Data Covid-19 Ciayumajakuning, Indramayu Paling Lambat dan Minim
Publikasi data perkembangan kasus Covid-19 di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, Jawa Barat, belum optimal. Bahkan, Indramayu tidak memperbarui datanya hingga empat hari. Padahal, publik butuh data itu.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Publikasi data perkembangan kasus Covid-19 di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, Jawa Barat, belum optimal. Bahkan, Indramayu tidak memperbarui datanya hingga empat hari. Padahal, publik membutuhkan transparansi data.
Hingga Selasa (18/8/2020) pukul 08.30, laman http://covid19.indramayukab.go.id/ masih menyajikan data perkembangan kasus Covid-19 Indramayu pada Kamis (13/8/2020) pukul 21.22. Artinya, data yang dapat diakses publik itu diperbarui setelah empat hari.
Hal serupa sempat terjadi pada Senin (10/8). Data yang tersaji terakhir diperbarui pada Kamis (6/8) malam atau terlambat empat hari. Sejumlah jurnalis pun mendesak Dinas Komunikasi dan Informatika Indramayu memperbarui data tersebut.
Tidak hanya lamban, publikasi data Covid-19 Indramayu juga dinilai belum optimal. Laman tersebut, misalnya, hanya menampilkan jumlah kasus konfirmasi, termasuk yang masih perawatan, sembuh, dan meninggal, kasus probable, suspek, dan kontak erat.
Grafik perkembangan kasus juga hanya sampai Selasa (11/8). Tidak ada data jumlah orang yang menjalani tes usap tenggorokan. Padahal, tes menjadi instrumen pemerintah daerah untuk mengidentifikasi kasus Covid-19. Laman itu juga tidak menunjukkan peta penyebaran kasus Covid-19 khusus Indramayu, tetapi Jabar.
Saya coba telusuri problemnya di mana. (Dedy Suprayogi)
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Indramayu Dedy Suprayogi mengatakan, pihaknya rutin memperbarui data perkembangan Covid-19. Namun, pihaknya belum paham kendala pembaruan data tersebut. ”Saya coba telusuri problemnya di mana,” ucapnya.
Selain Indramayu, Kabupaten Kuningan dan Majalengka juga tidak memublikasikan data jumlah tes usap laman informasi Covid-19, yakni https://covid19.kuningankab.go.id/ dan https://covid19.majalengkakab.go.id/. Meski demikian, kedua situs tersebut menunjukkan peta penyebaran kasus Covid-19 tingkat kecamatan.
Hanya Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon yang menampilkan data perkembangan jumlah tes usap. Kedua daerah tersebut juga konsisten menyediakan data penyebaran dan grafik jumlah kasus Covid-19.
Data bantuan sosial
Dari lima kota dan kabupaten di Jabar timur, hanya Kota Cirebon yang sempat menyajikan data bantuan sosial. Namun, pembaruan data terakhir dilakukan pada 16 Juni. Tak satu pun daerah yang menampilkan anggaran penanganan Covid-19 dan realisasinya.
Sebelumnya, saat berkunjung ke Indramayu awal Agustus, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, transparansi menjadi prinsip Jabar menangani kasus Covid-19. ”Informasi baik dibilang baik, buruk dibilang buruk. Tidak ada yang ditutupi,” kata Ridwan di hadapan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Pelaksana Tugas Bupati Indramayu Taufik Hidayat.
Khaerudin Imawan, pengajar Ilmu Komunikasi di Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, menilai, transparansi data dibutuhkan untuk meningkatkan kewaspadaan publik. ”Misalnya, daerah mana yang risiko penularannya paling tinggi. Dengan begitu, publik bisa menyiapkan langkah antisipatif,” katanya.
Apalagi, saat ini, tidak ada lagi pembatasan sosial berskala besar. Kasus Covid-19 di Ciayumajakuning juga terus meningkat. Kasus Covid-19 di daerah tersebut sudah lebih dari 40 orang. Bahkan, Kabupaten Cirebon sudah mencapai lebih dari 121 kasus.
Untuk itu, perkembangan data kasus dan tes perlu terus diperbarui. Apalagi, data itu menjadi patokan bagi media untuk menyebarkan informasi kepada publik.
Di sisi lain, ketersediaan data penanganan Covid-19, seperti serapan anggaran dan bansos, menjadi indikator upaya pemda mengendalikan dampak Covid-19. ”Dengan data, publik bisa melihat bagaimana pemanfaatan anggaran. Kalau data diabaikan, bisa terjadi malaadministrasi, terutama terkait bansos,” ungkapnya.