Mal di Manado Dibuka di Tengah Lonjakan Kasus Baru Covid-19
Lonjakan kasus positif baru Covid-19 di Sulawesi Utara tak menghalangi pembukaan mal-mal di Manado. Untuk mencegah penularan Covid-19, pengelola mal menyediakan fasilitas penunjang protokol kesehatan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·5 menit baca
MANADO, KOMPAS — Lonjakan kasus baru Covid-19 di Sulawesi Utara tak menghalangi pembukaan sejumlah mal di Kota Manado. Untuk mencegah tempat tersebut menjadi pusat penularan baru, pengelola mal menyediakan fasilitas penunjang protokol kesehatan dan mengawasi kepatuhan para pengunjung.
Sejumlah mal di Manado, termasuk dua yang terbesar, yaitu Manado Town Square (Mantos) dan Megamall, kembali dibuka untuk umum, Jumat (10/7/2020), dengan menerapkan tatanan normal baru. Pembukaan ini bagian dari percobaan tahap satu normal baru di mal yang akan berlangsung selama 14 hari.
Selama itu, mal hanya beroperasi pada 12.00-18.00 Wita. Beberapa kelompok warga yang rentan terkena Covid-19, seperti anak berusia di bawah 12 tahun, orang tua berusia di atas 65 tahun, ibu hamil, serta penderita penyakit bawaan, dilarang masuk ke mal sesuai anjuran Pemerintah Kota Manado, Sulawesi Utara.
Di Manado Town Square, sekitar 100 calon pengunjung mal telah mengantre sejak sekitar pukul 11.30 Wita. Saat waktu buka tiba, petugas keamanan dan anggota satuan tugas Covid-19 mal meminta mereka mengantre dalam jarak selangkah antar-orang untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Sebelum masuk, suhu tubuh mereka diukur dengan termometer inframerah.
Mantos sebelumnya tutup sejak 29 Maret 2020. General Manager Mantos Yono Akbar mengatakan, jumlah pengunjung dibatasi hanya sekitar 30 persen dari kapasitas. ”Dalam satu area pada satu detik hanya dibatasi 800 orang,” kata Yono.
Dari sekitar 300 gerai di Mantos, hanya sekitar 50 gerai yang buka. Gerai yang buka meliputi restoran dan kafe serta butik pakaian. Salon, tempat bermain anak, dan bioskop akan dibuka belakangan. Khusus restoran dan kafe, jumlah pengunjung dibatasi 50 persen dari jumlah kursi.
Dari sekitar 300 gerai di Mantos, hanya sekitar 50 gerai yang buka. Gerai yang buka meliputi restoran dan kafe serta butik pakaian.
Yono mengatakan, banyak pengelola toko yang belum melaksanakan tes cepat Covid-19 bagi para pegawainya. Ia pun memprediksi jumlah toko yang buka akan semakin banyak dalam beberapa hari. ”Setelah dua minggu, kami akan evaluasi lagi. Mudah-mudahan tidak ada kasus baru,” katanya.
Sementara itu, Megamall, yang hanya terpaut sekitar 2 kilometer dari Mantos, menetapkan protokol serupa, yaitu pemeriksaan suhu badan dan penyediaan cairan pembersih tangan. Selain itu, pengelola juga mewajibkan pengunjung menunjukkan KTP. Foto KTP beserta data pribadi pengunjung seperti nama dan nomor telepon akan disimpan dalam basis data tim Megamall.
”Ini sesuai anjuran Pemkot Manado. Seandainya nantinya ada kasus baru, gugus tugas pemkot bisa meminta data kami, apakah pasien tertentu pernah berkunjung kemari. Ini untuk memudahkan pelacakan kasus,” kata Steven Walangitan, Manajer Periklanan dan Promosi Megamall.
Prosedur itu diterapkan di tiga pintu yang dikhususkan untuk akses masuk. Pengelola bahkan harus menyiapkan beberapa komputer baru dan membuat portal daring khusus untuk menyimpan basis data.
