Sajian Data Covid-19 Jawa Tengah dan Pusat Tak Sinkron
Perbedaan angka kematian Covid-19 paling mencolok. Menurut data Pemprov Jateng, terdapat 568 orang meninggal, sedangkan data pusat, tercatat 267 orang meninggal. Artinya, ada perbedaan dua kali lipat lebih.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sajian data terkait Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat pemerintah pusat tak sinkron. Epidemiolog menilai warga seharusnya tidak dibuat bingung dengan perbedaan data itu. Namun, Pemprov Jateng menilai hal tersebut tak masalah.
Selama ini, kerap terjadi perbedaan antara data yang setiap hari dilaporkan Gugus Tugas Covid-19 Pusat dan data di https://corona.jatengprov.go.id/. Perbedaan terlihat dalam jumlah kasus terkonfirmasi, pasien sembuh, dan pasien meninggal.
Menurut laman corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan Jumat (17/7/2020) pagi, terdapat 6.705 kasus positif kumulatif, dengan rincian 2.829 dirawat, 3.308 sembuh, dan 568 meninggal. Angka-angka pada laman itu diperbarui dalam hitungan menit.
Sementara itu, pada laporan harian Covid-19 Gugus Tugas Pusat, Kamis (16/7/2020) pukul 12.00, tercatat 6.128 kasus positif kumulatif, dengan rincian 2.195 sembuh dan 267 meninggal. Terdapat perbedaan data yang signifikan dengan laman Pemprov Jateng dalam rentang waktu kurang dari 24 jam.
Perbedaan angka kematian Covid-19 yang paling mencolok. Menurut data Pemprov Jateng, terdapat 568 orang meninggal, sedangkan menurut data pusat, tercatat 267 orang meninggal. Artinya, ada perbedaan 301 orang atau lebih dari dua kali lipat.
Menurut data Pemprov Jateng, terdapat 568 orang meninggal, sedangkan menurut data pusat, tercatat 267 orang meninggal. Artinya, ada perbedaan 301 orang atau lebih dari dua kali lipat.
Jika dibandingkan dengan empat provinsi lain yang memiliki kasus positif terbanyak, hingga Jumat pagi, tak ada perbedaan signifikan data Covid-19 meninggal dengan pusat. Jawa Barat 187 orang meninggal atau sama dengan pusat; DKI Jakarta 722 orang, sedangkan data pusat 713 orang; Jawa Timur 1.352 orang, sedangkan pusat 1.301 orang; dan Sulawesi Selatan 255 orang, dibandingkan data pusat 266 orang.
Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, dr Ari Udijono, mengatakan, dalam memaknai informasi kesehatan, tak bisa hanya mengandalkan satu jenis angka. Angka-angka itu harus dilihat secara menyeluruh.
Ari menambahkan, sinkronisasi data dari pusat hingga daerah juga penting. ”Komunikasi dan keterbukaan informasi serta data oleh pemerintah tampaknya belum diutamakan. Ini perlu agar tak membingungkan masyarakat dan lebih nyaman dalam menyikapi problem terkait Covid-19 ini,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, ada beberapa variabel yang membuat data berbeda, baik pemerintah pusat, Jateng, maupun kabupaten/kota. Di antaranya, perbedaan jenis pelaporan daring atau laporan manual.
”Kemudian, waktu pelaporannya. Apakah itu pukul 06.00, 12.00, 18.00, sehingga pasti akan berbeda. Variabel lain, yakni data yang dilaporkan apakah berdasarkan KTP atau domisili. Ini berbeda lagi,” kata Yulianto.
Ia menuturkan, banyak warga Jateng yang berada di daerah lain, seperti DKI Jakarta, serta sejumlah pulau, seperti Sumatera dan Kalimantan. Menurut dia, apabila ada warga ber-KTP Jateng terkonfirmasi kasus positif di daerah-daerah itu, maka masuk pendataan Jateng.
Ada beberapa variabel yang membuat data berbeda, baik pemerintah pusat, Jateng, maupun kabupaten/kota. Di antaranya, perbedaan jenis pelaporan daring atau laporan manual.
Namun, menurut Yulianto, berdasarkan telaah epidemiologi, sebenarnya lebih tepat jika ditetapkan berdasarkan domisili. ”Akan tetapi, data di mana pun, kalau ada perbedaan, semua benar. Tinggal kesepakatannya berdasarkan apa,” ujarnya.
Sebelumnya, ia juga mengatakan, pihak provinsi dan kabupaten/kota telah menyepakati mengambil data pada waktu yang sama. ”Kami sudah rapat. Jadi, untuk Jateng, provinsi dan kabupaten/kota menyepakati sama-sama mengambil data pukul 12.00,” katanya (Kompas.id, 5/7/2020).