Deteksi Dini Covid-19 di Jateng Harus Prioritaskan Penderita Jantung dan Darah Tinggi
Kasus kematian akibat Covid-19 didominasi pasien dengan penyakit penyerta jantung dan hipertensi. Oleh karena itu, kelompok pasien dari dua penyakit tersebut harus dites dini dan segera mendapatkan penanganan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Penderita jantung dan darah tinggi di Jawa Tengah harus mendapat prioritas utama dalam deteksi dini Covid-19. Penderitanya rentan meninggal bila telanjur terpapar virus korona jenis baru.
”Penderita penyakit jantung dan hipertensi harus mendapatkan perhatian khusus di Jawa Tengah. Banyak kasus kematian akibat Covid-19 terjadi pada kelompok pasien dengan dua penyakit penyerta itu,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di sela-sela kunjungannya di Kota Magelang, Kamis (16/7/2020).
Studi oleh Jing Yang dari The First Hospital of Lanzhou University, China, dan tim yang dipublikasikan di International Journal of Infectious Diseases (12 Maret 2012) menyebutkan, komorbiditas yang paling berisiko tinggi pada pasien Covid-19 meliputi darah tinggi, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit sistem pernapasan (Kompas, 18 April 2020).
Berdasarkan kajian ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Manchester, Inggris, Gindo Tampubolon di jurnal PLoS One 2014, 2019 dan Journal of American Medical Association Cardiology 2019 menemukan, dua pertiga orang Indonesia berusia 40-an tahun berisiko terkena serangan jantung, selain diabetes dan darah tinggi. Kajian Gindo di DKI Jakarta menunjukkan, faktor komorbid lebih dominan menyebabkan kematian akibat Covid-19 dibandingkan faktor umur (Kompas, 8 Juni 2020).
Dengan tingginya kerentanan itu, Ganjar mengatakan, kewaspadaan pemerintah daerah tidak boleh kendur. Hingga kini, belum ada kota/kabupaten di Jawa Tengah dinyatakan zona hijau. Khusus daerah dengan kasus positif yang masih tinggi, Ganjar meminta deteksi dan pemetaan penularan dilakukan lebih masif.
”Tidak lagi tes cepat. Kami meminta pemetaan dilakukan lebih akurat dengan tes usap,” ujarnya.
Selain meningkatkan kepekaan dan kewaspadaan di sisi kesehatan, Ganjar mengatakan, setiap daerah diminta membantu pemulihan ekonomi. Pemda di Jateng diminta mendampingi usaha kecil menengah dan memberikan insentif memadai bagi sektor usaha berpotensi ekspor.
”Dengan membantu menggerakkan ekonomi lokal pada bulan Juli-September, diharapkan, perekonomian kita akan berangsur membaik di akhir tahun,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengatakan, pihaknya tengah membuat peraturan wali kota yang mengatur kewajiban warga agar selalu bermasker saat di luar rumah. Bakal ada sanksi yang ditetapkan bagi yang tidak menaatinya. Sanksi itu bisa berupa denda uang dengan nomimal tertentu.
”Di sejumlah titik di area publik sudah mulai muncul kerumunan orang,” kata Sigit. Salah satu lokasi yang banyak dituju adalah Alun-alun Magelang. Di tempat tersebut tersedia area bermain untuk anak-anak.