Penularan Covid-19 merebak di lingkungan perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru. Sebagian pegawai kembali harus bekerja dari rumah untuk mencegah meluasnya penularan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Penularan Covid-19 yang sebelumnya merebak di lingkungan perkantoran Pemerintah Kota Banjarbaru, kini juga terjadi di lingkungan perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru. Sejumlah pegawai pemerintah provinsi diketahui terinfeksi Covid-19 setelah menjalani tes usap.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira mengatakan, tes usap secara masif sudah dilakukan di kantor Bappeda Kalsel setelah Sekretaris Bappeda Kalsel Hadi Purwanto meninggal akibat Covid-19 pada 29 Juli 2020 dan tiga pegawai Bappeda lainnya positif Covid-19.
”Berdasarkan tes usap yang dilakukan pada 30 Juli dan 1 Agustus, sebanyak 29 pegawai lainnya juga positif Covid-19. Jadi, dari 120 pegawai di Bappeda, ada 33 orang yang terkena Covid-19,” kata Fajar dalam konferensi pers secara virtual yang diikuti dari Banjarmasin, Rabu (5/8/2020).
Pegawai yang terkena Covid-19, menurut Fajar, sebagian besar tanpa gejala. Karena itu, mereka hanya dikarantina di gedung karantina khusus yang dikelola Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel. ”Saat ini ada tiga orang yang dirawat di RSUD Ulin, Banjarmasin, karena memiliki penyakit bawaan hipertensi dan diabetes,” ujarnya.
Sebagian dari pegawai Bappeda Kalsel yang tertular Covid-19 itu tinggal di Banjarbaru. Sebagian lagi tinggal di Banjarmasin. ”Kami tidak tahu dari mana mereka tertular. Namun, para pegawai yang tertular itu memiliki mobilitas tinggi dan jarang lama berada di kantor,” tuturnya.
Fajar menyatakan, kantor Bappeda Kalsel selama pandemi Covid-19 sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain menyediakan tempat cuci tangan dan sabun, semua pegawai juga sudah diwajibkan memakai masker dan menjaga jarak. ”Protokol kesehatan sudah dijalankan, tetapi masih saja pegawai kami tertular,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim, yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel mengatakan, tingkat penularan Covid-19 di Kalsel masih tinggi. Angka reproduksi efektif (Rt) saat ini masih di atas 1. ”Penularan di Kalsel sudah dari transmisi lokal,” ujarnya.
Untuk mengendalikan penularan Covid-19 di Kalsel, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel melakukan tes usap secara masif dengan target sasaran sebanyak 10.000 orang. ”Tes usap masif itu sudah dimulai dari lingkungan perkantoran pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota,” katanya.
Selain di kantor Bappeda Kalsel, tes usap secara masif di lingkungan Pemprov Kalsel juga dilakukan di Biro Umum, Inspektorat, Biro Administrasi Pimpinan, dan satuan polisi pamong praja. Namun, Muslim belum membeberkan hasilnya. ”Tes usap di instansi lainnya juga sudah diagendakan,” ujarnya.
Saat ini Pemprov Kalsel juga memberlakukan kembali kerja dari rumah untuk sebagian pegawainya. Hal itu dilakukan untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19 di lingkungan perkantoran. ”Kantor tetap buka meskipun ada pegawai yang kena Covid-19. Namun, jumlah pegawai yang masuk kantor hanya 50 persen,” kata Fajar.
Hingga Rabu (5/8/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Kalsel tercatat sebanyak 6.411 kasus. Dari jumlah tersebut, 2.381 orang dalam perawatan, 3.731 orang sembuh, dan 299 orang meninggal. Tingkat kematian akibat Covid-19 di Kalsel tercatat 4,66 persen, sementara tingkat kesembuhannya 58,20 persen.