Lindungi Tenaga Kesehatan Papua, Gencarkan Tes Usap di Rumah Sakit
Belum adanya penyediaan fasilitas tes Covid-19 di seluruh rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Papua. Hal ini menyebabkan tenaga kesehatan rentan tertular Covid dari warga yang datang berobat di rumah sakit.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Papua menuntut tambahan alat pemeriksaan sampel usap khususnya di rumah sakit. Hal ini sebagai upaya pencegahan tenaga kesehatan terpapar Covid-19.
Hal ini disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Papua dokter Donald Aronggear di Jayapura, Kamis (9/7/2020). Ia mengatakan, banyak kasus tenaga kesehatan tertular Covid-19 karena belum diterapkannya protokol kesehatan ketat di rumah sakit. Salah satunya, belum ada hasil tes Covid-19 yang valid dari warga yang akan menjalani perawatan di rumah sakit.
Masalah terbaru adalah 84 pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura yang positif Covid-19. Sebanyak 84 pegawai ini terdiri dari 5 tenaga kesehatan, 46 orang paramedis, dan sisanya tenaga penunjang lain di rumah sakit.
”Seharusnya ada fasilitas penapisan warga sebelum menjalani perawatan di setiap rumah sakit yang lengkap, yakni alat tes cepat dan alat pemeriksaan sampel usap,” kata Donald.
Ia mengatakan, IDI Papua telah mengeluarkan rekomendasi agar setiap rumah sakit rujukan melakukan tes Covid-19 sesuai prosedur sebelum mengambil tindakan perawatan. Namun, rekomendasi tersebut belum dijalankan sepenuhnya oleh pihak rumah sakit.
Selain itu, lanjut Donald, seharusnya warga yang sakit ringan tidak perlu berobat ke rumah sakit. Warga bisa memanfaatkan fasilitas puskesmas yang juga lengkap. Satgas Pengendalian Pencegahan dan Penanganan Virus Korona Provinsi Papua dan seluruh pimpinan rumah sakit harus segera menetapkan sistem penanganan pasien yang tepat di tengah pandemi Covid-19. Jika tidak, tenaga kesehatan yang terpapar akan terus bertambah,” kata Donald.
Papua memiliki 24 unit alat tes cepat molekuler (TCM) yang dapat memeriksa sampel usap. Namun, tak semua alat dapat beroperasi karena terbatasnya komponen cartridge yang dikirimkan Kementerian Kesehatan.
Juru Bicara Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Virus Korona Provinsi Papua dokter Silwanus Sumule mengatakan, Provinsi Papua memiliki 24 unit alat tes cepat molekuler (TCM) yang dapat memeriksa sampel usap. Namun, tidak semua alat dapat beroperasi karena terbatasnya komponen cartridge yang dikirimkan Kementerian Kesehatan.
Adapun terdapat 16 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Papua. Namun, baru tiga rumah sakit yang memiliki alat TCM untuk memeriksa sampel usap warga. ”Cartridge adalah salah satu bagian TCM untuk mengaktifkan pemeriksaan sampel usap. Ketersediaan alat tersebut secara nasional juga terbatas karena harus diimpor dari luar negeri,” ungkap Silwanus.
Silwanus memaparkan, terjadi penambahan 80 kasus positif Covid di Papua pada Kamis ini. Tambahan kasus meliputi Kota Jayapura 60 orang, Mimika 15 kasus, Kabupaten Jayapura 3 kasus, serta Supiori dan Jayawijaya masing-masing satu kasus.
Dengan tambahan ini, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Papua meningkat menjadi 2.107 orang dengan rincian, 1.022 orang dalam perawatan, 1.063 orang sembuh, dan 22 orang meninggal. Sementara itu, jumlah warga berstatus orang dalam pemantauan sebanyak 2.692 orang dan pasien dengan pengawasan mencapai 252 orang.
”Tambahan 80 kasus ini menjadi catatan khusus bagi kami. Hal ini menunjukkan bahwa pendemi Covid-19 di Papua belum berakhir. Warga harus sadar melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin,” kata Silwanus.