Pedagang Pasar Wage Purwokerto yang Tak Patuh Terancam Dicabut Izinnya
Pasar Wage Purwokerto disterilisasi setelah adanya pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Setelah dibuka lagi, pedagang yang tak memenuhi protokol kesehatan terancam dicabut izinnya.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pasar Wage Purwokerto, pasar tradisional terbesar di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ditutup tiga hari untuk penyemprotan disinfektan setelah adanya pedagang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam tes usap massal. Setelah dibuka, pedagang diwajibkan menaati protokol kesehatan. Para pelanggar terancam dicabut izinnya.
”Semua harus didisinfektan, harus steril. Kami harus betul-betul mengamankan para pedagang nanti masuk itu aman, pembeli juga aman,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein saat mengunjungi Pasar Wage Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (14/7/2020).
Husein menyampaikan, selain sterilisasi, pemerintah daerah juga akan menggelar tes swab bagi semua pedagang dan karyawan UPTD Pasar Wage. ”Semua harus di-swab atau minimal rapid test,” tuturnya.
Ketika nanti pasar sudah kembali buka, lanjut Husein, pedagang yang tidak bermasker dilarang berjualan. Demikian pula pembeli yang tidak bermasker pun dilarang masuk.
”Kalau nanti sudah buka ternyata ada yang bandel, terutama yang tidak pakai masker, maka barangnya akan diambil. Tidak boleh jualan. Lalu, dia harus komitmen (pakai masker). Kedua, kalau tetap gitu, izinnya akan saya cabut,” ujar Husein.
Kepala UPTD Pasar Wage Arif Budiman menyampaikan, jumlah pedagang yang ada di pasar mencapai 1.700 orang dengan perputaran uang sekitar Rp 1 miliar per hari. ”Sejak ada Covid-19 ini, pendapatan pedagang berkurang 30-70 persen,” tutur Arif.
Yopik Yudiansyah (34), pedagang sayur di Pasar Wage, menyampaikan, dirinya terpaksa kehilangan pendapatan Rp 400.000 sampai Rp 500.000 per hari akibat penutupan pasar. ”Iya, ini tutup. Libur tiga hari. Rasanya resah, tapi mau bagaimana lagi,” ujar Yopik sambil mengambil barang dagangan dari kiosnya supaya tidak tersemprot cairan disinfektan.
Kepala Dinas Kesehatan Banyumas Sadiyanto menambahkan, selain di Pasar Wage, tes usap massal juga telah digelar di Pasar Manis, Pasar Sumpiuh, Pasar Ajibarang, Pasar Sokaraja, dan Pasar Wangon. Hingga saat ini, tes usap telah dilakukan kepada sekitar 3.000 pedagang dan pegawai pasar.
”Tes usap juga sudah dilakukan kepada 31 orang yang menjalani karantina di GOR Satria. Mereka pendatang dari zona merah. Kini, pasien positif yang masih dirawat ada 29 orang,” kata Sadiyanto.
Berdasarkan data, secara kumulatif, di Banyumas terdapat 105 orang positif Covid-19. Sebanyak 29 orang dirawat, 72 orang sembuh, dan 4 orang meninggal dunia. Adapun jumlah pasien dalam pengawasan mencapai 375 orang dan orang dalam pemantauan 2.350 orang.
Dari pemantauan Kompas, penyemprotan disinfektan dimulai sekitar pukul 09.00. Penyemprotan diawali dari lapak-lapak di sekitar Jalan Vihara. Tiga petugas mengenakan alat pelindung diri dan menggendong tangki portabel. Di area pasar, gerbang menuju lantai dua digembok dan semua kios pun tutup.