Mayoritas Kasus Covid-19 di Karawang Diderita Milenial dan Tanpa Gejala
Sebanyak 70 persen dari total kasus positif Covid-19 di Karawang, Jawa barat, didominasi milenial dan tanpa gejala. Tanpa disadari, ketidakdisiplinan mereka berpotensi memicu semakin masifnya penyebaran Covid-19.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Sebanyak 70 persen dari total kasus positif Covid-19 di Karawang, Jawa barat, didominasi milenial dan tanpa gejala. Tanpa disadari, ketidakdisiplinan kalangan muda usia berpotensi memicu semakin masifnya penyebaran Covid-19.
Hingga Minggu (21/6/2020) malam, Dinas Kesehatan Karawang mencatat 30 orang terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak 20 orang di antaranya sembuh dan 10 orang lainnya masih dirawat.
Mereka yang masih dirawat didominasi pasien tes usap (swab) tenggorokan massal dua minggu lalu. Umurnya ada di rentang 23-45 tahun. Mayoritas adalah pasien tanpa gejala.
Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Karawang, Fitra Hergyana, mengatakan, 21 orang atau sekitar 70 persen kasus Covid-19 di Karawang didominasi milenial. Kondisi ini menunjukan tingginya potensi kalangan muda usia terpapar Covid-19.
”Pemicunya sejumlah faktor, seperti ketidaktahuan dan ketidakdsiplinan sebagian masyarakat. Masih ada yang tidak menyadari tubuhnya tertular Covid-19 karena mungkin tidak menunjukkan gejala khusus,” katanya.
Beberapa orang mungkin merasa aman, sehat, bebas bergerak, dan berinteraksi dengan banyak orang. Sebab, mereka belum melakukan tes usap tenggorokan. ”Mereka tidak menyadari hal tersebut dan menganggap semua orang di luar tampak baik-baik saja. Padahal tidak begitu,” katanya.
Transmisi lokal
Selain tanpa gejala, sumber penularan yang susah diketahui cukup menyulitkan Dinkes Karawang melacak secara detail. Sumber penularan pada beberapa kasus baru ini berdasarkan pengakuan pasien, mereka menyebutkan, tidak ada riwayat perjalanan ke luar kota atau kontak fisik dengan pasien positif Covid-19. Beberapa ditelusuri saat menjalani perawatan di fasilitas kesehatan.
Kamis (18/6/2020), pelacakan tim gugus tugas terhadap pasien asal Kecamatan Klari berusia 42 tahun membuahkan empat orang positif Covid-19 baru. Mereka adalah anggota keluarga dan tetangga pasien. Sebelumnya, penderita dirawat di rumah sakit swasta dengan gejala awal demam berdarah dengue.
Mereka tidak menyadari hal tersebut dan menganggap semua orang di luar tampak baik-baik saja. Padahal tidak begitu.
Kemudian, dia akan dipindah ke rumah sakit swasta lain dan pasien diwajibkan tes usap tenggorokan. Hasilnya, ia positif Covid-19. Sebanyak 25 rumah tangga di sekitar tempat tinggal pasien wajib isolasi mandiri selama dua minggu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Karawang Nanik Jodjana mengatakan, penelusuran dilakukan secepat mungkin dengan mengecek orang yang kontak erat dengan pasien di keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan tempat kerja. Tidak diketahuinya sumber tersebut berpotensi meningkatkan jumlah orang tertular.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinkes Karawang Yayuk Sri Rahayu menambahkan, tercatat 1.994 sampel tes usap tenggorokan di Karawang. Sampel tersebut diproses di dua rumah sakit Karawang, yakni RSUD Karawang dan RS Khusus Paru Jatisari, Karawang. Dalam sehari, kapasitas pengujiannya hingga 48 sampel.
Pengawasan dan penutupan sejumlah sektor dilakukan Pemerintah Kabupaten Karawang untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sektor yang sementara ditutup, antara lain, tempat hiburan, mal, dan tempat wisata selama perpanjangan pembatasan sosial berskala besar hingga 26 Juni 2020. Saat ini, transisi menuju adaptasi kebiasaan baru di sejumlah mal sudah dipersiapkan. Masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan, tidak euforia, dan tetap disiplin.