Sebanyak 222 tenaga kesehatan di Papua terjangkit Covid-19 sejak Mei hingga Juli. Mereka terpapar dari pasien di fasilitas kesehatan. Papua butuh langkah khusus mengatasi hal ini.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Papua merekrut tambahan 120 tenaga kesehatan untuk bertugas di fasilitas kesehatan setelah jumlah tenaga kesehatan dan warga yang terjangkit Covid-19 terus bertambah. Papua membutuhkan kebijakan dan aksi khusus dari pemerintah pusat dalam penanganan Covid-19 di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan.
Pemerintah Provinsi Papua akan memeriksa sampel usap semua tenaga kesehatan karena sejak Mei hingga Juli 2020 sudah 222 tenaga kesehatan terpapar Covid-19. Sebanyak 139 orang di antaranya bertugas di Kota Jayapura.
”Kami telah mengajukan permohonan bantuan penyediaan zat reagen dan fasilitas pemeriksaan sampel usap kepada Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Mudah-mudahan permintaan bantuan ini segera direalisasikan,” kata juru bicara Satgas Pengendalian Pencegahan dan Penanganan Virus Korona Papua, Silwanus Sumule, di Jayapura, Senin (13/7/2020).
Para tenaga kesehatan terjangkit Covid-19 saat merawat warga yang umumnya kurang terbuka tentang riwayat kontak mereka terduga positif atau memiliki gejala positif Covid-19. Mereka tersebar di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Mimika, Merauke, dan Jayawijaya.
Tenaga kesehatan di Papua sangat minim.
Kasus terbaru adalah 14 tenaga kesehatan di rumah sakit swasta di Jayapura positif terpapar Covid-19 dari hasil pemeriksaan sampel usap pada hari Minggu lalu. ”Kami juga memperkuat perlindungan tenaga kesehatan di rumah sakit, salah satu upayanya adalah meningkatkan fasilitas tes Covid-19 bagi pasien sebelum mendapatkan perawatan di rumah sakit,” ujar Silwanus.
Saat ini, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Papua mencapai 2.292 orang dengan rincian, 1.173 orang dalam perawatan, 1.096 orang sembuh, dan 23 orang meninggal. Adapun jumlah warga berstatus orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 2.826 orang dan pasien dengan pengawasan (PDP) mencapai 255 orang.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua Donald Aronggear mengatakan, Papua terancam tak bisa mengendalikan kasus positif Covid-19 apabila jumlah tenaga kesehatan yang terpapar terus meningkat. ”Tenaga kesehatan di Papua sangat minim. Seharusnya warga melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin dan jujur menyampaikan kondisi kesehatannya saat dirawat di rumah sakit dan puskesmas,” kata Donald.
Penyebaran tinggi
Peningkatan kasus positif Covid-19 yang cukup mengkhawatirkan juga terjadi di Jakarta. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menemukan bahwa penyebaran Covid-19 di tempat masyarakat berkumpul, seperti pasar, permukiman, dan tempat keramaian, lebih tinggi dibandingkan dengan di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta, Senin, mengatakan, ”Kalau total antara rumah sakit dan komunitas, (kasus positif) tinggi komunitas. Disebut komunitas artinya di permukiman, pasar, atau tempat keramaian.”
Untuk pasar saja, jumlah kasus positif yang ditemukan sebesar 5,5 persen dari total kasus hasil tes usap tenggorokan di DKI Jakarta. Widyastuti menambahkan, persentase kasus positif di DKI Jakarta pada Senin pun menjadi 9,8 persen, masih tinggi meski membaik dari 10,5 persen pada hari Minggu. ”Kami terus proaktif menemukan kasus dengan fokus daerah-daerah rawan dan kluster baru,” ucap Widyastuti.
Pihaknya menjalankan sejumlah strategi untuk menemukan kasus positif Covid-19 di Jakarta. Strategi itu, antara lain, menunggu kedatangan orang ke rumah sakit, melacak riwayat kontak dari kasus positif di rumah sakit, dan proaktif turun ke daerah zona merah untuk menemukan kasus positif di lapangan. Dari strategi yang dijalankan, pada Minggu (12/7/2020), seperti dijelaskan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, angka kasus per hari Minggu sebanyak 404 kasus baru. Pada Senin, kasus positif Covid-19 di Jakarta bertambah 279 orang.
Melonjak
Penambahan kasus baru Covid-19 di Jawa Barat melonjak dua pekan terakhir. Imbasnya, angka penularan atau reproduksi virus korona jenis baru naik dari di bawah 1 menjadi 1,73. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid 19 Jabar (Pikobar), penambahan kasus positif pada 6 Juli-12 Juli 2020 ada 1.503 orang dan kasus baru pada 29 Juni-5 Juli sebanyak 485 orang.
Sebanyak 1.280 kasus positif baru berasal dari kluster Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI Angkatan Darat (AD) di Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, dan 101 kasus dari Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom) AD di Kota Cimahi.
”Penambahan kasus dalam dua hari terakhir sudah di bawah 100 kasus per hari. Polanya mulai kembali seperti semula. Insya Allah (angka reproduksi) bisa dikendalikan lagi di bawah 1,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Markas Kodam III Siliwangi, Bandung.
Akses keluar-masuk tidak boleh bebas.
Kamil mengatakan, 98 orang dari 1.280 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di kluster Secapa sudah dinyatakan negatif. Sementara yang lain masih menunggu hasil tes usap kedua.
Pelacakan penularan kluster ini tidak hanya dilakukan di Secapa AD. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung juga akan memberlakukan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) di Cidadap pada 14-28 Juli.
”Akses keluar-masuk tidak boleh bebas. Hanya untuk penghuni dan kepentingan mendesak. Masyarakat tidak boleh menolak tes,” ujarnya.