54 Tempat Hiburan dan Wisata di Kota Semarang Diizinkan Beroperasi
Salah satu obyek yang dibuka yakni Lawang Sewu, yang merupakan penanda Kota Semarang. Lawang Sewu mendapat rekomendasi dari Pemkot Semarang untuk beroperasi kembali mulai Kamis (9/7/2020). Protokol kesehatan diterapkan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, mengizinkan operasional 54 tempat hiburan dan wisata karena telah dinilai siap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Salah satu yang diizinkan yakni Lawang Sewu, yang mendapat rekomendasi beroperasi pada Kamis (9/7/2020).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari mengatakan, sudah ada 134 tempat hiburan dan wisata yang mengajukan izin operasi di masa pandemi Covid-19. Penyediaan sarana protokol kesehatan dan pembatasan jumlah pengunjung menjadi syarat tempat hiburan dan wisata beroperasi kembali.
”Saat ini, yang kami ACC (setujui) ada 54, termasuk Lawang Sewu yang rekomendasinya diberikan hari ini. Rata-rata tempat hiburan. Kalau wisata, yang sudah buka seperti Grand Maerokoco, Sam Poo Kong, dan Kampung Jawi,” kata Indriyasari pada simulasi kunjungan dengan protokol kesehatan di Lawang Sewu, Kamis.
Ia menambahkan, pengawasan dilakukan secara berkala guna memastikan protokol kesehatan benar-benar diterapkan. Apabila ketentuan dilanggar, akan diberikan sanksi secara berjenjang, yakni lisan, tertulis, hingga penutupan. Sejauh ini, ada sejumlah tempat karaoke sudah diperingatkan karena jam operasinya melebihi ketentuan.
Untuk ketersediaan sarana protokol kesehatan di Lawang Sewu, Indriyasari menilai sudah dipenuhi. ”Mulai dari mengutamakan pembayaran nontunai, jarak antrean, dan sarana seperti tempat cuci tangan dan lainnya. Tenant-tenant juga sudah memenuhi protokol kesehatan,” ujarnya.
Apabila ketentuan dilanggar, akan diberikan sanksi secara berjenjang yakni lisan, tertulis, hingga penutupan.
Direktur Utama PT Kereta Api Pariwisata Totok Suryono, selaku pengelola Lawang Sewu, menjelaskan, setiap pengunjung yang masuk akan dicek suhu tubuhnya. Apabila di atas 37,3 derajat celsius, pengunjung tak diperbolehkan masuk. Pengunjung juga wajib cuci tangan sebelum membeli tiket.
Fasilitasi pembayaran tiket secara nontunai disediakan guna mengurangi kontak dalam transaksi. Di gerbang, jaga jarak orang saat antre pun diterapkan, yakni harus lebih dari 1 meter. Selain itu, disediakan juga ruang isolasi yang dapat digunakan jika ada situasi darurat pada pengunjung.
”Pada dasarnya, kami terapkan pembatasan fisik. Lawang Sewu ini banyak ruang terbukanya dan kami terapkan maksimal kira-kira 3.000 orang dalam waktu bersamaan. Kami tambahkan personel untuk mengawasi. Saat sudah berkerumun dan melebihi (kuota), tiket tak akan kami jual lagi,” ujar Totok.
Selain Lawang Sewu, di Jateng, PT KA Pariwisata juga menyiapkan pembukaan kembali Muesum Kereta Api di Ambarawa, Kabupaten Semarang. Saat ini, menurut Totok, masih pada tahap persiapan.
Penerapan protokol kesehatan ketat dilakukan guna mencegah penularan Covid-19. Di Kota Semarang, hingga Kamis (9/7/2020) petang, terdapat 2.282 kasus positif kumulatif dengan rincian 677 orang dirawat atau isolasi mandiri, 1.231 orang sembuh, dan 221 orang meninggal.
Di Kabupaten Rembang, pemerintah juga tengah menyiapkan peraturan dalam rangka menghadapi tatanan normal baru. Ekonomi diharapkan dapat mulai digerakkan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, termasuk di antaranya pada pariwisata dan UMKM.
”Saat ada pembatasan, lalu masyarakat dibiarkan tak berkegiatan ekonomi, justru memicu tindakan-tindakan kriminal. Ini menimbulkan keresahan sosial. Di Rembang, ada kejadian pencurian sepeda berharga di atas Rp 3 juta. Sepeda sedang jadi tren,” kata Arief Dwi Sulistya dari Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Rembang.
Arief mengatakan, pihaknya memastikan agar pengelola tempat wisata tak sekadar menyatakan siap membuka dan menerapkan protokol kesehatan, tetapi harus disiapkan penegakan aturan dalam pelaksanaannya. Adapun salah satu tempat wisata yang akan diuji coba yakni Pantai Karang Jahe.
Selain pariwisata, ekonomi juga akan digerakkan melalui UMKM. ”Kami mendorong diversifikasi produk serta sistem penjualan daring. Seperti batik Lasem yang yang didorong menjual pakaian jadi. Selain itu, juga pengembangan makanan-makanan olahan dari hasil pertanian,” kata Arief.