Untuk sementara, jumlah pengunjung dibatasi 2.000 orang sehari dari kapasitas maksimal 30.000. Adapun jumlah gerai yang dibuka baru mencapai 60 dari sekitar 200 gerai. Sekitar 60 karyawan, dengan bantuan polisi dan TNI, berupaya menegakkan kepatuhan pada protokol kesehatan. ”Besok saat weekend (akhir pekan) kami akan perketat pengawasan,” kata Steven.
Kepala Polsek Sario Ajun Komisaris Renthauli Pardede mengatakan, ada sekitar 50 anggota tim gabungan Polri dan TNI yang ditugaskan menegakkan kepatuhan protokol kesehatan di mal. Mereka akan menegur pengunjung yang tidak mengenakan masker atau jika terjadi kerumunan orang di satu titik.
Pembukaan mal di Manado dilakukan di tengah rekor tertinggi penambahan kasus di Sulawesi Utara dalam dua hari terakhir, yaitu 89 dan 90 kasus pada Rabu (8/7) dan Kamis (9/7). Dari total 179 kasus, 109 kasus di antaranya terpusat di Manado.
Meski demikian, juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulut, Steaven Dandel, mengatakan, penambahan kasus ini tidak menunjukkan keadaan sebenarnya di lapangan. Sebab, sebagian besar hasil yang keluar dalam dua hari terakhir disebabkan penumpukan sampel di empat laboratorium di Jakarta dan Makassar.
Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengakui membuka mal adalah keputusan yang sulit diambil ketika Manado masih berstatus zona merah dengan 864 kasus positif. Kendati begitu, dampak buruk pandemi Covid-19 terhadap ekonomi harus segera diatasi. Untuk itu, mal akan dibuka berangsur dalam empat tahap.
Badan Pusat Statistik Sulut mencatat, penyusutan pertumbuhan perdagangan besar dan eceran yang dihitung bersama reparasi mobil dan sepeda motor. Pertumbuhan usaha sektor ini melambat 9,82 persen dari triwulan IV-2019 sebesar Rp 4,69 triliun menjadi Rp 4,23 triliun pada triwulan I-2020.
Ia mengimbau masyarakat tetap patuh pada imbauan protokol kesehatan. ”Patuhi semua aturan termasuk disiplin menerapkan protokol kesehatan sebagai cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Manado,” kata Vicky.
Sebagian besar hasil yang keluar dalam dua hari terakhir disebabkan penumpukan sampel di empat laboratorium di Jakarta dan Makassar.
Sambut senang
Manado adalah salah satu kota terakhir di Indonesia yang mengizinkan pembukaan kembali mal. Hal ini disambut baik oleh para pengunjung mal. Lucy (25), misalnya, memutuskan mengunjungi Mantos bersama suaminya pada hari pertama pembukaan mal.
”Kami beli perlengkapan untuk bayi kami. Kami sudah tunggu tiga bulan lebih karena mal tutup. Masalahnya, toko yang kami ingin kunjungi tidak ada di tempat lain,” kata Lucy.
Sementara itu, Kenny (18), pengunjung Mantos lainnya, merasa senang karena akhirnya bisa mengunjungi mal bersama temannya. ”Kebetulan saya juga perlu beli baju, sekalian jalan-jalan daripada bosan di rumah,” katanya.
Fenty Winda (28), manajer salah satu butik di Mantos, juga mengaku senang karena akhirnya bisa masuk kerja lagi. Selama tiga bulan, ia bekerja dari rumah dengan mengelola penjualan baju, tas, dan sepatu secara daring. Gajinya berkurang hingga 50 persen, sedangkan seorang dari tiga pegawai yang dikelolanya harus dirumahkan.
Tofa (28), juru masak di salah satu restoran di Mantos, juga merasa lega karena boleh kembali bekerja setelah tidak menerima gaji selama tiga bulan. Usaha restoran tempatnya bekerja hanya menyediakan bahan pangan bagi para karyawan.