Protokol Kesehatan di Lingkungan Kerja Pemkot Banjarbaru Diperketat
Sebagian pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru diatur kembali bekerja dari rumah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 setelah Wali Kota Banjarbaru dan istrinya tertular Covid-19.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS— Penerapan protokol kesehatan di lingkungan kerja Pemerintah Kota Banjarbaru diperketat setelah Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani dan istrinya, Ririen Kartika Rini, tertular Covid-19. Untuk mengurangi interaksi antarorang di kantor, sebagian pegawai kembali bekerja dari rumah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Rizana Mirza, yang juga juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjarbaru, mengatakan, pihaknya langsung menggelar rapat terbatas dipimpin Wakil Wali Kota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan kerja Pemkot Banjarbaru.
Dalam rapat terbatas itu diputuskan segera mendata orang-orang yang melakukan kontak erat dengan wali kota dan istrinya. Semua kontak erat yang terdata langsung menjalani tes cepat, kemudian dilanjutkan dengan tes usap (swab) untuk mengetahui kondisi mereka supaya bisa secepatnya ditangani.
Penerapan protokol kesehatan, seperti pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dan menghindari kerumunan, juga akan lebih diperketat. ”Pengetatan tak hanya dilakukan di lingkungan kerja pemkot, tetapi juga di lingkungan masyarakat,” kata Mirza yang dihubungi dari Banjarmasin, Selasa (28/7/2020).
Khusus di lingkungan kerja Pemkot Banjarbaru, jumlah pegawai yang masuk kantor akan kembali dibatasi dalam rangka menghindari kerumunan dan mengurangi interaksi satu sama lain. Pegawai yang baru masuk kantor 100 persen sekitar dua minggu ini akan diatur lagi agar hanya 60 persen yang masuk kantor dan 40 persen bekerja dari rumah.
”Jadwal kerja pegawai akan diatur lagi supaya bisa bergantian masuk kantor. Pola kerja seperti itu akan kembali diberlakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan,” katanya.
Wali Kota Banjarbaru dan istrinya dirawat di RSUD Idaman, Banjarbaru, sejak Minggu (26/7/2020). Namun, Senin kemarin, keduanya dirujuk ke RSUD Ulin, Banjarmasin, untuk penanganan yang lebih baik. Hal itu mengingat peralatan dan tenaga medis di RSUD Ulin lebih lengkap. ”Kondisi keduanya masih stabil,” ujar Mirza.
Menurut Wakil Wali Kota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan, semua orang di jajaran Pemkot Banjarbaru memiliki risiko tertular Covid-19 karena tugas melayani masyarakat. ”Kita semua harus lebih waspada terhadap penyebaran Covid-19 karena siapa pun bisa terpapar,” katanya.
Jaya menuturkan, dirinya dan wali kota menjalani tes cepat pada Kamis (23/7/2020) pagi. Hasil punya wali kota waktu itu reaktif, sedangkan miliknya nonreaktif. Kamis siang dilanjutkan dengan tes usap. Hasilnya keluar pada Sabtu (25/7/2020) sore dengan hasil positif untuk wali kota dan istrinya.
”Punya saya, ajudan saya, dan ajudan wali kota hasilnya negatif,” ujarnya.
Menurut Jaya, semua yang berkontak erat dengan wali kota dan istrinya akan menjalani tes cepat dan usap. Sembari melakukan pelacakan kontak erat dan tes, sebagian pegawai di lingkungan Pemkot Banjarbaru akan kembali bekerja dari rumah. ”Yang turun bekerja hanya 60 persen. Nanti diatur secara bergantian,” katanya.
Sampai dengan Selasa (28/7/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Kalsel tercatat 5.782 kasus. Dari jumlah tersebut, 2.398 orang dalam perawatan, 3.107 orang sembuh, dan 277 orang meninggal. Jumlah kasus positif di Banjarbaru menempati urutan ketiga tertinggi di Kalsel, yakni 533 kasus dengan 34 kematian.