Ruang Isolasi di Sulut Lengang meski Kasus Terus Bertambah
Ruang-ruang isolasi sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Sulawesi Utara justru lengang meski kasus baru terus bertambah. Kasus Covid-19 di Sulut juga didominasi kasus tanpa gejala yang tak memerlukan perawatan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Ruang-ruang isolasi sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Sulawesi Utara justru lengang meski kasus baru terus bertambah. Kondisi ini dipengaruhi peningkatan kapasitas laboratorium mempercepat identifikasi kesembuhan sehingga pasien cepat keluar dari ruang isolasi. Selain itu, kasus Covid-19 di Sulut juga didominasi kasus tanpa gejala yang tak memerlukan perawatan di rumah sakit.
Dihubungi dari Manado, Selasa (1/9/2020), Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sulut dr Lidya Tulus mengatakan, secara keseluruhan, ada 6.538 tempat tidur rumah sakit di Sulut. Sebanyak 1.191 di antaranya dikhususkan sebagai ruang isolasi khusus Covid-19.
Kendati begitu, hanya 15,8 persen dari jumlah tempat tidur di ruang isolasi yang terpakai. Hal itu bertolak belakang dengan Mei lalu ketika 54 persen tempat tidur di Sulut telah terisi. ”Namun, data terakhir pada Senin (31/8/2020), hanya 189 tempat tidur yang terisi oleh pasien-pasien terkait Covid-19, baik yang terkonfirmasi positif, kasus suspek, maupun kasus probable,” kata Lidya.
Lidya menambahkan, penanganan Covid-19 di Sulut melibatkan rumah sakit pemerintah dan swasta. Ada 4 rumah sakit rujukan utama, 14 rumah sakit rujukan penunjang, dan 27 rumah sakit penunjang pelengkap.
Hingga Senin malam, Sulut telah mengakumulasi 3.848 kasus positif Covid-19. Sebanyak 921 di antaranya masih berstatus kasus aktif. Terdapat pula 128 kasus suspek dan 9 kasus probable yang dirawat di rumah sakit. Hanya ada 52 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang sedang dirawat di rumah sakit.
Ruang isolasi Covid-19 yang lengang salah satunya terdapat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof dr RD Kandou. Kepala bidang medik rumah sakit rujukan utama itu, dr Handry Takasenseran, mengatakan, hanya 52 tempat tidur di ruang isolasi yang terisi dari total 172 yang disediakan.
Sebanyak 41 di antaranya adalah kasus suspek, sementara satu kasus lagi probable. Artinya, hanya ada 10 pasien terkonfirmasi positif yang sedang dirawat. ”Selama sebulan terakhir, memang berkurang yang perlu rawat inap. Rumah sakit tidak penuh,” kata Handry.
Menurut Handry, sebenarnya, jumlah pasien yang diterima sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Namun, RSUP Kandou telah memiliki mesin uji reaksi rantai polimerase (PCR) berkapasitas 94 sampel untuk menguji sampel pasien terkait Covid-19 yang dirawat. Karena itu, kesembuhan dapat ditentukan dalam tiga sampai empat hari sehingga pasien bisa lebih cepat keluar dari ruang isolasi.
”Dulu ruang isolasi penuh karena sampel harus dikirim ke luar daerah dan hasilnya baru keluar dua sampai empat minggu kemudian. Revisi kelima pedoman penanganan Covid-19 juga memudahkan prosedur pengeluaran pasien dari ruang isolasi setelah sembuh,” kata Handry.
Di Rumah Sakit Angkatan Darat Robert Wolter Mongisidi, jumlah tempat tidur khusus Covid-19 telah dikurangi dari kisaran 100 menjadi hanya 40. Hingga Selasa, hanya 25 tempat tidur yang terisi, yakni delapan untuk kasus terkonfirmasi positif, tiga kasus probable, dan 14 kasus suspek.
Memang kasus terus bertambah, tetapi kebanyakan tanpa gejala sehingga tidak harus dirawat inap.
Kepala rumah sakit itu, dr Kolonel Abdul Alim, mengatakan, revisi kelima menyatakan orang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala tidak perlu dirawat di rumah sakit, melainkan hanya isolasi mandiri. Hal ini pula yang mengurangi beban rumah sakit. ”Memang kasus terus bertambah, tetapi kebanyakan tanpa gejala sehingga tidak harus dirawat inap,” katanya.
Menurut Abdul, kasus dengan gejala berat yang diterima rumah sakitnya berkurang. ”Mudah-mudahan ini gambaran yang sebenarnya dari Covid-19 di Sulut,” ujarnya.
Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah Bitung hanya merawat seorang pasien suspek dan 6 pasien terkonfirmasi positif. Jumlah itu hanya 24,13 persen dari total 29 tempat tidur di ruang isolasi di rumah sakit tersebut.
”Hanya di awal-awal pandemi rumah sakit kami full (penuh). Memang sekarang temuan banyak, tetapi rata-rata tidak bergejala sehingga orang hanya isolasi mandiri,” kata dr Piter Lumingkewas, Direktur RSUD Bitung.
Lengangnya rumah sakit di Sulut bertolak belakang dengan Sumatera Barat dan Kalimantan Timur yang justru berupaya menambah jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan. Kasus di dua daerah tersebut juga terus meningkat. Di Sumbar, misalnya, terdapat peningkatan 68-90 kasus positif setiap hari.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, kasus Covid-19 di Sulut belum terkendali. Sepekan terakhir, Sulut pun ketambahan 294 kasus baru Covid-19. Namun, mayoritas kasus yang berhasil diidentifikasi adalah kasus tanpa gejala sehingga surveilans di masyarakat harus terus ditingkatkan dengan mengambil sampel usap secara massal.