Kapal Pemancing Terbalik di Padang, Tiga Orang Masih Hilang
Tiga orang dari total 13 penumpang kapal pemancing hingga Senin, (22/6/2020) belum ditemukan. Sepuluh orang ditemukan selamat setelah satu malam terapung-apung di laut.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Cuaca buruk memicu kecelakaan kapal yang ditumpangi para pemancing di perairan Kota Padang, Sumatera Barat. Hingga Senin (22/6/2020), tiga orang dari total 13 penumpang kapal belum ditemukan. Sepuluh orang ditemukan selamat setelah semalam terapung-apung di laut.
Kepala Kantor SAR Padang Asnedi, Senin, mengatakan, tim SAR gabungan masih mencari tiga orang yang hilang. Kapal yang terbalik itu mengangkut 10 pemancing dan tiga kru kapal.
”Dari 13 korban, 10 orang ditemukan dalam kondisi selamat. Tiga lagi masih dalam pencarian. Belum diketahui tiga orang yang hilang ini kru kapal semua atau ada yang pemancing,” kata Asnedi, Senin siang.
Asnedi menjelaskan, kecelakaan terjadi pada Minggu (21/6/2020) sekitar pukul 18.45. Kapal kayu mesin tempel itu terbalik dihantam badai. Lokasi kecelakaan terjadi di antara perairan Pulau Toran dan Pulau Pisang.
Menurut Asnedi, enam orang ditemukan Senin pukul 07.55 di sekitar Pulau Sinyaru atau sekitar 10 mil laut dari Pelabuhan Bungus. Tiga menit kemudian, tim menemukan tiga orang lagi sekitar 1 mil laut arah tenggara dari lokasi penemuan pertama.
Pada pukul 10.20, nelayan menemukan seorang lagi tidak jauh dari lokasi penemuan pertama dan kedua. Seorang ini dibawa nelayan ke Pelabuhan Muaro Padang.
”Korban yang ditemukan ini terpencar menjadi dua kelompok. Ada yang sebagian bergelantungan di kapal. Ada sebagian yang menggunakan kayu-kayu ataupun jeriken untuk mengapung di laut,” ujar Asnedi.
Asnedi melanjutkan, semua korban sudah dibawa ke Puskesmas Bungus untuk pemeriksaan kesehatan. Dua orang mengalami keram perut, sedangkan delapan orang sehat tetapi lemas karena semalaman terapung di laut.
Dua orang mengalami keram perut, sedangkan delapan orang sehat tetapi lemas karena semalaman terapung di laut.
Asnedi menambahkan, tim SAR gabungan masih mencari korban tersisa. Sebanyak 17 personel dari Kantor SAR Padang, Pol Air Sumbar, Satrol Lanal Padang, BPBD Padang, dan perkumpulan nelayan dikerahkan.
Pencarian korban menggunakan satu Kapal Negara SAR Yudhistira, satu perahu karet kaku (rigid inflatable boat/RIB), dan satu perahu karet.
Romi (40), rekan korban, mengatakan, total ada 15 pemancing (di luar kru kapal) yang berangkat ke Pulau Toran pada Minggu dengan kapal motor tempel. Ketika hendak pulang, mereka terhambat cuaca buruk.
Salah seorang pemancing, kata Romi, kemudian meminta bantuan kapal ke rekan yang di daratan Padang untuk menjemput mereka ke Pulau Toran. Para pemancing kemudian terbagi atas dua kapal.
Menurut Romi, kapal yang menjemput berisi 10 pemancing dan tiga orang kru kapal. Sementara itu, Romi berangkat dengan kapal pertama yang berisi lima pemancing dan dua kru kapal.
Romi melanjutkan, kedua kapal itu berangkat dari Pulau Toran menuju Pelabuhan Muaro Padang sekitar pukul 18.00. Kapal penjemput berangkat lebih dulu karena punya dua mesin sehingga lebih cepat.
”Kami tertinggal di belakang. Perkiraan kami mereka sudah sampai duluan di darat. Kami mendarat sekitar pukul 22.00 di Pelabuhan Muaro. Ternyata kapal yang berangkat duluan belum sampai di daratan,” kata Romi.
Romi dan kawan-kawan pun kemudian melaporkan kejadian itu ke Kantor SAR Padang serta ke kawan-kawan pemancing lainnya. Mereka juga melapor ke kantor Kepolisian Perairan dan Udara Polda Sumbar. Belakangan, Romi mendapat kabar kapal tersebut terbalik.
Kata Romi, selama perjalanan pulang dari Pulau Toran, kapal yang ditumpangi Romi dan kawan-kawan diterjang badai. ”Cuaca memang buruk. Kapal kami terombang-ambing diterpa gelombang. Hujan petir dan angin kencang. Berkat usaha dan keyakinan teman-teman, akhirnya sampai ke tepi,” ujar Romi.
Romi berharap semua rekan-rekannya sesamanya penghobi olahraga memancing beserta kru kapal ditemukan dalam kondisi selamat.