Tiap daerah di Jambi terus didorong melakukan antisipasi dini ancaman karhutla pada kemarau tahun ini. Pemetaan desa-desa yang rutin mengalami kebakaran disikapi dengan penempatan tim reaksi cepat di lapangan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Sebanyak 258 desa di Provinsi Jambi ditetapkan masuk dalam kawasan rawan kebakaran berulang tahun ini. Sebagai upaya antisipasi, tim reaksi cepat dan seluruh elemen pendukung dikerahkan menjaga desa dari ancaman kebakaran.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Bachyuni Deliansyah mengatakan, desa-desa yang rawan kebakaran berulang paling banyak tersebar di areal bergambut. Lokasinya menyebar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi, dan Batangahri.
”Karena itu, personel tim reaksi cepat ditempatkan di masing-masing desa yang sangat rawan tersebut,” katanya dalam diskusi daring yang digelar Walhi Jambi, Senin (29/6/2020).
Selain itu, sejak dua pekan terakhir, pihaknya juga telah mendorong daerah-daerah rawan kebakaran untuk menaikkan status kesiapsiagaan mejadi Siaga Darurat Karhutla dan Kabut Asap. Hingga akhir pekan lalu, ada tiga kabupaten yang telah menetapkan statusnya menjadi Siaga Darurat, yakni Muaro Jambi, Batanghari, dan Tanjung Jabung Barat. Dengan telah naiknya status di tiga kabupaten, lanjut Bachyuni, Provinsi Jambi juga akan menetapkan status Siaga Darurat.
Bachyuni menambahkan, sepanjang Juni ini telah dilakukan penyemaian NaCl yang memicu turunnya hujan. Modifikasi cuaca yang berlangsung 18 sorti menyemai 14.400 kilogram. Konsentrasi penyemaian dilakukan di perbatasan Jambi dan Sumatera Selatan.
Ada tiga kabupaten yang telah menetapkan statusnya menjadi Siaga Darurat, yakni Muaro Jambi, Batanghari, dan Tanjung Jabung Barat.
Selain itu, penggunaan aplikasi Sistem Analisa Pengendaliaan Karhutla atau Asap Digital juga mulai disebar pada sejumlah areal konsesi. Sistem itu memanfaatkan penggunaan kamera pengintai (CCTV) di sejumlah menara pantau. Alat akan mengirimkan sinyal melalui sensor panas yang ditangkapnya. Sistem itu diinisiasi Kepolisian Daerah Jambi dengan mendorong perusahaan-perusahaan di bidang kehutanan memasang sistem Asap Digital
Areal konsesi
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Ahmad Bestari mengatakan, ada dua konsesi di perbatasan Jambi dan Sumsel yang paling rawan kebakaran berulang, yakni di konsesi PT Pesona Belantara Persada dan Putra Duta Indahwood. Keduanya saat ini dalam kondisi tidak aktif.
Terkait kebakaran yang selalu berulang di areal dua konsesi tersebut, lanjutnya, Gubernur Jambi telah menyampaikan permintaan agar dilakukan evaluasi perizinan kedua perusahaan. Namun, permintaan evaluasi yang diajukan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tersebut belum mendapatkan respons hingga kini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jambi pada 26 Mei lalu telah mengingatkan daerah untuk mewaspadai terjadinya karhutla di Jambi pada Juni ini. Ancaman kebakaran diperkirakan meluas Juli hingga Agustus nanti. Informasi itu ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi karhutla antarsatuan kerja terkait pada pekan lalu.
Menurut Koordinator Tim Pemantauan Restorasi Gambut di Provinsi Jambi Dwi Nanto, perlu langkah maksimal untuk mencegah terjadinya kebakaran berulang. Salah satunya ialah penegakan hukum yang tegas serta evaluasi meyeluruh terkait kebakaran berulang pada sejumlah lokasi.
Pihaknya juga mendorong pemerintah tegas mengevaluasi dan menindak secara hukum perusahaan yang arealnya rutin terjadi kebakaran. Dari 46 perusahaan yang mengalami kebakaran tahun 2015, hanya empat perusahaan yang ditetapkan menjadi tersangka.
Sementara itu, tahun 2019, dari 12 perusahaan yang ditangani kasusnya, dua di antaranya telah ada penetapan tersangka. Proses penyegelan oleh KLHK dilakukan pada tujuh lokasi konsesi.
Pihaknya juga melihat belum maksimalnya pemerintah dalam upaya pemulihan gambut. Setelah program restorasi gambut berjalan tiga tahun, kebakaran masih cukup luas. Dari 165.186 hektar yang mengalami kebakaran, lebih dari setengahnya berada di gambut, yakni 114.900 hektar.