Pariwisata di kawasan Danau Toba mulai bergerak setelah terpuruk selama pandemi Covid-19. Pariwisata di kawasan Parapat sudah mulai menggeliat Juli ini. Pulau Samosir akan dibuka untuk wisatawan nusantara Agustus ini.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Pariwisata di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, mulai bergerak kembali setelah terpuruk selama pandemi Covid-19. Pulau Samosir akan kembali dibuka untuk wisatawan Nusantara pada bulan Agustus. Sementara pariwisata di kawasan Parapat, Kabupaten Simalungun, sudah mulai bergerak pada Juli ini dengan keterisian hotel berkisar 30-40 persen.
Kepala Dinas Pariwisata Samosir Dumos Pandiangan, Senin (13/7/2020), mengatakan, pemerintah bersama pelaku industri pariwisata di Samosir saat ini berfokus menyiapkan infrastruktur menuju adaptasi kebiasaan baru Covid-19. Hotel-hotel, misalnya, menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan, seperti tempat mencuci tangan, sanitasi tangan, dan prosedur menerima tamu.
Pegawai hotel juga mulai dilatih untuk menerima tamu dengan protokol Covid-19. Pemerintah juga menyiapkan protokol ketat untuk memeriksa setiap wisatawan yang masuk ke Samosir. Untuk tahap awal, Samosir hanya menerima wisatawan Nusantara. Turis asing belum diizinkan berwisata ke Samosir.
”Kondisi pariwisata di Kabupaten Samosir bisa dibilang lumpuh selama pandemi Covid-19. Kami berharap, Agustus nanti, pariwisata di Samosir bisa bangkit lagi,” kata Dumos.
Selama pandemi Covid-19, kata Dumos, pihaknya menjaga ketat semua pintu masuk ke Samosir. Pemeriksaan dilakukan terhadap semua penumpang kapal penyeberangan yang masuk ke Samosir dan juga di jalur darat. Pendatang dari luar Samosir, termasuk wisatawan, dilarang masuk ke Samosir selama pandemi.
Akibatnya, industri pariwisata Samosir lumpuh selama pandemi ini. Hampir semua hotel, restoran, toko suvenir, dan industri pariwisata lainnya tutup total.
Mulai bergerak
Sementara itu, di kawasan wisata Parapat di Kabupaten Simalungun, aktivitas wisata sudah mulai bergerak. Industri pariwisata kini digerakkan pengunjung lokal Sumut yang ingin berlibur ke kawasan Danau Toba. ”Keterisian hotel terus naik setiap minggu dan kini sudah mencapai 40 persen,” kata Manajer Sumber Daya Manusia Hotel Inna Parapat Vander Ambarita.
Vander mengatakan, aktivitas wisata di Pantai Parapat mulai menggeliat. Kapal-kapal wisata yang selama pandemi ini hanya ditambat di pelabuhan, kini mulai berkeliling lagi di sekitar Parapat. Toko suvenir juga sudah mulai buka. Namun, aktivitas pariwisata masih terbatas karena mereka belum bisa menyeberang ke Samosir.
Vander mengatakan, kepercayaan wisatawan meningkat dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Pihaknya, misalnya, mewajibkan semua tamu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebelum masuk kawasan hotel. Tamu yang demam juga tidak diizinkan masuk hotel.
”Sarapan untuk tamu hotel juga kami antar langsung ke kamar dalam kotak makan sekali pakai. Kami juga melakukan sanitasi secara rutin di seluruh kawasan hotel,” kata Vander.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Sumut Denny S Wardhana mengatakan, Juli ini menjadi momentum untuk kebangkitan kembali industri pariwisata di Sumut. ”Industri hotel di Sumut pun kini sudah mulai membuka penyelenggaraan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE) secara terbatas dan dengan protokol Covid-19 yang ketat,” katanya.
Sejumlah pertemuan pemerintahan dan swasta mulai digelar di sejumlah hotel di Medan.
Selama Juli ini, kata Denny, sejumlah pertemuan pemerintahan dan swasta mulai digelar di sejumlah hotel di Medan. Mereka juga mulai membuka pesanan penyelenggaraan pernikahan untuk Agustus.
”Namun, kami selalu mengingatkan agar protokol Covid-19 diterapkan dengan sangat disiplin. Apalagi, kasus positif Covid-19 saat ini semakin luas di Sumut,” kata Denny.
Denny mengatakan, industri hotel di Sumut kini tidak bisa hanya mengandalkan penjualan kamar. Rata-rata, keterisian hotel di Sumut hingga kini masih sekitar 10 persen. Sebelum pandemi, MICE berkontribusi sekitar 50 persen terhadap omzet perhotelan.