Jateng Diminta Tingkatkan Tes, Semarang Raya dan Solo Raya Jadi Prioritas
Pemerintah pusat menginstruksikan Jateng melakukan tes sebanyak 4.991 spesimen per hari. Hingga kini, berdasarkan data Dinas Kesehatan Jateng, pengujian PCR baru dilakukan pada sekitar 2.700 spesimen per hari.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah pusat memerintahkan Jawa Tengah meningkatkan tes reaksi berantai polimerase atau PCR guna mengejar target tes pada 1 orang per 1.000 penduduk per minggu. Berdasarkan peta sebaran dan peningkatan kasus Covid-19, wilayah Semarang Raya dan Solo Raya menjadi prioritas.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Kota Semarang, Senin (20/7/2020), mengatakan, pemerintah pusat memerintahkan Jateng melakukan tes sebanyak 4.991 spesimen per hari. Hingga kini, berdasarkan data Dinas Kesehatan Jateng, pengujian PCR baru dilakukan pada sekitar 2.700 spesimen per hari.
”Tes-tes ini menjadi PR (pekerjaan rumah) besar. Maka, kami mencoba evaluasi kekuatan-kekuatan di laboratorium uji. Menurut masukan dari tenaga ahli, prioritas ada di Semarang Raya dan Solo Raya, termasuk pantura (pantai utara) yang cukup berbahaya,” kata Ganjar.
Namun, hal itu tak berarti daerah lain tidak perlu meningkatkan tes. Ganjar meminta para bupati/wali kota mengintensifkan tes masif, tetapi jangan lagi melakukan tes cepat, melainkan langsung PCR. Hal itu bisa dilakukan dengan metode surveilans, yakni mengejar orang-orang yang berkontak dengan pasien positif Covid-19.
Berdasarkan data laman informasi Covid-19 Pemerintah Provinsi Jateng, yang dimutakhirkan Senin (20/7/2020) pukul 12.00, terdapat 7.267 kasus positif kumulatif, dengan rincian 3.112 orang dirawat, 3.550 orang sembuh, dan 605 orang meninggal. Pada grafik akumulasi kasus positif per 17 Juli 2020, terdapat penambahan 536 kasus dalam sehari.
Di Jateng, kasus tertinggi Covid-19 masih terdapat di Kota Semarang, yang hingga Senin petang terdapat 3.095 kasus positif kumulatif, dengan rincian 855 orang dirawat/isolasi mandiri, 1.930 orang sembuh, dan 310 orang meninggal. Wilayah lain dengan kasus tinggi di antaranya Kabupaten Demak, Jepara, dan Kudus.
Ganjar pun meminta dukungan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dan tidak mengeyel saat diperingatkan.
Seiring peningkatan tes, Ganjar mengatakan telah berkomunikasi dengan forum komunikasi pimpinan daerah Jateng agar bersatu mengupayakan pemutusan mata rantai penularan Covid-19. Ia pun meminta dukungan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dan tidak mengeyel saat diperingatkan.
Ia menambahkan, masyarakat hingga tingkat terbawah juga diminta melindungi tetangganya, sejalan dengan konsep ”Jogo Tonggo”. ”Yang memiliki penyakit bawaan, seperti hipertensi, gula (diabetes melitus), ginjal, jantung, dan kanker, kami minta jangan keluar rumah. (Kelompok) ini sangat rentan tertular,” ucap Ganjar.
Terkait pengujian PCR massal, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengungkapkan, kapasitas total 17 laboratorium yang mampu memeriksa spesimen di Jateng sebanyak 8.000 sampel per hari, tetapi selama ini baru dimanfaatkan sekitar 2.700 sampel per hari. Salah satunya karena terhambat ketersediaan sumber daya manusia.
”Sekarang kami optimalkan. Yang biasanya satu sif saja menjadi tiga sif. Juga, kesiapan alat habis pakai dan reagen yang kebutuhannya cukup banyak. Kami cari solusi bersama dari sumber-sumber anggaran lain, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Formulasinya masih kami bicarakan,” ujar Yulianto.
Kapasitas total 17 laboratorium yang mampu memeriksa spesimen di Jateng mencapai 8.000 sampel per hari, tetapi selama ini baru dimanfaatkan sekitar 2.700 sampel per hari.
Terus meningkat
Dalam beberapa hari terakhir, menurut laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat pusat, penambahan kasus di Jateng terbilang tinggi. Bahkan, pada Rabu (15/7/2020), penambahan di Jateng tertinggi dengan 261 kasus. Pada Senin (20/7/2020), ada tambahan 354 kasus atau kedua terbanyak setelah DKI Jakarta dengan 361 kasus.
Yulianto mengatakan, hal itu disebabkan adanya peningkatan tes di Jateng dibandingkan pekan-pekan sebelumnya. Apabila beberapa pekan atau bulan sebelumnya jumlah tes sekitar 3.000 spesimen per minggu, pada pekan lalu tes mencapai 2.700 spesimen per hari.
Ia menambahkan, selain pelacakan dan tes, masyarakat juga diminta benar-benar disiplin menerapkan protokol kesehatan. ”Pelaksanaannya harus lebih baik lagi. Pembatasan kegiatan, pembatasan fisik, pemakaian alat pelindung diri, kebiasaan cuci tangan, dan jaga imunitas harus ditingkatkan,” ujar Yulianto.