Wisatawan di Magelang Nekat Terobos Obyek Wisata yang Masih Tutup
Sejumlah wisatawan sudah mulai mendatangi obyek wisata yang masih ditutup di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bahkan, sebagian di antaranya nekat menerobos masuk karena ingin berjalan-jalan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Ratusan obyek wisata di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, hingga kini masih ditutup dan masih terus melakukan pembenahan demi mematuhi aturan sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Namun, banyak wisatawan tetap saja datang mengunjungi sejumlah obyek. Mereka bahkan nekat menerobos meski obyek tersebut ditutup.
Nuryazid, ketua kelompok pengelola obyek wisata Punthuk Setumbu di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, mengatakan, setiap minggu, terutama di akhir pekan, puluhan wisatawan dari sejumlah kota datang berkunjung. Oleh petugas Punthuk Setumbu, kedatangan mereka pun ditolak dan diminta kembali pulang.
Meski demikian, petugas pun beberapa kali kecolongan karena adanya sejumlah wisatawan yang menerobos masuk tanpa izin. ”Ada sejumlah wisatawan yang datang pagi-pagi sekali, sekitar pukul 04.00. Karena belum ada petugas, mereka pun memanfaatkan kesempatan dengan langsung masuk dan berjalan-jalan di dalam kawasan Punthuk Setumbu,” ujarnya, Rabu (1/7/2020).
Namun, aksi menerobos masuk ini biasanya dilakukan tidak oleh rombongan banyak orang, tetapi hanya 2-3 pengunjung. Menurut Nuryazid, ramainya kunjungan pelancong ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Kebanyakan wisatawan berasal dari Magelang dan kota-kota lain di sekitarnya, seperti Semarang dan Yogyakarta. Sebagian juga berasal dari komunitas pesepeda.
Punthuk Setumbu adalah kawasan perbukitan yang menawarkan daya tarik berupa keindahan pemandangan Candi Borobudur dari kejauhan dan panorama matahari terbit. Oleh karena itu, pada kondisi normal, wisatawan biasanya akan mulai berdatangan mulai pukul 04.00.
Nuryazid mengatakan, saat ini, pihaknya melakukan berbagai persiapan untuk membuka kembali Punthuk Setumbu bagi wisatawan. Selain dengan membeli alat pengukur suhu, masker, dan pelindung wajah, pengelola Punthuk Setumbu juga sudah menyiapkan tenda yang dimaksudkan sebagai tempat beristirahat bagi wisatawan yang suhu tubuhnya melebihi 37 derajat celsius.
Pengelola Punthuk Setumbu, pada pekan ini, akan mengajukan izin kepada Pemerintah Kabupaten Magelang agar bisa membuka lagi akses kunjungan wisata.
Tenda tersebut akan dijadikan lokasi turis tersebut menunggu anggota rombongannya selesai berwisata. Dengan semua persiapan tersebut, pengelola Punthuk Setumbu pada pekan ini akan mengajukan izin kepada Pemerintah Kabupaten Magelang agar bisa membuka lagi akses kunjungan wisata.
Serbuan wisatawan juga terjadi di obyek wisata alam Grenden di Desa Pogalan, Kecamatan Pakis, yang juga saat ini masih ditutup untuk kunjungan. Obyek wisata alam Grenden adalah obyek wisata yang dikelola oleh Desa Pogalan. Sebulan terakhir, ratusan orang dari sejumlah kota datang berkunjung, dan sebagian di antaranya nekat menerobos masuk saat tidak ada petugas.
Kepala Desa Pogalan Madiyono mengatakan, banyak pengunjung yang kecewa karena ditolak masuk dan akhirnya memanfaatkan kesempatan dengan berfoto-foto di sekitar lokasi. ”Demi mengobati rasa kecewa, mereka pun akhirnya berfoto di tepi jalan, di sekitar jalan masuk Grenden,” ujarnya.
Para pengunjung tersebut datang dari sejumlah kota di Jawa Tengah, bahkan beberapa di antaranya dari Jakarta. Mereka datang dengan menggunakan mobil pribadi.
Bahkan, beberapa di antaranya dari Jakarta. Mereka datang dengan menggunakan mobil pribadi.
Madiyono mengatakan, pihaknya saat ini sedang berbenah agar dapat memberikan layanan wisata sesuai protokol kesehatan. Selain menyiapkan peralatan pendukung, seperti thermo gun, masker, dan pelindung wajah untuk dikenakan petugas, mereka juga berupaya menyediakan tempat-tempat cuci tangan.
Kendati demikian, menurut dia, pihak Pemerintah Desa Pogalan masih akan terus mengatur lebih rinci agar tidak ada yang bertentangan dengan aturan protokol kesehatan. ”Kami masih harus membicarakan lebih detail hal-hal teknis dalam menerima wisatawan dengan warga yang biasa menjadi petugas di lapangan,” ujarnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi mengatakan, selain dari Taman Wisata Borobudur, pihaknya juga sudah menerima permohonan resmi pembukaan obyek wisata dari Desa Bahasa Borobudur dan Gunung Telomoyo. Namun, di luar itu, banyak pengelola obyek wisata pun bertanya perihal pembukaan kunjungan melalui telepon.
Sebelum mengajukan permohonan, setiap pengelola obyek wisata diminta tidak terburu-buru. Mereka diminta terlebih dahulu berbenah dan menyiapkan sarana prasarana pendukung serta aturan teknis terkait layanan kunjungan yang sesuai protokol pencegahan Covid-19.
Terkait aturan kunjungan, Nanda mengingatkan, di tengah kondisi pandemi, obyek wisata tidak boleh mengejar target kunjungan. ”Demi kebaikan bersama, jumlah pengunjung harus dibatasi maksimal 50 persen dari kondisi normal. Batasan 50 persen itu pun harus diterapkan secara bertahap,” ujarnya.
Pembatasan harus dilakukan agar pengunjung tetap bisa mengambil jarak aman antara satu sama lain. Segala aktivitas, seperti kegiatan mengantre untuk membeli tiket, harus diperhitungkan cermat sehingga tidak menimbulkan kerumunan.
Aktivitas wisata, menurut Nanda, memang harus dilakukan dengan hati-hati dan mendapat perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan. ”Kita harus sangat hati-hati karena kunjungan wisatawan juga berpotensi memunculkan kluster baru,” ujarnya.