Surabaya Tambah Ventilator untuk Rumah Sakit Rujukan
Sembilan rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya mendapatkan bantuan tambahan ventilator dari Pemerintah Kota Surabaya. Bantuan juga diberikan kepada dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis Unair.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sembilan rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya mendapatkan bantuan tambahan ventilator dari Pemerintah Kota Surabaya. Ventilator tambahan tersebut diharapkan mampu meningkatkan perawatan pasien dan mengurangi angka kematian akibat Covid-19 di Surabaya.
Sembilan rumah sakit tersebut masing-masing mendapatkan bantuan satu unit ventilator. Adapun rumah sakit yang mendapat bantuan adalah RS Ewa Pangalila, RSIA Graha Medika, RS Muji Rahayu, RSI Jemursari, Rumkital dr Ramelan, RSI A Yani, RSI Darusifa, RS Wiyung Sejahtera, dan RS Brawijaya.
”Kami berikan tambahan ventilator setelah ada keluhan dari sejumlah rumah sakit yang kekurangan untuk merawat pasien. Semoga bantuan ini bisa mengurangi angka kematian pasien Covid-19 di Surabaya,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Selasa (30/6/2020).
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya hingga Senin (29/6/2020) menunjukkan, kasus konfirmasi positif mencapai 5.605 orang. Sebanyak 2.857 pasien masih dirawat dan 2.314 orang dinyatakan telah sembuh. Sementara pasien yang meninggal 434 jiwa atau sekitar 7,7 persen.
Kami berikan tambahan ventilator setelah ada keluhan dari sejumlah rumah sakit yang kekurangan untuk merawat pasien. Semoga bantuan ini bisa mengurangi angka kematian pasien Covid-19 di Surabaya. (Tri Rismaharini)
Pasien-pasien yang meninggal paling banyak merupakan pasien di RSUD dr Soetomo, yakni 70 pasien atau persentase kematian 14,46 dari jumlah pasien dirawat. Disusul dengan RS Universitas Airlangga (RSUA) dengan sebanyak 47 pasien meninggal (10,73 persen) dan RS PHC sebanyak 42 pasien (13,42 persen).
Direktur Utama RSI A Yani Surabaya Samsul Arifin mengatakan, rumah sakit yang dikelolanya sangat membutuhkan tambahan ventilator. Saat ini ada tiga unit ventilator yang dimiliki dan dirasa masih kurang sehingga tambahan satu unit tersebut akan sangat membantu menangani pasien.
”Selama pandemi, kami telah mendapatkan bantuan enam kali dari Pemkot Surabaya, bentuknya berupa alat pelindung diri (APD), masker, dan ventilator,” katanya.
Risma menambahkan, bantuan berupa APD juga diberikan kepada dokter yang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga. Bantuan berupa 300 baju hazmat, 800 masker N95, dan 300 kacamata goggle tersebut diterima Dekan FK Unair Prof Soetojo.
Mengurangi risiko
”Saya tekankan kepada PPDS agar dalam menangani pasien Covid-19 harus selalu menggunakan APD untuk mengurangi risiko penularan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Risma juga meminta bantuan FK Unair untuk kembali mengirimkan PPDS untuk RSUD Dr Soewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada. Sejak pandemi, PPDS tersebut ditarik sehingga mengakibatkan tenaga kesehatan di dua rumah sakit milik Pemkot Surabaya tersebut berkurang. Tambahan tenaga kesehatan itu untuk penanganan pasien dan mengambil sampel tes usap.
”Kami siap menyediakan transportasi untuk antar jemput PPDS jika jarak rumahnya jauh dari rumah sakit,” kata Risma.