Jamin Ketersediaan Alat Tes Cepat di Rumah Sakit Kota Surabaya
Sebanyak 23 rumah sakit di Surabaya mendapatkan bantuan alat tes cepat Covid-19 dari pemerintah. Alat tes cepat itu diperlukan untuk penapisan pasien-pasien terindikasi Covid-19 agar segera mendapat perawatan tepat.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak 23 rumah sakit di Kota Surabaya, Jawa Timur, mendapatkan bantuan alat tes cepat Covid-19 dari pemerintah setempat. Alat tes cepat itu diperlukan untuk penapisan pasien-pasien terindikasi Covid-19 agar secepat mungkin mendapatkan penanganan sesuai protokol.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Minggu (5/7/2020), mengatakan, bantuan alat tes cepat berasal dari Kementerian Kesehatan. Alat tes cepat ini khusus digunakan untuk pasien, terutama dengan penyakit umum yang terindikasi memiliki gejala Covid-19.
”Tes cepat menjadi penapisan awal agar pasien mendapatkan penanganan yang sesuai, sekaligus mencegah penularan kepada tenaga kesehatan,” katanya.
Setidaknya terdapat 23 rumah sakit yang mendapat bantuan alat tes cepat, antara lain RS Adi Husada, RSAL dr Ramelan, RSUD Bhakti Dharma Husada, RS Brawijaya, RSI Ahmad Yani, RSI Jemursari, RS Mata Undaan, dan RSIA Kedangsari.
Menurut Risma, tes cepat bisa digunakan untuk deteksi awal kondisi pasien karena hasilnya dapat diketahui dalam beberapa menit. Jika hasil tes reaktif, penanganan pasien dilakukan sesuai protokol Covid-19 dengan mengenakan alat pelindung diri. Pasien tersebut juga akan mengikuti tes usap.
”Tenaga kesehatan dan pegawai lain di rumah sakit juga kami siapkan bantuan agar bisa melakukan tes secara berkala,” ucap Risma.
Adapun cakupan tes cepat di Surabaya hingga 3 Juli 2020 sudah dilakukan kepada 96.022 orang, dengan hasil 9.623 warga reaktif. Adapun tes usap sudah dilakukan kepada 22.086 orang, sebanyak 29,3 persen di antaranya positif Covid-19.
”Bantuan alat tes usap yang kami dapatkan juga langsung disalurkan ke laboratorium agar bisa mempercepat proses tes usap,” tutur Risma.
Selain bantuan alat tes, Pemkot Surabaya juga menyalurkan alat pelindung diri dan ventilator ke rumah sakit. Tercatat sembilan rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya mendapatkan bantuan tambahan ventilator, di antaranya RSIA Graha Medika, RS Muji Rahayu, RSI Jemursari, Rumkital dr Ramelan, RSI Ahmad Yani, RS Wiyung Sejahtera, dan RS Brawijaya.
”Kami berupaya semaksimal mungkin menurunkan angka kematian dan kasus baru, terutama dari kalangan tenaga kesehatan,” ucapnya.
Kepada ibu hamil, Risma meminta untuk tidak melakukan pemeriksaan di puskesmas. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kandungan dan persiapan persalinan di rumah sakit khusus ibu dan anak untuk memperkecil risiko penularan Covid-19 di fasilitas kesehatan umum, seperti puskesmas dan rumah sakit.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Muhammad Fikser mengatakan, dari segi pencegahan, pihaknya terus melakukan sosialisasi pelaksanaan protokol kesehatan kepada warga. Sosialisasi dilakukan ke kampung-kampung dan dipimpin oleh wali kota sambil membagikan masker.
”Kampung-kampung dengan kasus positif Covid-19 tinggi menjadi perhatian agar warga selalu menerapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan jaga jarak,” katanya.