur Priambodo seusai evaluasi dan monitoring di Taman Blambangan, Minggu (21/6/2020), mengatakan, selama masa simulasi pembukaan, banyak hal perlu dibenahi. Salah satunya pengoperasian pujasera di Taman Blambangan yang perlu dievaluasi ulang.
”Dari hasil pemantauan, masih ditemukan pelanggaran, baik pengunjung maupun pedagang. Kami putuskan menutup kembali mulai malam ini sebagai bahan evaluasi,” kata Guntur.
Pelanggaran itu, antara lain, ada pengunjung tidak menggunakan masker, menimbulkan kerumunan, dan mengabaikan jaga jarak. Hal itu terlihat pada Sabtu (20/6/2020) malam. Kondisi tersebut dinilai tidak sehat dan aman untuk pengunjung dan pedagang.
Para petugas dan pedagang, kata Guntur, sudah mendapat sosialisasi untuk menciptakan kawasan wisata kuliner yang bersih dan sehat. Salah satunya harus menetapkan kuota pengunjung agar tidak terjadi kerumunan. ”Namun, hal ini semalam diabaikan,” ujar Guntur.
Oleh karena itu, tim Gugus Tugas Penangan Covid-19 menutup sementara area pujasera di Taman Blambangan. Selanjutnya akan dievaluasi bersama untuk menutup celah pelanggaran. Beberapa kemungkinan yang akan dilakukan, antara lain, menambah petugas dan pengetatan protokol kesehatan. Guntur berharap dalam tahapan simulasi jelang normal baru banyak hal yang bisa dibenahi sebelum benar-benar diterapkan.
Penutupan kembali fasilitas publik yang melanggar protokol kesehatan diapresasi Komunitas Banyuwangi Lawan Korona. Komunitas ini wadah sukarelawan lintas latar belakang yang bertujuan mengedukasi warga dan menjernihkan informasi yang beredar di masyarakat.
”Kami mengapresiasi langkah Pemkab Banyuwangi dan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi karena tegas menutup fasilitas yang melanggar protokol kesehatan. Ini bukan soal tega atau tidak tega. Ini bukti pemerintah serius menangani dan mencegah penyebaran Covid-19,” ujar Ahmad Suudi dari Humas Banyuwangi Lawan Korona.
Ini bukan soal tega atau tidak tega. Ini bukti pemerintah serius menangani dan mencegah penyebaran Covid-19.
Suudi berharap, semangat dan ketegasan tersebut terus diterapkan hingga pandemi berakhir. Menurut dia, kedisiplinan menjadi bekal penting dalam upaya bersama melewati pandemi ini.
Dalam keterangan persnya, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengimbau seluruh warga agar taat pada imbauan pemerintah terkait pencegahan Covid 19. Era normal baru, kata Anas, harus dimaknai warga boleh beraktivitas tetapi tetap patuh pada protokol kesehatan.
”New normal bukan berarti seenaknya beraktivitas. Justru, warga harus mulai membiasakan diri bergaya hidup bersih agar terhindar dari virus korona. Pakai masker saat ke luar, perbanyak cuci tangan, serta jaga jarak atau jauhi kerumunan,” kata Anas.
Untuk itu, Anas meminta semua anggota gugus tugas menyosialisasi dan menggelar simulasi di tempat berpotensi terjadi kerumunan, mulai di ruang terbuka hijau, destinasi wisata, hingga restoran, dan warung makan.
”Kita optimistis menyambut new normal. Kita harus bangkit kembali untuk menggeliatkan ekonomi daerah. Namun, perlu diingat, aktivitas ekonomi yang dilakukan rakyat saat ini harus memprioritaskan protokol kesehatan. Kalau tidak dipatuhi, penyebaran virus korona susah terkendali. Akibatnya, situasi ekonomi akan susah bangkit kembali,” kata Anas.