Penyebaran Covid-19 di Jawa Timur Belum Terkendali
Wabah Covid-19 di Jawa Timur belum terkendali. Hal itu terlihat dari penambahan harian kasus warga terjangkit dan kematian yang masih tinggi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Penyebaran Covid-19 di Jawa Timur belum terkendali. Penambahan harian kasus baru dan kematian masih tinggi hingga Agustus 2020.
Kasus pertama warga Jatim terjangkit Covid-19 diumumkan pada Selasa (17/3/2020). Kala itu, yang terpapar adalah delapan warga Surabaya, Kota dan Kabupaten Malang. Hingga Senin (24/8/2020) atau 170 hari kemudian, Covid-19 telah menjangkiti 30.635 warga. Sebanyak 6.759 jiwa meninggal, 4.487 orang dirawat, dan 23.953 orang sembuh.
Dari data itu, rata-rata penambahan kasus harian 180-181 warga terjangkit per hari, 39-40 jiwa meninggal setiap hari, serta 140-141 jiwa sembuh per hari. Hal itu membuktikan penambahan kasus harian masih lebih tinggi daripada kesembuhan. Tingkat kematian juga masuk kategori tinggi.
Untuk bulan ini, penambahan kasus harian terendah ialah 180 kasus pada 2 Agustus. Sementara yang tertinggi, yakni 488 kasus, tanggal 16 Agustus. Untuk kematian terendah, nol kasus, terjadi pada 2 Agustus. Sementara angka tertinggi, yakni 40 jiwa meninggal, terjadi dua hari kemudian. Kesembuhan terendah, yakni 191 jiwa, di 2 Agustus dan tertinggi hingga 489 orang pada 7 Agustus.
”Secara umum belum terkendali,” ujar epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo.
Meski demikian, ada beberapa indikator epidemiologi yang memperlihatkan harapan positif. Pada bulan ini, belum terjadi lonjakan kasus harian tinggi. Lonjakan tertinggi terjadi di bulan Juli. Pada 4 Juli, ada penambahan kasus harian hingga 525 orang (10 Juli), bahkan 713 orang (12 Juli).
Menurut data peta risiko pada laman resmi https://covid19.go.id/peta-risiko, di Jatim ada dua wilayah zona merah atau risiko tinggi, yakni Surabaya dan Sidoarjo. Ada lima kabupaten zona kuning atau risiko rendah, yakni Madiun, Trenggalek, Situbondo, Tulungagung, dan Sampang. Sebanyak 31 kabupaten/kota lainnya ada di zona jingga atau risiko sedang.
”Situasinya fluktuatif dan dipengaruhi kedisiplinan warga,” kata Windhu.
Windhu mengatakan, status risiko penularan juga perlu dilihat konsistensinya selama empat minggu. Di Jatim belum ada yang zona hijau atau dikatakan aman. Pemerintah daerah yang saat ini berada di zona kuning harus meningkatkan kinerja. ”Kalau empat minggu berturut-turut stabil, itu lumayan meskipun belum aman,” kata Windhu.
Indikatornya, penambahan kasus harian dan kematian menurun bahkan sampai nol dan bertahan dan meningkatnya angka kesembuhan. Di sisi lain, cakupan tes deteksi Covid-19 ke warga minimal 1 per 1.000 penduduk per minggu sesuai standar WHO.
Jika berbagai indikator tadi belum terpenuhi, sebaiknya pemerintah daerah tidak mengklaim daerahnya aman dari Covid-19. Selain itu, aparatur dan masyarakat tetap perlu meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi mengatakan, pengendalian wabah memerlukan dukungan luas publik dalam hal penerapan protokol kesehatan. ”Tidak bisa tim terpadu menangani sendiri,” kata Joni, yang juga Direktur RSUD Dr Soetomo, Surabaya, satu dari tiga rujukan utama pasien Covid-19 di Jatim.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, telah ada acuan hukum bagi gubernur, bupati, dan wali kota untuk penanganan situasi seperti kini. Perangkat itu ialah rancangan peraturan daerah sebagai perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat.
Regulasi itu masih menunggu penyelesaian kajian Kementerian Dalam Negeri sebelum disahkan. Aturan itu memuat penegakan hukum oleh satpol PP dibantu Polri dan TNI terhadap warga yang terindikasi melanggar sebagai upaya untuk penanganan situasi wabah. Sanksi yang bakal dikenakan adalah denda dan atau penjara. Keberadaan regulasi ini diharapkan mendorong warga untuk berhati-hati, tidak meremehkan wabah, dan patuh serta disiplin menerapkan protokol kesehatan.