Selama ini, satu-satunya jalan representatif antarkabupaten adalah jalan nasional lintas sumatera. Jalan tersebut digunakan oleh semua moda transportasi, seperti angkutan umum, sepeda motor, dan angkutan barang.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Jalan Tol Trans-Sumatera seksi empat sepanjang 13,5 kilometer dari Blang Bintang ke Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, rampung. Direncakan jalan tol itu akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Direktur Utama PT Hutama Karya Budi Harto melalui keterangan tertulis, Senin (24/8/2020), mengatakan, ini adalah jalan tol pertama di provinsi paling barat Nusantara. ”Pembangunan tol pertama di Aceh terbilang cukup pesat. Selama 18 bulan rampung,” kata Budi.
Seksi empat yang telah rampung itu adalah bagian dari ruas jalan tol Kota Banda Aceh-Sigli, Kabupaten Pidie, dengan panjang 74,2 kilometer yang dibagi dalam enam seksi. Lima seksi lagi masih dalam proses pembangunan dengan progres konstruksi 50 persen dan pengadaan tanah 86 persen. Hutama Karya menargetkan operasional ruas Banda Aceh-Sigli pada akhir 2021.
Pembangunan tol pertama di Aceh terbilang cukup pesat. Selama 18 bulan rampung.
Budi mengatakan, jalan tol seksi empat statusnya operasional, tetapi baru akan dibuka untuk umum setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Gerbang tol berada sekitar 3 km dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda sehingga memudahkan konektivitas transportasi.
Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) merupakan program strategis nasional untuk membangun konektivitas antarprovinsi di Pulau Sumatera. Pada 2024 ditargetkan jalan bebas hambatan itu terhubung dari Aceh hingga Lampung. Jalan tol di Sumatera Selatan dan Lampung telah dioperasikan sejak 2018.
”Pemerintah terus berupaya meningkatkan layanan infrastruktur mendukung jalur logistik untuk pemulihan ekonomi nasional,” kata Budi.
Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Sofyan Saleh menuturkan, kehadiran tol di Aceh mempermudah akses transportasi di Aceh. Selama ini, satu-satunya jalan representatif antarkabupaten adalah jalan nasional lintas Sumatera. Jalan tersebut digunakan oleh semua moda transportasi, seperti angkutan umum, sepeda motor, dan angkutan barang.
”Selama ini harus melintasi gunung, jalan yang berkelok-kelok kecepatan rata-rata hanya 60 km per jam. Dengan ada tol, daya tempuh semakin cepat,” kata Sofyan.
Tol Banda Aceh-Sigli akan memangkas lama tempuh dari biasanya 2 jam menjadi 45 menit. Sofyan mengatakan, kecepatan waktu tempuh membuat biaya perjalanan semakin murah.
Selama ini harus melintasi gunung, kecepatan rata-rata hanya 60 km per jam. Dengan ada tol, daya tempuh semakin cepat.
Jafaruddin (45), pengusaha angkutan barang, menuturkan, kehadiran tol akan membuat jarak tempuh dan biaya angkut dari Sumatera Utara ke Banda Aceh lebih efektif. Selama ini perjalanan mencapai dua hari satu malam. Jika sudah ada tol, lama tempuh bisa satu hari satu malam.
Jafaruddin menyambut baik rencana pemerintah membangun jalan tol lintas Sumatera. Melalui jalan tol, jarak tempuh lebih singkat dan biaya operasional lebih rendah. Selain itu, gangguan seperti jembatan rusak, banjir, dan teror bajing loncat tidak menghambat perjalanan.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Aceh, Komisaris Besar Dicky Sondani mengatakan, kehadiran tol akan mengurangi kepadatan jalan lintas Sumatera sehingga potensi kecelakaan akan menurun. ”Selama ini kecelakaan didominasi oleh roda dua dengan mobil. Kalau sudah ada tol, potensi kecelakaan berkurang,” kata Dicky.