Pencarian 7 Nelayan yang Hilang di Selat Sunda Terhambat Cuaca Buruk
Tujuh nelayan yang hilang di Selat Sunda, Banten, saat kapal yang mereka tumpangi terbalik lima hari lalu, hingga Senin (22/6/2020) belum ditemukan. Tim SAR gabungan melakukan penyisiran hingga perairan Lampung.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Tujuh nelayan yang hilang di Selat Sunda, Banten, saat kapal yang mereka tumpangi terbalik lima hari lalu, hingga Senin (22/6/2020) belum ditemukan. Tim SAR gabungan yang melakukan penyisiran hingga perairan Lampung terkendala cuaca buruk.
Sito dari Humas Basarnas Banten menuturkan, hingga kini, tim SAR baru menemukan tiga dari 10 awak Kapal Motor Puspita Jaya. Ketiga nelayan, yakni Wawan (25), Acuy (25), dan Udi (42), selamat setelah mereka ditolong kapal nelayan pancing yang tidak sengaja menemukan mereka terombang-ambing di tengah laut.
”Nelayan yang menolong korban ini juga awalnya terkena musibah. Kapalnya mati mesin dan sudah tujuh hari terombang-ambing di lautan. Saat di tengah laut itu, dia tidak sengaja menemukan korban,” kata Sito saat dihubungi dari Bandar Lampung, Senin sore.
Menurut Sito, dari pengakuan Narya (60), nelayan yang menolong korban, ketiga awak kapal itu ditemukan dalam kondisi lemah sambil berpegangan pada batang bambu. Satu korban ditemukan pada Jumat (19/6/2020), sedangkan dua korban lain ditemukan pada Sabtu (20/6/2020). Saat ini, ketiga korban sudah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing.
Ketiga awak kapal itu ditemukan dalam kondisi lemah sambil berpegangan pada batang bambu.
Dengan penemuan tiga korban ini, jumlah korban selamat yang ditemukan sembilan orang. Sementara ada tujuh korban yang masih dalam pencarian. Mereka adalah Jamal (25), Sancan (35), Rasmin (30), Tastirah (50), Suri (50), Boler (30), dan Joni (30). Mereka merupakan nelayan asal Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Pandeglang Banten.
Sementara itu, Deni Kurniawan dari Humas Basarnas Lampung menuturkan, 15 personel regu penolong, pada Senin sore, terpaksa menghentikan pencarian untuk sementara waktu karena hujan deras dan ombak besar melanda perairan Barat Lampung.
”Tim memutuskan bergerak ke Teluk Kiluan untuk berlindung karena hujan deras dan ombak mencapai 4 meter,” kata Deni saat dihubungi dari Bandar Lampung, Senin sore.
Pada hari keempat pencarian awak kapal, tim mulai memperluas pencarian hingga Kabupaten Pesisir Barat. Sebelum terkendala cuaca buruk, tim telah menyisir sejumlah titik, antara lain perairan Kota Jawa, Kaur, dan Bengkunat.
Tim penyelamat juga sudah berkoordinasi dengan nelayan setempat untuk menginformasikan tentang hilangnya tujuh nelayan itu.
Tim penyelamat juga sudah berkoordinasi dengan nelayan setempat untuk menginformasikan tentang hilangnya tujuh nelayan itu. Namun, pencarian belum membuahkan hasil. Penyisiran terpaksa dihentikan karena cuaca semakin tak bersahabat.
Menurut Deni, pencarian nelayan asal Kabupaten Pandeglang, Banten, itu dilakukan hingga wilayah Lampung mengikuti arah angin dan arus laut yang mengarah ke wilayah barat Lampung. Pencarian masih akan dilakukan hingga tiga hari ke depan. Tim bisa memperpanjang masa pencarian jika ada petunjuk yang mengarah pada korban, misalnya penemuan barang pribadi yang diduga milik para nelayan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Kapal Motor Puspita Jaya terbalik di perairan Selat Sunda, Banten, Kamis (18/6/2020) petang. Dari 16 awak kapal naas tersebut, sebanyak sembilan orang ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara tujuh lainnya dalam pencarian.
Berdasarkan prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Lampung, kecepatan angin di Kota Agung (Tanggamus) dan Krui (Pesisir Barat) berkisar 2-15 knot (3,7-27,7 kilometer per jam). Gelombang laut di perairan Tanggamus diprediksi berkisar 1,25-2,5 meter. Sementara gelombang laut di perairan Pesisir Barat mencapai 4 meter.