Kasus Bertambah, Desa di Kediri Diminta Siapkan Tempat Karantina
Tempat karantina di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ditambah seusai muncul penambahan kasus Covid-19 yang signifikan di daerah itu.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Desa-desa di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, diminta mengaktifkan kembali tempat karantina menyusul bertambahnya angka kasus positif di wilayah itu. Berdasarkan hasil pemeriksaan usap atau swab yang keluar pada 3 Juli ada penambahan 37 kasus positif.
Dengan penambahan ini, total angka positif Covid-19 secara kumulatif di Kabupaten Kediri menjadi 233 kasus, dengan rincian 168 orang menjalani perawatan, 51 orang sembuh, dan 14 orang meninggal. Selain itu, ada 280 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 1.361 orang dalam pemantauan (ODP).
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Kediri, Ahmad Chotib, saat dihubungi dari Malang, Sabtu (4/7/2020), mengatakan, hasil usap tanggal 20-22 Juni baru keluar 3 Juli. Ini merupakan penambahan kasus positif Covid-19 terbanyak dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.
”Menanggapi kondisi ini, kami perintahkan semua desa menyiapkan tempat karantina. Kalau ada warga yang tidak memungkinkan melakukan isolasi sendiri di rumah, mereka bisa menempati tempat karantina di desa,” ujarnya.
Menurut Chotib, penyiapan tempat karantina penting dilakukan untuk mengantisipasi penderita yang tidak mampu menjalani isolasi mandiri di rumah. Pihak desa tidak boleh menunggu sampai ada kasus, baru menyiapkan tempat karantina.
Sejauh ini rumah sakit di Kabupaten Kediri masih bisa menampung pasien. ”Rumah sakit tidak ada persoalan. Tambahan 27 positif, hanya tiga yang menjalani perawatan di rumah sakit. Sisanya isolasi mandiri di rumah,” ucapnya.
Mengenai tambahan 27 kasus positif, menurut Chotib, mereka berasal dari tujuh kluster. Masing-masing adalah 10 orang dari kluster Araya Tulungagung, tiga kluster Maspion Sidoarjo, dua kluster Surabaya, satu kluster Gampeng, lima kluster Desa Ketawang, tiga kluster Pace-Nganjuk, dan tiga orang kluster baru.
Hingga saat ini terdapat 29 kluster penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kediri. Kluster terbesar ada di Pabrik Rokok Mustika Tulungagung, yakni 53 orang, kluster baru 36 orang, kluster Desa Kedak 27 orang, dan kluster Araya Tulungagung 20 orang.
Sementara itu, di Kota Kediri, pemerintah daerah setempat berusaha melakukan tes cepat (rapid test) secara rutin sebagai salah satu cara untuk membentengi penularan Covid-19 dari Kabupaten Kediri. Pengawasan berkala pada tempat perbelanjaan dan tempat lain yang berpotensi mendatangkan orang.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Kediri, Fauzan Adhima, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, memang agak sulit membendung warga karena tingkat mobilitas mereka tinggi. Selama ini pusat keramaian dan perbelanjaan di Kota Kediri juga menjadi daya tarik warga lain di luar kota.
”Rapid test, kami tidak membedakan (warga) kabupaten atau kota. Kalau di situ ada potensi tempat penularan, ya, segera kita rapid. Kalau reaktif langsung ditangani. Jika mereka warga kabupaten Kediri langsung dikirim ke kabupaten,” ujarnya.
Rapid test, kami tidak membedakan (warga) kabupaten atau kota. Kalau di situ ada potensi tempat penularan, ya, segera kita rapid.
Tes cepat terakhir di wilayah Kota Kediri dilakukan Jumat (3/7/2020) di Pasar Semampir, Baluwerti, dan Pasar Ngadirejo. Ada sekitar 180 pedagang dan pembeli yang mengikuti rapid test dan hasilnya nonreaktif semua.
Sejauh ini sebagian besar pusat perbelajaan, termasuk hotel, di Kota Kediri telah beroperasi kembali, tetapi dengan protokol kesehatan ketat. Pemerintah Kota Kediri juga menerapkan sanksi berupa penutupan satu hari, tiga hari, sampai pencabutan izin usaha terhadap tempat usaha yang melakukan pelanggaran.
Di Kota Kediri, berdasarkan data Satgas Covid-19 Jawa Timur per 3 Juli pukul 18.41 terdapat 60 pasien terkonfirmasi positif Covid-19, 49 PDP, dan 455 ODP.