Gubernur Kepri Sembuh dari Covid-19, Segudang Tugas Sudah Menanti
Gubernur Kepri Isdianto dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah dua kali tes PCR menunjukkan hasil negatif. Kembalinya Isdianto diharapkan membuat Gugus Tugas Covid-19 lebih sigap menangani peningkatan kasus positif.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Gubernur Kepulauan Riau Isdianto dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah dua kali tes dengan metode reaksi berantai polimerase atau PCR menunjukkan hasil negatif. Kembali bertugasnya Isdianto diharapkan membuat Gugus Tugas Covid-19 lebih sigap menangani lonjakan tajam kasus positif di Tanjung Pinang.
Sekretaris Daerah Kepulauan Riau (Kepri) Arif Fadillah, Rabu (12/8/2020) malam, menyampaikan, pengambilan sampel usap Isdianto yang kedua dilakukan pada 11 Agustus 2020. Sebelumnya, pada 7 Agustus 2020, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam juga telah mengumumkan tes PCR pertama yang hasilnya negatif.
Isdianto menyatakan diri positif terinfeksi Covid-19 pada 1 Agustus. Dari pelacakan kontak, ia diduga tertular virus itu dari salah satu ajudan pribadinya, DPS (28).
Sebelum dinyatakan positif Covid-19, Isdianto baru saja dilantik menjadi gubernur oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada 27 Juli 2020. Berselang sehari, ia kembali ke Tanjung Pinang dan menggelar acara perayaan bersama warga, tokoh masyarakat, dan sejumlah perwakilan bupati/wali kota. Akibatnya, setelah itu, sekitar 1.000 orang harus menjalani tes PCR.
Anggota Komisi II DPRD Kepri, Rudi Chua, Kamis (13/8/2020), berharap, setelah sembuh, Isdianto bisa segera menyiapkan rencana peraturan daerah (perda) untuk menertibkan pelanggar protokol kesehatan. Perda tersebut sangat diperlukan untuk mengontrol jalannya protokol kesehatan di tengah melonjaknya kasus positif di Tanjung Pinang.
”Penanganan (Covid-19) di Kepri relatif lemah. Warga sudah bebas bercengkerama dan menggelar acara hajatan seakan sudah normal. Ini diperparah karena tidak ada penindakan dari gugus tugas,” kata Rudi.
Padahal, di Tanjung Pinang, dalam tempo dua minggu ini saja, total pasien positif Covid-19 meningkat dari 34 orang menjadi 119 orang. Jumlah pasien yang dirawat di Tanjung Pinang kini mencapai 90 orang, lebih banyak daripada Batam (83 orang) yang selama ini dianggap menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Kepri.
Pada 7 Agustus 2020, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memerintahkan semua kepala daerah harus segera membuat perda tentang protokol kesehatan, lengkap dengan sanksi yang tegas. Standar rancangan perda bisa mengacu kepada Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
”Itu (Pemprov) lambat. Inpres No 6/2020 sudah keluar sekitar seminggu lalu, seharusnya membuat rancangan perda itu tidak susah karena sebagian tinggal menyalin saja. Sekarang warga jadi semakin abai terhadap protokol kesehatan karena gugus tugas tidak memiliki dasar untuk menindak,” ujar Rudi.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana mengatakan, pasien positif Covid-19 di RSUD Raja Ahmad Tabib di Tanjung Pinang sudah melebihi kapasitas. Tempat isolasi yang awalnya berjumlah 15 ruang kini terpaksa ditambah menjadi 30 ruang.
Agar pasien tetap tertampung, sebanyak 15 ruang isolasi tambahan juga disiapkan di RSUD Kota Tanjung Pinang dan RS Angkatan Laut Dr Midiyato Suratani. ”Kalau masih kurang, sebagai alternatif dalam skenario terburuk, pasien bisa dibawa ke RS Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang, Batam,” kata Tjetjep.
Keterbatasan fasilitas kesehatan itu memaksa pasien Covid-19 tanpa gejala harus menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing. Hal ini menimbulkan masalah baru karena tidak semua pasien memiliki rumah yang ideal untuk karantina.
”Sebenarnya kami sudah menyiapkan lokasi karantina di Gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, Bintan, yang bisa menampung 90 orang, tetapi batal karena ditolak warga,” ucap Tjetjep.
Di Tanjung Pinang, kini ada sembilan tenaga kesehatan di RSUD Raja Ahmad Tabib dan RS AL Dr Midiyato Suratani yang positif terinfeksi Covid-19. Tjetjep mengatakan, gugus tugas telah mendatangkan 15 dokter tambahan untuk membantu pelayanan di RSUD Raja Ahmad Tabib. Menurut dia, dalam waktu dekat, gugus tugas juga akan mendatangkan perawat tambahan bagi RS tersebut.