Kasus Positif Bertambah 115 di Sumut, Razia Masker Digencarkan
Penularan Covid-19 belum terkendali di Sumatera Utara. Kasus positif bertambah 115 dalam sehari. Beban rumah sakit dan tenaga kesehatan kian berat dengan bertambahnya kasus positif dan suspek Covid-19 yang harus dirawat.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Penularan Covid-19 belum terkendali di Sumatera Utara. Kasus positif kembali bertambah 115 dalam sehari. Beban rumah sakit dan tenaga kesehatan pun kini kian berat dengan terus bertambahnya kasus positif dan suspek Covid-19 yang harus dirawat.
”Mari kita mengurangi beban tenaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Penggunaan masker, menjaga jarak, dan cuci tangan dapat memutus rantai penularan secara signifikan,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Mayor (Kes) Whiko Irwan, Selasa (1/9/2020).
Whiko mengatakan, kasus positif di Sumut kini sudah mencapai 6.942 orang. Sebanyak 4.064 orang di antaranya telah sembuh dan 319 orang meninggal. Dalam sehari terakhir juga bertambah empat pasien Covid-19 yang meninggal. Korban meninggal di Sumut masih terus bertambah dengan rasio 4,5 persen dari kasus positif.
Sementara rasio kasus positif pun masih cukup tinggi, yakni mencapai 16,1 persen dari 42.949 spesimen yang telah diuji dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR). Rasio itu menggambarkan penularan masih cukup tinggi karena masih jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni maksimal 5 persen. Namun, rasio kasus positif di Sumut terus turun setelah sempat mendekati 19 persen.
Menurut Whiko, meningkatnya temuan kasus positif menggambarkan penularan Covid-19 masih terus terjadi di tengah masyarakat. Namun, peningkatan juga dipengaruhi oleh semakin masifnya penapisan yang dilakukan pemerintah. Saat ini, Sumut melakukan uji PCR terhadap lebih dari 1.000 spesimen per hari, meningkat dari sebelumnya sekitar 600 spesimen per hari.
Dari penapisan yang semakin luas, gugus tugas kini menemukan kasus positif tanpa gejala yang semakin banyak. Sekitar 40 persen kasus positif di Sumut merupakan tanpa gejala.
”Karena itu, penerapan protokol kesehatan sangat penting karena kita tidak tahu siapa yang positif Covid-19. Orang tanpa gejala bisa menjadi sumber penularan, terutama jika tidak diterapkan protokol kesehatan,” kata Whiko.
Whiko mengatakan, hingga kini Medan dan Deli Serdang masih menjadi episentrum penularan Covid-19 di Sumut. Namun, penerapan protokol Covid-19 masih sangat minim di kawasan itu.
Beban tenaga kesehatan pun semakin tinggi dengan terus bertambahnya kasus positif Covid-19 di Sumut. Hingga kini sudah 16 dokter di Sumut meninggal akibat Covid-19.
Penerapan protokol kesehatan sangat penting karena kita tidak tahu siapa yang positif Covid-19. Orang tanpa gejala bisa menjadi sumber penularan, terutama jika tidak diterapkan protokol kesehatan. (Whiko Irwan)
Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, kesadaran masyarakat sangat penting untuk memaksimalkan penerapan protokol Covid-19. Pemkot Medan pun kini membentuk tim sosialisasi dan pengawas protokol Covid-19 hingga tingkat kelurahan.
”Kami mohon kesadaran masyarakat untuk selalu memakai masker jika keluar rumah atau saat berbicara dengan orang lain,” katanya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pemkot Medan M Sofyan mengatakan, saat ini pihaknya semakin masif melakukan pengawasan penerapan protokol Covid-19. ”Pengawasan melibatkan semua organisasi perangkat daerah agar bisa menjangkau semua tempat publik yang rawan menjadi tempat penularan,” katanya.
Sofyan menyebutkan, sekitar 100 KTP warga ditahan setiap hari dari hasil penindakan terhadap pelanggar protokol Covid-19. Selain penahanan KTP, petugas juga menjatuhkan sanksi teguran dengan hukuman push-up dan menyanyikan lagu wajib nasional. Razia pun dilakukan di jalan raya, pasar, mal, dan tempat publik lainnya.
”Kami berharap penindakan ini bisa memberikan efek jera dan menciptakan kesadaran masyarakat untuk semakin disiplin melaksanakan protokol Covid-19,” kata Sofyan.