Kluster Pondok Pesantren di Banyuwangi Terus Bertambah
Dinas Kesehatan Banyuwangi terus menelusuri penyebaran virus SARS-CoV-2 di kluster pondok pesantren. Hingga kini, jumlah konfirmasi kasus positif terus bertambah menjadi 93 kasus.
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Dinas Kesehatan Banyuwangi, Jawa Timur, terus menelusuri penyebaran virus SARS-CoV-2 di kluster pondok pesantren. Hingga kini, jumlah konfirmasi kasus positif bertambah menjadi 93 kasus.
Hingga Selasa (25/8/2020), jumlah kasus positif di Banyuwangi mencapai 195 kasus. Dari jumlah tersebut, delapan orang meninggal. ”Kami telah melakukan survei epidemiologi dan tracing kontak erat dari enam santri yang lebih dahulu dinyatakan positif Covid-19. Ditemukan 502 santri kontak erat dan bergejala mengarah ke Covid-19. Hingga hari ini tercatat 93 santri terkonfirmasi Covid-19,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono.
Pada Jumat (21/8/2020), Dinas Kesehatan Banyuwangi pertama kali merilis munculnya kluster pondok pesantren dengan jumlah mencapai 77 kasus. Pada Senin (24/8/2020), jumlahnya bertambah menjadi 82 kasus dan Selasa (25/8/2020) menjadi 93 kasus.
Widji mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengasuh pondok untuk memfasilitasi isolasi mandiri di lingkungan pondok pesantren. Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi juga menurunkan lima tim yang terdiri dari tim pemeriksa kesehatan, tim tracing, tim swab, tim trauma healing, dan tim disinfeksi ke lingkungan pondok pesantren.
Tim pemeriksa kesehatan bertugas memeriksa dan mengobati santri yang sakit. Setiap hari ada beberapa dokter dan perawat bertugas untuk memantau kesehatan para santri. Sementara tim tracing bertugas mengidentifikasi santri yang menunjukkan gejala mengarah ke Covid-19.
”Tim tracing sudah bekerja sejak 15 Agustus. Hingga saat ini setidaknya sudah 600 santri dilacak. Kami juga memiliki tim swab yang bertugas mengambil uji usap di lingkungan pondok maupun di rumah sakit. Sedikitnya sudah 500 santri mengikuti uji usap ini,” tutur Widji.
Dinas Kesehatan juga menurunkan tim trauma healing. Tim ini bertugas mendampingi santri untuk beraktivitas, misalnya senam di halaman agar mendapatkan sinar matahari yang dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh. Adapun tim disinfeksi yang terdiri dari BPBD Banyuwangi, Dinas Kesehatan, dan Palang Merah Indonesia bertugas melakukan penyemprotan di seluruh kawasan pondok.
Hingga saat ini setidaknya sudah 600 santri dilacak.
Secara terpisah, Juru Bicara Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Tegalsari, Nihayatul Wafiroh mengatakan, hingga saat ini kondisi Pondok Pesantren Darussalam dalam keadaan baik. Para santri yang menjalani isolasi juga dalam keadaan stabil.
”Kondisi santri yang diisolasi baik. Hanya ada satu dua anak yang sakit mata dan saat ini sudah ditangani,” ujarnya.
Nihayatul mengakui pihaknya juga sudah memberikan minuman herbal, madu, buah, dan suplemen kesehatan untuk menjaga imunitas tubuh para santri. Kebutuhan tersebut disediakan secara mandiri oleh pihak pondok pesantren dan juga bantuan dari berbagai pihak.
Perhatian diberikan pula kepada santri-santri yang kondisinya sehat dan tidak ada riwayat kontak erat dengan rekan-rekannya yang sakit. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi santri yang jatuh sakit.