Kewaspadaan Berkurang, Kasus di Maluku Kembali Melonjak
Kewaspadaan terhadap bahaya Covid-19 di Maluku berkurang. Warga mulai melepas masker dan tidak menjaga jarak. Kasus pun kembali melonjak.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Jumlah kasus Covid-19 di Maluku kembali meningkat signifikan dalam lima hari terakhir, dari 1.069 menjadi 1.135. Kenaikan itu disebabkan berkurangnya kewaspadaan warga akan bahaya Covid-19. Warga mulai melepas masker dan tidak lagi menjaga jarak aman. Diperlukan edukasi dan pengetatan kembali.
Berdasarkan pantauan Kompas, wisatawan menyerbu tempat wisata Teluk Lubang Buaya Morella di Pulau Ambon, Minggu (2/8/2020). Ratusan orang yang berada di lokasi itu tidak mengenakan masker. Masker dilepas saat mereka masuk ke lokasi tersebut. Mereka duduk berdekatan, bahkan berangkulan, saat berfoto.
Sementara itu, pengelola wisata tidak menerapkan protokol kesehatan. Tak ada imbauan kepada pengunjung. Tidak ada pula peringatan atau teguran kepada pengunjung yang tidak menjalankan protokol kesehatan. Pengunjung dibiarkan bebas seperti sebelum pandemi. Pengelola hanya menarik retribusi masuk lokasi yang berada sekitar 26 kilometer dari pusat Kota Ambon itu.
”Pengunjung harus diberi edukasi agar mereka paham bahwa kondisi saat ini masih sangat rentan. Pengelola juga harus bertanggung jawab untuk mengarahkan pengunjung. Jangan hanya tarik retribusi masuk, sementara tidak menerapkan protokol kesehatan. Ini berbahaya. Bisa jadi kluster baru di sini,” kata Rosita (25), pengunjung.
Ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan juga ditemukan di Pasar Mardika, Ambon. Semakin banyak pedagang dan pengunjung yang melepas masker. Suasana pasar pun semakin ramai. Di gerbang pasar itu ada pos gabungan yang diisi personel yang bertugas menegakkan protokol kesehatan. Sayangnya, para petugas lebih banyak menghabiskan waktu di tenda pos.
Terungkap, sejumlah pedagang yang tidak menerapkan protokol kesehatan itu menjadi korban bias informasi. Mereka percaya virus tersebut tidak ada. Mereka mendapatkan informasi itu dari pesan berantai dan obrolan setiap hari. ”Saya lebih sering tidak pakai masker, tetapi sampai hari ini saya sehat-sehat. Keluarga saya juga sehat,” kata salah satu pedagang sayur.
Padahal, puluhan pedagang pasar positif Covid-19 dan mengikuti isolasi hingga sembuh. Sebelumnya, Maharani, salah satu pasien sembuh dari kluster pasar, mengungkapkan virus itu benar-benar ada. Ia mengajak para pedagang pasar agar menerapkan protokol kesehatan. Menurut dia, isu bahwa Covid-19 adalah sebuah rekayasa adalah tidak benar. ”Covid-19 itu benar ada,” ujarnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku, dalam keterangan tertulis pada Minggu malam, melaporkan, kasus positif mencapai 1.135 dengan jumlah pasien sembuh 748 dan meninggal 23 orang. Padahal, pada lima hari sebelumnya atau 29 Juli, jumlah kasus 1.069. Pada 30 Juli, kasus naik 24 dan 1 Agustus naik 31 kasus.
Kasus terbanyak ada di Kota Ambon, yakni 779 kasus. Ambon saat ini sedang memberlakukan masa transisi memasuki pekan ketiga. Dari 11 kabupaten/kota di Maluku, daerah yang kini berada pada zona bebas Covid-19 adalah Kabupaten Buru Selatan, Maluku Barat Daya, Kepulauan Aru, dan Kepulauan Tanimbar.
Gereja dibuka
Di Ambon, kegiatan peribadatan mulai dibuka, seperti di Katedral Santo Fransiskus Xaverius, Ambon. Pihak gereja mengatur kehadiran jemaat menjadi dua gelombang, yakni perayaan pagi pada pukul 08.00 WIT dan perayaan kedua pada pukul 18.30 WIT. Pengaturan itu bertujuan mencegah kepadatan orang.
Pihak gereja juga menerapkan protokol secara ketat. Di pintu masuk gereja, jemaat diwajibkan mencuci tangan dan mengikuti pemeriksaan suhu tubuh. Di dalam gereja, tempat duduk diatur dalam jarak aman. Jemaat dilarang melepas masker saat mengikuti perayaan. Selesai perayaan, jemaat diminta segera meninggalkan halaman gereja.
Uskup Diosis Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC mengimbau umat agar tetap menjalankan protokol kesehatan. Mandagi juga meluruskan bias informasi terkait Covid-19. ”Virus ini sangat berbahaya. Laksanakan protokol kesehatan. Jaga imun tubuh dengan selalu bersukacita. Hati harus riang dan penuh dengan kedamaian,” katanya.