Masih Jadi Kluster Penularan, Pelayanan RSUD Kuningan Ditutup Lima Hari
Pelayanan rawat jalan di RSUD 45 Kuningan, Jawa Barat, ditutup lima hari setelah 19 pegawainya terkonfirmasi positif Covid-19. Awal Agustus lalu, 18 pegawai juga terpapar Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Daerah 45, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, masih menjadi kluster penularan Covid-19 setelah 19 pegawainya terpapar virus korona baru. Pelayanan rawat jalan di rumah sakit itu pun ditutup selama lima hari.
Hal itu tercantum dalam Surat Edaran Nomor 449/1072/Yanmedik.2020 tentang Langkah-langkah RSUD 45 Sehubungan dengan Pegawai yang Terkonfirmasi Positif Covid-19. Penutupan layanan rawat jalan mulai Rabu (26/8/2020) hingga Minggu (30/8/2020).
Instalasi gawat darurat (IGD) RSUD 45 hanya melayani kasus yang mengancam jiwa pasien. Pelayanan hemodialisis dan talasemia juga masih buka dengan protokol kesehatan. Di luar itu, pasien akan dirujuk ke rumah sakit lain.
Sebagai rujukan penanganan Covid-19, RSUD 45 tetap melayani pasien Covid-19. Adapun pasien rawat inap hanya diperbolehkan dijaga oleh satu orang. Pelayanan di rumah sakit akan kembali normal pada Senin (31/8/2020).
Direktur RSUD 45 Kuningan Deki Saefullah, Rabu, mengatakan, penutupan layanan rawat jalan dilakukan karena 19 pegawai positif Covid-19. Mereka terdiri dari seorang dokter dan 18 tenaga kesehatan.
Kasus tersebut ditemukan setelah uji usap massal di rumah sakit pada 10-11 Agustus. Namun, pihaknya baru menerima hasil pemeriksaan dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Lakesda) Jabar di Bandung pada Selasa (25/8/2020) atau sekitar dua pekan setelah tes.
Sebanyak 19 pegawai tersebut menjalani isolasi mandiri karena tidak memiliki gejalan klinis. ”Hari ini dan besok akan kami swab (tes usap) ulang. Kalau hasilnya negatif, semuanya bisa bekerja Senin depan. Semua pegawai juga sudah tes swab,” katanya.
Sebelumnya, awal Agustus, 11 perawat, 4 dokter internship, 3 dokter, serta seorang petugas kebersihan RSUD 45 juga terkonfirmasi positif Covid-19. RSUD 45 pun menjadi kluster baru penularan Covid-19.
Saat itu, IGD ditutup selama 12 jam, sedangkan pelayanan rawat jalan masih berlangsung. Kunjungan juga diperketat. Selain harus menjalani tes uji cepat, pasien juga hanya boleh ditemani seorang penjaga.
Deki belum mengetahui pasti dari mana pegawainya tertular Covid-19. Selain mengenakan alat pelindung diri (APD) standar, mereka juga tidak menangani langsung pasien Covid-19 di ruangan isolasi. Bahkan, sebagian besar yang terpapar Covid-19 itu merupakan pegawai administrasi. ”Kemungkinan besar mereka terpapar di luar rumah sakit,” ucapnya.
Tim penanganan Covid-19 sebanyak 60 orang masih bisa bekerja.
Menurut Deki, pihaknya belum membutuhkan bantuan tenaga kesehatan dari luar. Tim penanganan Covid-19 sebanyak 60 orang, lanjutnya, masih bisa bekerja.
Hingga kini tercatat 110 orang positif Covid-19 di Kuningan. Dua di antaranya meninggal dan 69 orang lainnya dinyatakan sembuh. Kuningan menjadi daerah dengan kasus positif tertinggi kedua di wilayah Jabar timur setelah Kabupaten Cirebon dengan 176 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Susi Lusiyanti mengatakan, pihaknya terus melakukan pelacakan dan tes setelah kasus Covid-19 ditemukan. Hingga kini, lebih dari 3.500 orang telah menjalani tes usap. Angka itu berkisar 0,3 persen dari jumlah penduduk Kuningan, yakni 1.080.804 jiwa. Semakin luas cakupan tes, semakin banyak kasus yang terdeteksi.
Namun, tes terkendala pemeriksaan sampel usap gratis yang masih bergantung kepada Labkesda Jabar di Bandung. Hasilnya pun bisa lebih dari sepekan. Susi mengakui, pihaknya kekurangan anggaran untuk memeriksa hasil sampel usap di Cirebon, tetangga Kuningan.
Terkait antisipasi lonjakan kasus, pihaknya telah menyiapkan 50 tempat tidur untuk pasien Covid-19 yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. ”Kalau meningkat lagi kasusnya, kami masih menyiapkan 80 bed (tempat tidur) lagi,” ujarnya.
Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Catur Setiya Sulistiyana, menilai, penularan di RSUD 45 belum tentu berasal dari rumah sakit. ”Di dalam, tenaga kesehatan berpakaian APD lengkap, tetapi di luar, kan, tidak. Apalagi, aktivitas warga sudah seperti normal sebelum pandemi,” katanya.