Munculnya kluster baru di destinasi wisata akan berdampak pada perputaran ekonomi daerah tersebut. Karena itu, pelaku wisata di daerah diminta menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Ada peningkatan kunjungan di Jawa Barat selama libur panjang akhir pekan ini. Untuk mengurangi potensi persebaran Covid-19 di lokasi wisata, pengelola wisata dan pemerintah daerah diminta menerapkan protokol kesehatan secara ketat karena munculnya kluster baru akan berdampak pada destinasi wisata.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat mencatat, peningkatan okupansi rata-rata hotel di Jabar pada libur panjang akhir pekan (long weekend) minggu ketiga Agustus 2020 mencapai 70 persen. Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar saat dihubungi, Kamis (20/8/2020), menuturkan, penambahan tersebut terjadi terutama di daerah wisata kawasan Pangandaran dan Garut.
Namun, peningkatan tersebut diperkirakan tidak akan terjadi lagi pada long weekend kali ini dengan prediksi maksimal 50 persen. Daerah-daerah yang mengalami peningkatan serupa dengan pekan lalu adalah daerah destinasi wisata di kawasan selatan Jabar.
”Akhir pekan kali ini, liburnya lebih panjang. Jadi, kunjungan hotel tidak akan menumpuk di satu hari. Peningkatan tetap ada, tetapi tidak ada yang mencapai lebih dari 70 persen seperti pekan lalu,” ujarnya.
Meski demikian, Herman tetap meminta pengelola hotel untuk menerapkan protokol kesehatan guna menghindari persebaran Covid-19 di Jabar. Setiap hotel diharapkan tetap memberlakukan pembatasan sosial dan mencegah kerumunan di kawasan hotel meski belum ada pembatasan untuk penghuni hotel.
Untuk kegiatan lain, seperti restoran dan pertemuan di hotel, pembatasan 50 persen tetap dilaksanakan. ”Kami meminta para pengusaha, pemangku kebijakan, dan warga sebagai pelanggan tetap bekerja sama agar tempat wisata tidak menjadi kluster Covid-19,” ucapnya.
Meski peningkatan okupansi hotel tidak setinggi pekan lalu, perjalanan wisata di kawasan Jabar masih tetap lebih tinggi daripada biasanya. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jabar mencatat, peningkatan kunjungan ke destinasi wisata di daerah mencapai 50 persen.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asita Jabar Budijanto Ardiansjah memaparkan, peningkatan kunjungan ini terjadi di kawasan Puncak (Kabupaten Bogor) serta Kota Bandung dan Lembang (Bandung Barat). ”Pergerakan warga saat liburan memang terpantau signifikan di daerah-daerah Bandung Raya dan Bogor Raya. Di daerah lain, seperti Cirebon, Garut, dan Pangandaran, juga meningkat,” katanya.
Peningkatan ini diharapkan sejalan dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih ketat. Kuota kunjungan sebanyak 50 persen dari total biasa, tutur Budijanto, sebaiknya diterapkan oleh pengelola wisata sehingga potensi persebaran Covid-19 bisa ditekan. Apalagi, lokasi wisata yang menjadi kluster baru Covid-19 tidak boleh dibuka sampai persebarannya bisa ditekan.
“Bahaya kalau pariwisata ditutup karena geliat ekonomi dari pariwisata adalah hal yang bagus. Karena itu, kontrol terhadap lokasi wisata dibutuhkan,” ujarnya.
Bahaya kalau pariwisata ditutup karena geliat ekonomi dari pariwisata adalah hal yang bagus. Karena itu, kontrol terhadap lokasi wisata dibutuhkan.
Perisai Group sebagai pengelola destinasi wisata Floating Market, Tahu Susu Lembang, The Great Asia Afrika, dan Farm House menerapkan pembatasan kunjungan 50 persen selama pandemi. Intania Setiati dari Public Relation Perisai Group mengatakan, hal tersebut dilakukan berdasarkan aturan yang ditetapkan untuk mengurangi potensi persebaran Covid-19.
Intania menyebutkan, hingga pekan lalu, kunjungan terbanyak hanya mencapai 50 persen dari kunjungan biasa sebelum pandemi. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan pihaknya akan menerapkan sistem buka-tutup jika kunjungan akhir pekan ini membeludak dari biasanya.
”Dari biasanya sebelum pandemi kunjungan 10.000 wisatawan per hari di akhir pekan, sekarang hanya 5.000-an orang per hari selama libur panjang pekan lalu. Jika akhir pekan ini ada kemungkinan melonjak, kami akan menerapkan pembatasan kunjungan. Hal itu sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan selain penggunaan pelindung wajah, masker, dan pembersihan arena secara berkala,” ujarnya.